BerandaBeritaInnalillahi wa Inna Ilaihi Rajiun, KH Sya'roni Achmadi Dikabarkan Wafat

Innalillahi wa Inna Ilaihi Rajiun, KH Sya’roni Achmadi Dikabarkan Wafat

Innalillahi wa Inna Ilaihi Rajiun, kabar duka datang dari Kudus KH. Sya’roni Achmadi ulama kharismatik ahli al-Quran dikabarkan wafat pada Selasa (27/04) pagi di Rumah Sakit Islam Sunan Kudus pukul 09.00 WIB di usia yang ke-89 tahun. 

Kabar duka ini menyebar lewat aplikasi pesan whatsapp dan dikonfirmasi kebenarannya dari keterangan Rumah Sakit. Dari informasi yang tersebar, disebutkan bahwa KH. Sya’roni Achmadi telah menjalani perawatan sejak Ahad.  

Ulama yang juga termasuk mustasyar PBNU ini adalah pendakwah yang dikenal telah melakukan dakwah sejak muda. Beliau adalah putra dari pasangan Ahmadi dan Hayati, dilahirkan pada tanggal 17 Agustus 1931. Kiai Sya’roni merupakan anak ketujuh dari delapan bersaudara. 

Di usianya menginjak ke 8 tahun, Sya’roni kecil ditinggal ibundanya. Kemudian di usia ke 13, ayahandanya turut meninggalkannya. Praktis sejak kecil kiai Sya’roni telah yatim piatu. 

Meskipun ditinggal orang tua sejak kecil, akan tetapi kegigihannya dalam mengkaji agama tidak pernah surut. Hal ini dibuktikan dengan prestasinya di usia 11 tahun sudah hafal kitab alfiyah ibnu malik dan sudah hafal al-Quran di usia yang ke 14 tahun. 

Pendidikan formalnya ditempuh di Madrasah Diniyah Mu’awanah di Madrasah Ma’ahid lama pada masa KH. Muchit. Sedangkan pendidikan non formalnya, banyak dihabiskan dari satu tempat ke tempat lain ke beberapa pesantren dan kiai.

Tercatat bahwa Kiai Sya’roni pernah berguru kepada KH. Arwani Amin Kudus untuk menimba ilmu terutama qiraah sab’ah, kemudian pernah berguru pula kepada KH. Turaikhan Ajjuhri, KH. Turmudzi, KH. Ma’ruf Asnawi dan lain lain. 

Selain meninggalkan jamaah pengajian rutin di berbagai tempat, peninggalan KH. Sya’roni Achmadi juga berupa karya tulis. Beliau termasuk ulama yang cukup produktif untuk menulis kitab. Beberapa kitab yang dikarang olehnya adalah Al-Faraid al-Saniyah, Faidl al-Asany, Al-Tashrih al-Yasir fi ‘ilmi al-Tafsir, dan Qira’ah al-Ashriyyah. 

Kita semua kehilangan sosok ulama yang meneduhkan dan menjadi oase di tengah kegersangan dunia yang fana ini. Semoga apa yang telah ditinggalkan beliau menjadi bekal menuju pertemuan dengan Sang Khalik. Lahul Fatihah. 

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Peran Alquran dalam Melestarikan Bahasa Arab

Peran Alquran dalam Melestarikan Bahasa Arab

0
Bahasa Arab telah berkembang ratusan tahun sebelum Nabi Muhammad saw. lahir. Meski telah berusia lama, bahasa ini masih digunakan hingga hari ini. Bahasa Arab...