Ketika masa pewahyuan Al-Qur’an, banyak terjadi kisah-kisah menakjubkan di sekitar baginda Nabi Muhammad Saw dan sahabatnya. Salah satu peristiwa menakjubkan ini adalah kisah raja Najasyi dan obat sakit kepala dari terjemah ayat Al-Qur’an, yakni rangkaian tulisan yang mengandung terjemah surah Ali ‘Imran [3] ayat 18 berbahasa ‘ajam (non-arab).
Kisah ini dapat dilihat pada sebuah riwayat Abu Hurairah dari Nabi Muhammad Saw. Ia berkata, “Para sahabat mengisahkan di hadapan Rasulullah Saw bahwa raja Najasyi, pemimpin Habasyah, memiliki sebuah peci yang dapat berfungsi sebagai obat sakit kepala jika seorang meletakkan peci tersebut di kepalanya.”
Mendengar hal tersebut, nabi Muhammad Saw heran. Lalu beliau memerintahkan pamannya, al-Abbas untuk menulis sepucuk surat yang berisi permintaan beliau kepada raja Najasyi agar menyerahkan peci yang dapat menjadi obat sakit kepala tersebut. Surat itu kemudian dikirimkan ke Habasyah sesegera mungkin.
Surat ini berbunyi, “Dengan menyebut nama Allah, dari Muhammad bin Abdullah untuk Najasyi, raja Habasyah. Amma ba’du, telah sampai kabar kepadaku bahwa di kerajaanmu ada peci yang dapat menjadi obat sakit kepala jika salah seorang dari kaummu memakainya. Jika engkau telah membaca tulisanku ini, maka bawalah peci itu kepadaku. Wassalam.”
Ketika surat itu sampai kepada raja Najasyi, ia menciumnya dan berkata, “Siap patuh dan taat kepada Allah Swt dan Rasulullah.” Ia lalu mengirimkan sebuah bingkisan yang berisi surat dan peci di dalamnya. Surat tersebut tertulis di atas sepotong kain hitam yang sekelilingnya dijahit menggunakan benang layaknya bordiran.
Baca Juga: Kisah Nabi Sulaiman Dalam Al-Quran: Kepribadiannya Sebelum Menjadi Raja
Surat ini berbunyi, “Amma ba’du. Telah sampai surat Anda yang mulia kepada saya dan saya telah membacanya. Sesungguhnya berat bagi saya untuk mengirim peci ini, hanya saja saya menyertakannya demi taat kepada Allah dan Rasulullah. Kami telah menyimpannya lama sekali, bahkan jauh sebelum Anda diutus (menjadi nabi).”
Tatkala surat beserta peci dari raja Najasyi sampai di Madinah, nabi Muhammad Saw memerintahkan, “Letakkan peci itu pada orang yang sakit.” Para sahabat lantas meletakkan peci tersebut pada orang yang sakit, dan seketika orang itu sembuh. Maka nabi Saw memerintahkan, “Sobeklah peci itu.” Ternyata di dalamnya terdapat tulisan berbahasa ajam yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Arab bermakna:
“Dengan menyebut nama Allah, dengan menyebut nama Allah, Maha Raja, Maha Benar, Maha Menjelaskan, Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia; (demikian pula) para malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Perkasa, dan Maha Bijaksana. (QS. Ali ‘Imran [3]: 18).”
“Cahaya, hikmah, bukti, daya, kehendak, kekuasaan, kerajaan, berdiri, tidak tidur, tidak ada Tuhan kecuali Dia Tuhannya ‘Arsy yang agung, tidak ada Tuhan selain Allah, Adam adalah pilihan Allah yang terpilih, tidak ada Tuhan selain Allah, Ibrahim kekasih Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, Musa yang berbicara langsung dengan Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, Isa ruhullah, tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad kekasih Allah dan utusan-Nya.”
“Tenanglah wahai penyakit dengan ‘Jika Dia menghendaki, Dia akan menghentikan angin, sehingga jadilah (kapal-kapal) itu terhenti di permukaan laut. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang selalu bersabar dan banyak bersyukur.’”(QS. Asy-Sura [42]: Ayat 33)
“Diamlah (wahai penyakit) dengan Dzat yang kepada-Nya semua yang ada di malam hari dan siang hari merasa tenang, dan Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui. Allah, tidak ada Tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.”
“Tidak ada yang dapat memberi syafa’at di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apapun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Besar.”
Baca Juga: Al-Quran adalah Obat Bagi Penyakit Rohani: Tafsir Surat Al-Isra Ayat 82
Dari rangkaian tulisan berbahasa non-arab yang ditemukan di dalam peci pada kisah raja Najasyi di atas, terdapat dua terjemah ayat Al-Qur’an, yakni surah Ali ‘Imran [3] ayat 18 dan surah asy-Syura [42]: ayat 33 yang masing-masing berbunyi:
شَهِدَ اللّٰهُ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۙ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ وَاُولُوا الْعِلْمِ قَاۤىِٕمًاۢ بِالْقِسْطِۗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ ١٨
اِنْ يَّشَأْ يُسْكِنِ الرِّيْحَ فَيَظْلَلْنَ رَوَاكِدَ عَلٰى ظَهْرِهٖۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُوْرٍۙ ٣٣
Menurut Imam al-Ghazali dalam kitab adz-Dzahabul Ibris – berdasarkan riwayat Abu Hurairah – dua ayat Al-Qur’an di atas, yakni Surat Ali ‘Imran [3] ayat 18 dan Surat Asy-Syura [42]: ayat 33, dapat digunakan untuk menyembuhkan sakit kepala seseorang sebagaimana kisah raja Najasyi dan obat sakit kepala dari terjemah ayat Al-Qur’an sebelumnya. Wallahu a’lam.