Setelah mengetahui tentang hukum nun sukun dan tanwin dalam Ilmu Tajwid, kita akan beranjak membahas hal yang lebih rinci terkait nun sukun itu sendiri. Artikel ini membahas tentang macam-macam nun sukun yang dibaca idzhar menurut qiraat Ashim riwayat Hafs thariq Syathibi secara singkat dan jelas.
Nun sukun, sebagaimana yang dikutip dalam kitab al-Mufid fi ‘Ilm at-Tajwid adalah nun yang tidak berharakat (baik itu tanpa syakl maupun ada tanda sukunnya) dan dapat terletak di tengah maupun akhir. Nun sukun dapat terletak di isim (kata benda), fi’il (kata kerja), maupun huruf (kata yang tidak dapat berdiri sendiri).
Idzhar secara bahasa berarti menjelaskan. Nun sukun yang dibaca idzhar adalah nun sukun yang diucapkan secara jelas tanpa ada hukum ghunnah (dengung) serta langsung membaca huruf setelahnya tanpa ada pemisah (fashil) atau diam sejenak (saktah).
Idzhar Halqi
Pertama adalah Idzhar Halqi yang masuk dalam bab hukum nun sukun dan Tanwin. Nun sukun yang apabila bertemu huruf-huruf halqi maka dibaca idzhar atau jelas. Halqi adalah huruf-huruf yang tempat keluar (makhraj) nya berasal dari tenggorokan (halq). Huruf halqi berjumlah 6 huruf yaitu
ء ه ع غ ح خ
Contoh nun sukun dalam hukum bacaan Idzhar Halqi cukup banyak ditemukan di dalam al-Quran. Diantaranya nun sukun bertemu ha dalam Q.S. al-Kautsar [108]: 3 dan nun sukun bertemu kha dalam Q.S. Al-Qari’ah [101]: 8
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِيْنُهُ
Alasan idzhar-nya nun sukun yang bertemu huruf Halqi adalah karena makhraj antar huruf nun dengan huruf Halqi yang berjauhan. Rinciannya, makhraj huruf nun terletak di ujung lidah, sedangkan makhraj huruf-huruf Halqi berada di tenggorokan.
Idzhar Muthlaq
Kedua, hukum pengecualian dari hukum Idgham Bi Ghunnah yaitu Idzhar Muthlaq. Nun sukun yang apabila bertemu huruf ya atau wawu dalam satu kata maka hukum bacaannya adalah Idzhar Muthlaq. Kata kunci yang membedakan antara Idgham Bi Ghunnah dan Idzhar Muthlaq adalah satu kata, meski hurufnya sama.
Baca Juga: Hukum Nun Sukun dan Tanwin dalam Ilmu Tajwid
Contoh nun sukun dalam hukum bacaan Idzhar Muthlaq di dalam al-Quran hanya terdapat dalam 4 kata saja yaitu (الدُّنْيَا) di semua tempat, (بُنْيَان) di semua tempat, (صِنْوَان), dan (قِنْوَان).
Alasan idzhar-nya nun sukun dalam hukum bacaan Idzhar Muthlaq adalah agar tidak menyerupai dengan kata mudha’af (kata yang ain dan lam fi’il-nya sama hurufnya) sehingga maknanya menjadi samar atau tidak jelas.
Idzhar Riwayah
Terakhir, nun sukun dibaca Idzhar yang terletak di fawatihus suwar (pembuka-pembuka surat). Berbeda dengan dua hukum sebelumnya, nun sukun idzhar ini terletak dalam bentuk huruf. Sebagaimana diketahui bahwa membaca huruf-huruf fawatihus suhar adalah seperti mengeja nama huruf itu.
Idzhar riwayah ini muncul apabila menyambungkan (washal) huruf fawatihus suwar dengan kata berikutnya. Idzhar riwayah ini hanya terdapat dalam fawatihus suwar yang ada dalam 3 surat saja, yaitu Q.S. an-Naml [27]: 1, Yasin [36]: 1-2, dan al-Qalam [68]: 1.
طس تِلْكَ أَيَاتُ الْقُرْاَنِ وَكِتَابٍ مُبْيْنٍ
يس وَالْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ
ن وَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُوْنَ
Alasan idzhar-nya nun sukun dalam hukum bacaan Idzhar Riwayat ini adalah untuk menjaga batasan secara hukum. Seandainya nun sukun dalam fawatihus suwar disambungkan dengan kata berikutnya maka hilang pembatas diantara keduanya.
Pembatasan yang dimaksud ialah nun sukun dalam fawatihus suwar bukanlah huruf asli struktur kata (bina’) melainkan huruf yang muncul dari pengucapan (hija’) huruf hijaiah, sehingga menjadi jelas perbedaan atau batasan yang dimaksud.