Sukses baik di dunia maupun di akhirat merupakan hal yang didambakan bagi setiap orang. Untuk meraih kesuksesan tersebut tentu memerlukan usaha dan tekad yang tulus. Dalam hal ini, Alquran telah memberikan petunjuk yang sangat lengkap mengenai kunci kesuksesan bagi setiap individu, di mana salah satunya tercantum dalam surah az-Zumar ayat 10, Allah berfirman:
قُلْ يَٰعِبَادِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ فِى هَٰذِهِ ٱلدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ ٱللَّهِ وَٰسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.
Baca Juga: Surah Al-Balad Ayat 12-17: Demi Mencapai Kesuksesan Ukhrawi
Iman dan Takwa kepada Allah
“Beriman dan bertakwalah kepada Tuhanmu ” (Surah az-Zumar: 10)
Iman dan takwa kepada Allah menjadi kunci utama untuk semua urusan kehidupan di dunia, begitu juga jika seseorang menginginkan kesuksesan. Keimanan dan ketakwaan yang kokoh merupakan fondasi dari semua amal perbuatan. Tanpa keduanya, segala perbuatan baik akan sia-sia dan tanpa arah. Ayat ini mengingatkan umat Islam agar selalu memperkuat iman dan taqwa, baik dalam keadaan senang maupun susah.
Syekh Wahbah al-Zuhaili (12/238) menerangkan perintah Allah antara iman dan takwa, menunjukkan bahwa iman belaka belumlah cukup, sebagaimana menunjukkan bahwa eksistensi iman masih ada ketika seseorang berbuat maksiat.
Iman yang benar akan membimbing seseorang untuk berbuat baik dan menghadapi segala ujian dengan penuh ketenangan dan keyakinan. Sementara takwa memiliki beberapa faedah agung; berupa kebaikan di dunia seperti sehat walafiat, pertolongan, kejayaan, kehormatan, dan kecukupan. Serta kebaikan di akhirat berupa pahala yang melimpah dan anugerah yang banyak nan abadi.
Menebar Kebaikan kepada Sesama
“Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan.” (Surah az-Zumar: 10)
Allah menjanjikan balasan bagi setiap perbuatan baik ataupun tindakan yang bermanfaat bagi orang lain, baik di dunia dan di akhirat kelak pahalanya akan lebih besar. Oleh sebab itu, jalan menuju kesuksesan yang kedua adalah selalu berbuat baik kepada semua manusia.
Dalam Tafsir As-Sya’rawi (11/516) diterangkan bahwa menyebarluaskan kebaikan tepada orang lain manfaatnya akan kembali kepada pelaku itu sendiri. Sebaliknya, menutup kebaikan pada orang lain, dapat menimbulkan bahaya pada diri sendiri.
Termasuk kebaikan tersebut ialah ilmu. Sebagaimana Rasulullah telah bersabda, “Allah senang kepada orang yang mendengar kalam-Nya lalu dia mengamalkan dengan benar, kemudian ia menyampaikannya kepada orang lain.”
Karenanya, sebagai seorang muslim jangan pernah pelit dan menyembunyikan ilmu dan pengetahuannya untuk diri sendiri. Ilmu yang bermanfaat, akan mendatangkan pahala yang terus mengalir. Selain itu, berbagi ilmu juga memperkuat hubungan sosial, memperluas networking, dan dapat mendatangkan berkah serta kesuksesan dan keberhasilan dalam hidup.
Baca Juga: Sabar dan Tekad Kuat, Kunci Sukses Menjadi Pemimpin
Optimisme dan Harapan yang Luas
Allah menyatakan bahwa “bumi-Nya itu luas” (surah az-Zumar: 10). Hal ini mengisyaratkan bahwa Allah menyediakan berbagai peluang dan kesempatan bagi umat-Nya untuk berusaha, bekerja keras, dan memperbaiki diri. Di samping itu, ayat ini juga memberi inspirasi, untuk selalu berfikir luas (optimis) seluas bumi.
Jika seseorang sudah berusaha dan kerja keras, akan tetapi tidak membuahkan hasil. Maka jangan sampai berkecil hati, Allah memerintahkan untuk mencari tempat lain yang memberikan keleluasaan untuk menjalankan usaha, sebab bumi Allah itu luas. (Tafsir as-Sya’rawi 11/515-516) Demikian, jika sebuah ide tidak diterima oleh suatu komunitas, jangan bersedih, masih banyak komunitas lain yang siap menerima ide kita.
Salah satu contoh teladan optimisme ialah dari Rasulullah dan para sahabat dalam peristiwa Hijrah. Saat beliau dan sahabat-sahabatnya diperintahkan untuk hijrah ke Madinah, situasinya dan tantangan sangat berat. Namun, beliau tetap optimis dan melihat Madinah sebagai tempat yang penuh dengan potensi dan harapan. Pada akhirnya, keputusan ini dapat membuka jalan bagi terbentuknya masyarakat Madinah yang kokoh dan menjadi basis kekuatan Islam.
Kesabaran dan Ketegaran Menghadapi Tantangan
“Sesungguhnya hanya orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.” (Surah az-Zumar: 10)
Kesabaran yang dimaksud di sini menurut Syekh Wahbah al-Zuhaili dalam tafsirnya (12/239) adalah sabar menghadapi berbagai kesulitan dan penderitaan. Menghadapi serangkaian masalah bertubi-tubi, memang sangat melelahkan dan membuat perasaan tertekan. Namun, dalam kondisi seperti itu, sangat penting untuk mengingatkan diri agar tetap sabar dan bertahan.
Allah juga telah berfirman, “Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan.” (surah al-Insyirah: 6). Ayat ini memberi pesan bahwa setiap ujian, betapapun beratnya, pasti akan diikuti oleh jalan keluar yang lebih baik.
Umat muslim harus yakin bahwa kesabaran, pantang menyerah, dan ketegaran menghadapi tantangan akan membawanya menuju kesuksesan. Sebagaimana dalam realitanya, orang-orang yang sukses dapat meraih kesuksesannya itu sebab mereka memiliki keterampilan dalam mengatasi tantangan (mental resilience) dan bertahan di situasi yang sulit (survival strategy).
Wallahu a’lam.[]