Site icon Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia

Tafsir Surah Al-‘Ankabut ayat 26-27

Tafsir Surah Al-'Ankabut 66-67

Tafsir Surah Al-'Ankabut 66-67

Tafsir Surah Al-‘Ankabut ayat 26-27 dikisahkan setelah melihat mukjizat Nabi Ibrahim yang tidak terbakar api Lut bin Haran segera menyatakan keimanannya dengan gembira Nabi Ibrahim menyambutnya serta berucap akan menjadikan negeri Syam sebagai tempatnya berhijrah. Hingga selanjutnya dalam Tafsir Surah Al-‘Ankabut ayat 26-27 ini Lut lah yang menjadi orang pertama menemani Nabi Ibrahim berhijrah.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Al-‘Ankabut ayat 21-25


Ayat 26

Pada ayat ini disebutkan seorang hamba Allah yang bernama Lut yaitu Lut bin Haran. Beliau anak saudara Nabi Ibrahim. Setelah menyaksikan kehebatan mukjizat Allah atas Nabi Ibrahim (tidak hangus dimakan api), ia segera menyatakan keimanannya. Ibrahim menyambut gembira pengikut pertamanya itu dengan ucapan, “Aku akan menjadikan negeri Syam sebagai kampung tempat aku berhijrah.”

Menurut keterangan ahli sejarah, kampung yang dijadikan Ibrahim tempat berhijrah tersebut adalah dalam wilayah Kufah yaitu Kutsa sampai ke negeri Syam. Lut semakin kuat keimanannya dengan memperoleh hidayah dari Allah, meskipun hidup dalam suasana masyarakat yang porak-poranda, membuang waktu, dan melakukan pekerjaan yang tiada bermanfaat.

Jika Ibrahim diam tanpa menjalankan tugas dakwah, maka hal itu adalah tanda tidak setuju atas perbuatan mungkar yang dilakukan kaumnya. Ibrahim berkata dalam hatinya, jika ia tinggal tetap di negerinya, berarti ia membuang waktu dengan percuma. Atas pertimbangan inilah Ibrahim hijrah ke negeri Syam.

Imam al-Baihaqi meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa di antara kaum Muslimin (pada masa Rasulullah saw) yang pertama hijrah dengan keluarganya adalah sahabat Utsman bin ‘Affan:

عَنْ اَنَسِ ِابْنِ مَالِك رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: خَرَجَ عُثْمَانُ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ مُهَاجِراً اِلَى أَرْضِ الْحَبَشَةِ وَمَعَهُ رُقيَّةُ بِنْتُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاحْتَبَسَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَبْرُهُمْ وَكَانَ يَخْرُجُ يَتَوَكَّفُ عَنْهُمُ الْخَبْرَ فَجَاءَتْهُ امْرَأَةٌ فَأَخْبَرَتْهُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِنَّ عُثْمَانَ أَوَّلُ مَنْ هَاجَرَ اِلَى اللهِ بِأَهْلِهِ بَعْدَ لُوْطٍ. (رواه الطبرانى)

Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata, “Utsman bersama istrinya Ruqayah binti Rasulullah berhijrah ke negeri Habsyah. Kemudian  Rasulullah tertahan tidak mendapat berita tentang keadaan mereka di Habsyah, padahal beliau mengharapkan berita mereka. Kemudian ada seorang wanita yang menyampaikan kabar tentang ‘Utsman dan putri beliau kepada Nabi, Rasulullah kemudian bersabda, ‘Utsman adalah orang pertama yang hijrah dengan keluarganya kepada Allah sesudah Nabi Lut’.” (Riwayat ath-Thabrani)

Berdasarkan hadis di atas, jelaslah bahwa Lut adalah orang pertama yang terpaksa melakukan hijrah bersama Ibrahim demi menyelamatkan agamanya. Alasan Ibrahim melakukan hijrah itu adalah karena Allah sajalah yang berkuasa untuk memberikan pertolongan kepadanya.

Allah yang mencegah niat seseorang yang ingin berbuat jahat kepadanya. Dia Maha Bijaksana dalam mengatur urusan makhluk-Nya, dan segala apa yang mereka usahakan. Sebab lain adalah karena negeri Ibrahim sudah tidak kondusif untuk menjaga iman pengikutnya.

Ayat 27

Pada ayat ini, Allah menceritakan beberapa nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada Ibrahim di dunia dan akhirat sebagai imbalan dari keikhlasan beliau dalam beramal. Nikmat karunia tersebut adalah antara lain:

فَلَمَّا اعْتَزَلَهُمْ وَمَا يَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۙوَهَبْنَا لَهٗٓ اِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَۗ وَكُلًّا جَعَلْنَا نَبِيًّا

Maka ketika dia (Ibrahim) sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak dan Yakub. Dan masing-masing Kami angkat menjadi nabi. (Maryam/19: 49)

Pada ayat lain diterangkan pula:

 وَوَهَبْنَا لَهٗٓ اِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ نَافِلَةً ۗوَكُلًّا جَعَلْنَا صٰلِحِيْنَ

Dan Kami menganugerahkan kepadanya (Ibrahim) Ishak dan Yakub, sebagai suatu anugerah. Dan masing-masing Kami jadikan orang yang saleh. (al-Anbiya’/21: 72)

إِنَّ الْكَرِيْمَ ابْنَ الْكَرِيْمِ ابْنِ الْكَرِيْمِ ابْنِ الْكَرِيْمِ يُوْسُفُ بْنُ يَعْقُوْبَ بْنِ اِسْحَاقَ بْنِ اِبْرَاهِيْمَ. (رواه البخاري و مسلم عن أبي هريرة)

Sesungguhnya orang yang dikatakan mulia adalah anak dari orang mulia, anak dari orang yang mulia, anak dari orang yang mulia, yaitu Yusuf bin Yakub bin Ishak bin Ibrahim. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

قَالُوْا مَنْ فَعَلَ هٰذَا بِاٰلِهَتِنَآ اِنَّهٗ لَمِنَ الظّٰلِمِيْنَ ٥٩ قَالُوْا سَمِعْنَا فَتًى يَّذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهٗٓ اِبْرٰهِيْمُ ۗ  ٦٠

Mereka berkata, “Siapakah yang melakukan (perbuatan) ini terhadap tuhan-tuhan kami? Sungguh, dia termasuk orang yang zalim.” Mereka (yang lain) berkata, “Kami mendengar ada seorang pemuda yang mencela (berhala-berhala ini), namanya Ibrahim.” (al-Anbiya’/21: 59-60)

Nabi Ibrahim adalah satu-satunya nabi yang memperoleh gelar “Khalilullah” (kekasih Allah).

Ringkasnya Allah telah menganugerahkan kepada Ibrahim berbagai macam kebahagiaan dunia dan akhirat.

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya: Tafsir Surah Al-‘Ankabut ayat 28-35


Exit mobile version