BerandaTafsir TematikBalasan Kebaikan Adalah Ridha Allah Swt Bagi Hamba-Nya

Balasan Kebaikan Adalah Ridha Allah Swt Bagi Hamba-Nya

Kebaikan adalah segala sesuatu yang baik, yang bernilai baik, dan dipandang baik, baik menurut agama maupun menurut adat (kebiasaan). Allah Swt menyuruh hamba-hambanya untuk berbuat kebajikan. Rasulullah saw menyuruh umatnya untuk melakukan kebaikan. Kebaikan dalam agama adalah seluruh sifat, keadaan, atau perbuatan yang diperintahkan untuk dilakukan. Balasan kebaikan adalah keridhaan Allah dengan balasan pahala. “Kebaikan adalah menyembah Allah swt. seakan-akan kita melihat-Nya, dan jika tidak melihat-Nya, maka Allah pasti melihat kita.” (HR. Bukhari)

Orang-orang yang dipandang berkebajikan adalah orang-orang yang mampu melakukan hal-hal yang baik, dan meninggalkan hal-hal yang dipandang buruk. Hal ini dinyatakan oleh Allah Swt di dalam QS. Al-Najm [53]: 31-32:

وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى () الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَإِذْ أَنْتُمْ أَجِنَّةٌ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى

“Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga). (Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu maha luas ampunan-Nya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.”

Baca Juga: Mengingat Allah Swt dengan Muhasabah dalam Al-Quran dan Hadis

Kebaikan memiliki sasaran. Sasaran kebaikan adalah seperti yang telah digambarkan oleh di dalam QS. Al-Nisa’ [3]: 36.

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.”

Pihak-pihak yang menjadi sasaran kebaikan dan peringkatnya, menurut ayat di atas adalah sbb: 1) Allah swt. dengan cara menyembah, beribadah kepada-Nya, patuh terhadap perintah-Nya, tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. 2) Kedua orang tua, ibu-bapa, dengan berbuat kepadanya. 3) karib-kerabat (keluarga dekat), 4) anak-anak yatim, 5) orang-orang miskin, 6) tetangga yang dekat dan 7) tetangga yang jauh, 8) teman sejawat, 9) ibnu sabil (anak jalanan), dan 10) hamba sahayamu (budakmu, pembantumu).

Kebaikan akan menghasilkan kebaikan pula. Kebaikan menimbulkan mashlahat, tidak hanya bagi yang melakukan, tetapi juga bagi kehidupan dan lingkungan secara umum. Seseorang harus berbuat kebajikan kepada (1) khaliqnya (tuhan), (2) sesamanya (manusia), (3) lingkungannya (hewan/binatng dan alam). Ketiga hubungan itu harus senantiasa dijaga agar manusia mendapatkan kebaikan, tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Melakukan kebajikan itu adalah berat. Akan menjadi ringan, apabila (1) didasari motivasi yang kuat, (2) niat untuk melakukannya, (3) pembiasaan dan latihan.

Baca Juga: Berinfak di Jalan Allah Swt dan Balasan yang Didapatkan

Untuk melakukan kebaikan seseorang harus:

  1. memulai kebaikan itu dari dirinya sendiri dengan cara: a) berhati baik, b) berniat baik, c) berilmu baik, dan d) beramal baik.
  2. memberikan keteladanan yang baik kepada orang lain: a) menunjukkan sikap baik (perbuatan dan tutur kata yang baik), dan b) berakhlak baik (perbuatan dan tutur kata)
  3. menyeru orang lain berbuat baik: a) menyeru orang kepada yang baik, b) mengajak orang kepada yang baik, c) mengajarkan orang hal-hal yang baik, dan d) menunjukkan orang kepada kebaikan.
  4. bertindak baik terhadap alam: a) menciptakan alam (lingkungan) yang baik, b) memelihara dan menjaga alam (lingkungan), dan c) memanfaatkan alam (lingkungan) sesuai kebutuhan

Dampak kebaikan adalah terjalinnya hubungan yang baik: a) antara seseorang dengan dirinya, b) antara seseorang dengan sesamanya, c) antara seseorang dengan lingkungannya, dan d) antara dirinya dengan penciptanya. Kebaikan dalam berbagai aspek merupakan dampaan setiap orang. Wallahu A’lam.

Ahmad Thib Raya
Ahmad Thib Raya
Guru Besar Pendidikan Bahasa Arab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dewan Pakar Pusat Studi Al-Quran (PSQ)
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...