وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ اِذَآ اَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُوْنَ () وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ () وَمِنْ اٰيٰتِهٖ خَلْقُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافُ اَلْسِنَتِكُمْ وَاَلْوَانِكُمْۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّلْعٰلِمِيْنَ () وَمِنْ اٰيٰتِهٖ مَنَامُكُمْ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاۤؤُكُمْ مِّنْ فَضْلِهٖۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّسْمَعُوْنَ () وَمِنْ اٰيٰتِهٖ يُرِيْكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَّطَمَعًا وَّيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَيُحْيٖ بِهِ الْاَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَاۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ () وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ تَقُوْمَ السَّمَاۤءُ وَالْاَرْضُ بِاَمْرِهٖۗ ثُمَّ اِذَا دَعَاكُمْ دَعْوَةًۖ مِّنَ الْاَرْضِ اِذَآ اَنْتُمْ تَخْرُجُوْنَ
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak (20) Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir (21) Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasamu dan warna kulitmu. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui(22) Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah tidurmu pada waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan (23) Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya, Dia memperlihatkan kilat kepadamu untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan air itu dihidupkannya bumi setelah mati (kering). Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mengerti (24) Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan kehendak-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu kamu keluar (dari kubur) (25)
Beberapa Tanda Kekuasaan Allah
‘Allah maha kuasa’. Untuk melihat dan mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah maka lihat dan renungkanlah ciptaan-ciptaannya, di saat itu kita akan menemukannya. Alquran telah merekam bukti-bukti kekuasaan Allah itu salah satunya dalam surat ar-Rum secara beriringan, yaitu ayat 20-25. Ada enam kehebatan Allah yang diinformasikan dalam ayat-ayat tersebut.
Pertama, penciptaan manusia. Kedua, mempersatukan pasangan suami istri. Ketiga, penciptaan langit dan bumi serta isinya yang beraneka ragam. Keempat, tidurnya manusia di malam dan siang hari yang dilanjutkan dengan usahanya mencari rezeki. Kelima, fenomena kilat dan hujan. Keenam, adanya hari kebangkitan (yawm al-ba’th).
Keenam bukti itu tidak lain adalah hal-hal yang sudah terbiasa ada di sekitar kita, di kehidupan kita sehari-hari. Akan tetapi sangat disayangkan hanya sedikit orang yang menyadarinya, terlebih yang dapat mengungkap rahasia di balik itu semua. Hal ini yang oleh Alquran diistilahkan dengan ‘kaum yang berpikir, orang-orang yang alim, kaum yang mendengarkan dan lainnya.
Ayat-ayat di atas memberikan informasi kepada kita bahwa Allah hadir dimana-mana. Melalui ayat-ayatNya di pentas alam raya, Allah menampakkan dzatNya dengan jelas (adh-Dhahir), tetapi secara bersamaan Dia juga al-Bathin, Yang tersembunyi hakikat, Zat dan SifatNya, bukan karena tidak jelas, namun karena terlalu jelas, sehingga mata biologi manusia tidak dapat menjangkaunya.
Keindahan alam yang sangat luar biasa, keserasian dan keharmonisannya mulai dari penciptaan manusia yang hanya dari tanah menjadi sosok makhluk yang gagah dengan segala kesempurnaan yang dimilikinya (dibekali pengetahuan) yang tidak dimiliki oleh makhluk selainnya. Manusia yang awalnya hanya satu menjadi banyak dan beragam, ada manusia Arab, manusia Amerika, manusia Prancis, manusia Jerman, manusia Belanda, manusia Indonesia dan yang lainnya dengan disertai identitasnya masing-masing. Manusia tidak sendiri, ada makhluk lain di sekelilingnya yang ikut menemaninya dan mendukung keberlangsungan hidupnya, seperti tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Langit dan bumi sebagai tempat tinggal manusia sudah dilengkapi olehNya dengan berbagai hal yang sudah tersistem sedemikian rupa, ada daratan-lautan, ada gunung, hutan, gurun pasir dan yang lainnya. semuanya berdampingan dengan harmonis. Ada juga air, angin, kilat, petir, halilitar, guruh, batu, debu, bintang, planet, meteor dan seterusnya dengan masing-masing tugasnya, kadang hujan, kadang terik, kadang ada badai, gempa dan lainnya. Tidak terlewatkan pula adanya siang-malam, terang-gelap, terjaga-tidur, bergerak-diam, senang-sedih yang waktunya sudah disediakan sendiri-sendiri oleh Allah. Semua itu merupakan kerajaan dan kuasaNya yang menyadarkan kita bahwa dalil wujudnya terbentang dimana-mana.
Ajakan untuk Berpikir
Ayat-ayat ini hendaknya dipahami lebih filosofis lagi, ada apa dengan penyebutan semua ini, apa rahasia dibalik itu semua? Maka di sini Alquran tidak cukup hanya dibaca, tetapi juga direnungkan dan bahkan diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Alquran hendaknya dibaca secara ma’nawiy, bukan sekadar harfiy. Qira’ah yang dilakukan tidak hanya bersifat ta’abbudiyah, melainkan pula istinbathiyah. Bukan pula at-taqlidiyah dan at-tarikhiyah, melainkan al-maqasidiyah.
Pembacaan secara filosofis ini diisyaratkan oleh kelompok ayat-ayat di atas dengan ujung ayat yang selalu menggunakan redaksi yang sangat identik dengan tugas dan fungsi akal juga panca indra. Sebut saja kalimat ‘sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir’ pada ayat 21, ‘sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang alim’ pada ayat 22, ‘sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti bagi kaum yang mendengarkan’ pada ayat 23, ‘sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berakal’ pada ujung ayat 24.
Pernyataan ini sekaligus menjadi seruan bagi manusia untuk berpikir, menggunakan akal pikirannya secara maksimal untuk mengungkap rahasia di balik tanda-tanda Allah yang sangat banyak itu. Bukankah yang ditandai itu lebih bernilai daripada tanda itu sendiri. Berpikir dengan media memandang, mengungkap serta menganalisis manifestasi ayat-ayat Allah adalah esensi dari agama itu sendiri. Padanan ayat di atas terdapat di banyak tempat dalam al-Qur’an. oleh karena seringnya al-Qur’an menyeru untuk berpikir, maka Jamal Albanna dalam A-‘Audah Ila al-Qur’an mengatakan bahwa metode Alquran adalah ajakan untuk berpikir.
Wallahu A’lam