BerandaKisah Al QuranAyah Nabi Ibrahim dan Kesucian Nasab Nabi Muhammad

Ayah Nabi Ibrahim dan Kesucian Nasab Nabi Muhammad

Di antara nama tokoh dalam Alquran yang memicu perdebatan ulama adalah Azar. Perdebatan tersebut terkait dengan statusnya sebagai ayah Nabi Ibrahim. Tampaknya, perdebatan ini muncul karena jika benar bahwa dia ayah Nabi Ibrahim maka akan bertentangan dengan beberapa riwayat yang menjelaskan kesucian nasab Nabi Muhammad saw. yang bersambung dengan Nabi Ibrahim. Namun, jika dia bukan ayah Nabi Ibrahim, lantas siapa sebenarnya tokoh yang disebut sebagai Azar itu? Lalu siapa ayah kandung Nabi Ibrahim?

Baca Juga: Kisah Nabi Ibrahim As dalam Q.S al-An’am Ayat 75-79 dan Ajaran Tauhid

Kesucian Nasab Nabi Muhammad saw.

Banyak riwayat yang menyebutkan bahwa nasab Nabi Muhammad saw. bersambung hingga ke Nabi Ismail bin Nabi Ibrahim, di antaranya adalah riwayat Imam Muslim berikut ini,

إِنَّ اللهَ اصْطَفَى كِنَانَةَ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيْلَ وَاصْطَفَى قُرَيْشًا مِنْ كِنَانَةَ وَاصْطَفَى هَاشِمًا مِنْ قُرَيْشٍ وَاصْطَفَانِيْ مِنْ بَنِيْ هَاشِمٍ

“Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari keturunan Ismail, memilih Quraisy dari keturunan Kinanah, memilih Hasyim dari keturunan Quraisy dan memilihku dari keturunan Bani Hasyim.”

Nasab Nabi Muhammad saw. ini terjaga dari melakukan kesyirikan. Mulai dari ayah Nabi Muhammad saw. sampai Nabi Adam tidak ada sama sekali yang bersujud menyembah berhala. (Hasyiah al-Shawi, vol. 2 hlm. 24). Di antara riwayat yang dijadikan istidlal adalah perkataan Nabi Muhammad saw. berikut ini,

ﻟَﻢْ ﺍَﺯَﻝْ ﺍُﻧْﻘَﻞُ ﻣِﻦْ ﺍَﺻْﻼَﺏِ ﺍﻟﻄَّﺎﻫِﺮِﻳْﻦَ ﺍِﻟَﻰ ﺍَﺭْﺣَﺎﻡِ ﺍﻟﻄَّﺎﻫِﺮَﺍﺕِ

“Aku selalu berpindah dari beberapa sulbi (tulang rusuk) laki-laki yang suci pindah ke beberapa rahim perempuan yang suci.”

Semua leluhur Nabi Muhammad saw., baik yang laki-laki maupun perempuan sampai Nabi Adam dan  Hawa semuanya tidak ada yang kafir, karena hanya orang mukmin yang disifati dengan kesucian. (Tahqiq al-Maqam, hlm. 146). Lalu bagaimana dengan ayat yang menyebut Azar dengan sebutan abb (yang berarti ayah Nabi Ibrahim)?

Baca Juga: Tafsir Surat Al-An’am Ayat 76-79 : Mengulik Nalar Tauhid Nabi Ibrahim

Azar dan Tarakh Dua Sosok yang Berbeda atau Sama?

Kata Azar pertama kali muncul dalam Alquran ketika mengisahkan dialog Nabi Ibrahim dengan seseorang yang disebut Azar, tepatnya pada ayat berikut,

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيْمُ لِأَبِيْهِ آزَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا آلِهَةً إِنِّيْ أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِيْ ضَلَالٍ مُبِيْنٍ

“(Ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya, Azar, “Apakah (pantas) engkau menjadikan berhala-berhala itu sebagai tuhan? Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Al-Anam [6]: 74)

Sebagian mufasir menganggap Azar sebagai julukan dari ayah Nabi Ibrahim yang bernama asli Tarakh (huruf ra’-nya dibaca fathah dan huruf akhirnya bisa dengan huruf خ dan bisa juga ح). Ada juga yang berpendapat kebalikannya, yaitu Azar sebagai nama aslinya, sedangkan Tarakh adalah nama julukannya. (lihat Hasyiah Shawi, vol. 2 hlm. 24). Dua pendapat ini masih merujuk pada satu sosok yang sama.

Selain itu, ada juga pendapat lain yang menganggap antara Azar dan Tarakh adalah dua sosok yang berbeda. Azar adalah nama paman Nabi Ibrahim, sedangkan Tarakh adalah nama ayahnya. Dalam tradisi Arab penggunaan kata abb tidak selalu berarti ayah, tapi juga digunakan untuk menyebut paman. (Hasyiah Shawi, vol. 2 hlm. 24)

Dalam Hasyiah al-Shawi (vol. 2, hlm. 24) terdapat penjelasan mengenai kontradiksi antara kesucian nasab Nabi Muhammad saw. sebagaimana penjelasan dari ulama ahli tahqiq di atas dan wujudnya kekafiran pada tokoh yang bernama Azar sang pembuat berhala. Setidaknya ada dua pendapat mengenai hal ini, yaitu:

Pertama, kalau mengikuti pendapat yang mengatakan Azar adalah nama ayah kandung Nabi Ibrahim, maka jawabannya adalah bahwa dijaganya leluhur Nabi Muhammad saw. dari kesyirikan itu terjadi selama Nur Muhammadi masih ada dalam diri mereka. Adapun setelah berpindah dari mereka, maka bisa saja mereka terjerumus dalam kesyirikan. Pendapat pertama ini diamini oleh Syekh Nawawi Al-Bantani dalam Tafsirnya Marah Labid, vol. 1, hlm. 237.

Kedua, Azar bukan nama ayah Nabi Ibrahim, melainkan pamannya yang memang kafir. Adapun ayahnya yang bernama Tarakh meninggal dalam masa fatrah (masa kekosongan tidak ada Nabi utusan). Juga tidak ada riwayat yang menyatakan bahwa Tarakh pernah menyembah berhala. Adapun penyebutan Azar, sang paman dengan kata abb dalam ayat di atas itu sesuai dengan tradisi Arab yang menyebut paman dengan abb. Dalam Taurat juga disebutkan bahwa nama ayah Nabi Ibrahim adalah Tarakh.

Dengan dua jawaban tadi, maka kekafiran Azar sang pembuat patung berhala tidak bisa dianggap bertentangan dan mengotori kesucian nasab Nabi Muhammad saw. yang bersambung kepada Nabi Ibrahim, baik yang menganggapnya bin Tarakh atau bin Azar. Sekian, Wallahu a’lam.

Muhammad Hisyam Wahid
Muhammad Hisyam Wahid
Alumni UIN KH. Abdurrahman Wahid, Pekalongan dan Mutakhorrijin PP. Nurul Huda, peminat kajian Ilmu Al-Quran dan Tafsir
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Metodologi Fatwa: Antara Kelenturan dan Ketegasan

Metodologi Fatwa: Antara Kelenturan dan Ketegasan

0
Manusia hidup dan berkembang seiring perubahan zaman. Berbagai aspek kehidupan manusia yang meliputi bidang teknologi, sosial, ekonomi, dan budaya terus berubah seiring berjalannya waktu....