BerandaIlmu TajwidJawaz al-Amrain: 5 Kondisi Huruf Ra Khusus dalam Ilmu Tajwid

Jawaz al-Amrain: 5 Kondisi Huruf Ra Khusus dalam Ilmu Tajwid

Setelah mempelajari bacaan tafkhim dan tarqiq dalam ilmu Tajwid, perlu dibahas lebih lanjut dan lebih rinci terkait huruf ra (ر) itu sendiri. Hal ini wajar mengingat huruf r memiliki kondisi-kondisi yang lebih banyak dibandingkan huruf lainnya. Salah satunya adalah Jawaz al-Amrain.

Artikel ini menjelaskan jawaz al-amran atau 5 kondisi khusus huruf ra dalam ilmu Tajwid yang bersumber dari kitab al-Wadhih fi Ahkam at-Tajwid karya Muhammad Isham Muflih al-Qudhat. Selain itu, ditambahkan pula hikmah atau alasan dibalik adanya jawaz al-amrain.

Kondisi huruf ra dalam al-Quran terbagi menjadi 3 macam, yaitu tafkhim, tarqiq, dan jawaz al-amrain. Sebelum membahas secara rinci, perlu dipahami bahwa tafkhim itu adalah bacaan tebal, sedangkan tarqiq adalah bacaan tipis. Hukum ro yang dibahas di sini merupakan bacaan riwayah Hafsh dari Ashim.

Jawaz al-Amrain

Secara bahasa, jawaz al-amrain (جَوَازُ الْاَمْرَيْنِ) terdiri dari dua kata yaitu jawaz yang artinya boleh dan al-amrain yang artinya dua perkara. Yang dimaksud ra dibaca jawaz al-amrain adalah huruf ro boleh dibaca tafkhim atau tarqiq.

Berbeda dengan ro tafkhim yang hanya bisa dibaca tafkhim, maupun ra tarqiq yang dibaca tarqiq saja, ra jawaz al-amrain bisa membaca dengan tafkhim dan tarqiq. Artinya pembaca al-Quran dapat memilih antara keduanya karena sama-sama diperbolehkan.

Ada 5 (lima) ra yang termasuk jawaz al-amrain. Sebagian darinya, ada yang hanya satu saja ditemukan dalam al-Quran dan ada pula yang berulang. Ra nomor 1 dapat dibaca washal maupun waqaf, sedangkan ra lainnya harus dibaca waqaf agar dapat memenuhi syarat jawaz al-amrain.

  1. Ra dalam (فِرْقٍ)

Ra pertama berada pada kata (فِرْقٍ). Ra dalam kata itu bisa dibaca tafkhim karena setelah ra sukun terdapat huruf isti’la. Sedangkan bisa dibaca tarqiq karena huruf isti’la-nya berharakat kasrah dalam keadaan washal sehingga menjadikannya lemah. Kata (فِرْقٍ) hanya ada satu dalam al-Quran, tepatnya Q.S. As-Syu’ara [26]: 63.

فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَالطَّوْدِ الْعَظِيْمِ

  1. Ra dalam (مِصْرْ)

Selanjutnya terdapat pada kata (مِصْرْ) tanpa tanwin dimanapun ia berada dalam al-Quran. Ra dalam kata itu bisa dibaca tafkhim dan tarqiq karena adanya huruf isti’la antara ro sukun (sebab waqaf) dan kasrah. Bagi yang menguatkan isti’la-nya, maka ra dibaca tafkhim. Sedangkan bagi yang menguatkan kasrahnya, maka ro dibaca tarqiq. Salah satu contohnya terdapat dalam Q.S. Yusuf [12]: 99.

فَلَمَّا دَخَلُوْا ….. اُدْخُلُوْا مِصْرَ اِنْ شَاءَ اللهُ ءَامِنِيْنَ

  1. Ra dalam (الْقِطْرْ)

Sama seperti sebelumnya, ra dalam kata itu bisa dibaca jawaz al-amrain karena adanya huruf isti’la antara ra sukun (sebab waqaf) dan kasrah. Bagi yang menguatkan isti’la-nya, maka ra dibaca tafkhim. Sebaliknya, bagi yang menguatkan kasrahnya, maka ro dibaca tarqiq. Kata (الْقِطْرْ) hanya ada satu dalam al-Quran yaitu Q.S. Saba [34]: 12.

وَاَسَلْنَالَهُ عَيْنَ الْقِطْرِ

  1. Ra dalam (نُذُرْ)

Kata (نُذُرْ) di dalam al-Quran dapat ditemukan sebanyak 6 kali dan semuanya berada dalam surat al-Qamar. Ra dalam kata itu bisa dibaca tafkhim karena melihat harakat dhammah yang ada sebelum ra sukun (sebab waqaf). Sedangkan ra bisa dibaca tarqiq karena mempertimbangkan huruf ya (ي) yang dibuang karena kata asalnya (ونذري). Berikut salah satu contohnya Q.S. Al-Qamar [54]: 16.

فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِيْ وَنُذُرِ

  1. Ra dalam (يَسْرْ)

Ra dalam kata (يَسْرْ) dan sejenisnya, termasuk (اَسْرْ). Ro dalam kata tersebut dibaca tafkhim karena adanya harakat fathah dan sukun sebelum ro sukun (sebab waqaf). Sedangkan ro bisa dibaca tarqiq karena asal kata itu memiliki huruf ya (ي) yang dibuang. Asal katanya adalah  (يسري). Salah satu contohnya dalam Q.S. Al-Fajr [89]: 4

وَاللَّيْلِ اِذَا يَسْرِ

Demikian penjelasan tentang Jawaz al-Amrain bagi huruf Ro dalam 5 kondisi dalam al-Quran. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam.

Ahmad Yahya
Ahmad Yahya
Alumni Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya. Pengajar di Griya Al-Quran Surabaya. Minat kajian pada Tajwid, Ulumul Quran, Tafsir Tematik, Kitab Tafsir.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Belajar parenting dari dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

Belajar ‘Parenting’ dari Dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

0
Dalam hal parenting, Islam mengajarkan bahwa perhatian orang tua kepada anak bukan hanya tentang memberi materi, akan tetapi, juga pendidikan mental dan spiritual yang...