BerandaTafsir TematikBeberapa Peristiwa Bersejarah di Bulan Syaban

Beberapa Peristiwa Bersejarah di Bulan Syaban

Dalam surah at-Taubah ayat 36, disebutkan bahwa jumlah bulan menurut Allah ada dua belas. Di antara kedua belas bulan tersebut, terdapat empat bulan yang mempunyai keistimewaan melebihi bulan-bulan yang lainnya.

Syekh Sulaiman bin Umar al-Bujairami (w. 1221 H) yang dikutip Syekh Nawawi al-Bantani (w. 1315 H) dalam kitab Syarah Muraqinya, menyebutkan urutan bulan-bulan istimewa tersebut. Beliau mengatakan bahwa paling mulianya bulan secara mutlak adalah bulan Ramadhan kemudian diikuti bulan Muharram, bulan Rajab, bulan Dzulhijjah, bulan Dzulqo’dah, dan yang terakhir bulan Syaban. (Muraqi al-‘Ubudiyyah, hlm. 109).

Alasan keistimewaan bulan Syaban ini bisa jadi tidak terlepas dari beberapa peristiwa bersejarah dalam dakwah Islam yang terjadi di dalamnya. Antara lain peralihan kiblat dari Masjidil Aqsa ke Ka’bah di Masjidil Haram, terdapat malam nisfu sya’ban yang popular sebagai malam pengumpulan amal, dan seterusnya.

Sejarah Penamaan Bulan Syaban

Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki (w. 1425 H) menyebutkan bahwa dinamakan bulan Syaban karena banyaknya cabang-cabang amal kabaikan di bulan tersebut. Menurut pendapat lain, kata Syaban terambil dari kata “Syi’bi” yang berarti jalan kebaikan. Ada juga yang membaca ”Sya’bi” yang bermakna menambal. Maksudnya, pada bulan ini Allah swt. mengobati hati hamba-hambanya yang terluka. (Madza Fi Sya’ban, hlm. 5)

Baca Juga: Mengapa Dianjurkan Berpuasa di Bulan Syakban?

Peristiwa-Peristiwa Bersejarah yang Terjadi di Bulan Syaban

  1. Arah Kiblat Dialihkan ke Ka’bah di Masjidil Haram

Dalam bulan Syaban terdapat peristiwa pemindahan arah kiblat yang semula menghadap ke Baitul Maqdis (selama 17 bulan lebih 3 hari) beralih ke Ka’bah pada hari selasa bertepatan dengan Nisfu Syaban. Saat itu Rasulullah saw. sedang menantikan wahyu yang turun seraya menengadahkan kepalanya ke arah langit, hingga turunlah Q.S. al-Baqarah ayat 144 yang menjadi jawaban atas kegundahan hatinya yang berisi peralihan arah kiblat tersebut.

  1. Amal Perbuatan Dilaporkan kepada Allah

Termasuk keistimewaan bulan Syaban ialah terangkatnya amal perbuatan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam an-Nasa’i dari Usamah bin Zaid. Usamah menceritakan bahwa beliau berkata kepada Rasulullah saw., ‘wahai Rasulullah! Aku tidak mendapatimu berpuasa di bulan-bulan lain seperti berpuasa di bulan Syaban ini!, Rasulullah menjawab:”pada bulan ini (antara bulan Rajab dan Ramadhan) kebanyakan manusia lalai, didalamnya, amal perbuatan dilaporkan kepada Allah SWT, maka aku senang bila amalku diangkat sedang aku dalam keadaan berpuasa.”

Kendati demikian, pengangkatan amal perbuatan ini tidaklah terkhusus dalam bulan Syaban, melainkan juga berada pada waktu-waktu lain seperti pada waktu siang dan malam hari, pada hari Senin dan Kamis.

  1. Umur Seseorang Ditentukan

Pada bulan Syaban ini, Allah swt. menetapkan umur seseorang. Maksudnya adalah diperlihatkannya ketetapan tersebut. Jika tidak demikian,  maka perbuatan Allah swt. tidaklah terbatasi oleh waktu dan tempat (tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan dia. Dan dia yang maha mendengar, maha melihat). (Q.S. Asy-Syura [42]: 11).

Diriwayatkan dari Sayyidah ‘Aisyah Ra. bahwasanya nabi saw. berpuasa di bulan Syaban, kemudian sang istri tersebut berkata, ‘wahai Rasulullah! bulan yang paling engkau cintai untuk berpuasa ialah bulan Syaban! Dan Nabi saw. merespon:” sesungguhnya Allah mencatat di dalamnya setiap jiwa yang meninggal tiap tahunnya, maka aku senang bila amalku diangkat sedang aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. Abu Ya’la)

Baca Juga: Beberapa Amalan Sunah di bulan Syakban

  1. Keutamaan Puasa di Bulan Syaban

Dalam sebuah riwayat, nabi saw. pernah ditanya: puasa manakah yang lebih utama setelah Ramdan? Nabi menjawab:” Syaban, untuk mengagungkan Ramadhan ,” ditanyakan kembali: sedekah seperti apa yang lebih afdal? Nabi menjawab:” sedekah di bulan Ramadan.” (HR. Tirmidzi)

Riwayat lain menyebutkan bahwa ‘Aisyah Ra. pernah berkata, Rasulullah saw. berpuasa hingga dia berkata bahwa nabi saw. tidak berbuka, dan nabi saw. berbuka hingga dia berkata nabi saw. tidak berpuasa, aku tidak melihat Rasulullah menyempurnakan puasa kecuali di bulan Ramadan dan aku tidak melihatnya memperbanyak puasa melainkan di bulan Syaban.” (H.R. al-Bukhari, Muslim dan Abu Dawud)

  1. Bulan Bersalawat Kepada Nabi Muhammad saw.

Termasuk keistimewaan bulan Syaban adalah diturunkannnya ayat yang berkenaan dengan perintah untuk membaca salawat kepada Nabi Muhammad saw. yang artinya:” Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (Q.S. Al-Ahzab [33]: 56)

Abu Laits as-Samarqondi (w. 375 H) menjelaskan dalam tafsirnya bahwa andai saja membaca salawat kepada Nabi Muhammad saw. tidak mendapatkan pahala kecuali mengharapkan syafaatnya, maka wajib bagi orang yang berakal untuk tidak lalai  membaca salawat kepada nabi saw. Dalam bersalawat terdapat ampunan dan rahmat dari Allah swt. Beliau juga menjelaskan bahwa jika seseorang ingin mengerti bahwa membaca salawat itu lebih utama daripada ibadah lainnya, maka bertafakkurlah terhadap dalam firman Allah Q.S. al-Ahzab [33]: 56.

Untuk perintah bersalawat ini terasa spesial karena di samping Allah memerintahkan, Allah swt. sendiri juga turut bersalawat. Hal ini juga menjadi alasan keistimewaan salawat dari pada ibadah lainnya. (Madza Fi Syaban, hlm. 9-18). Wallahu a’lam.

- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

PSQ dan Perjalanan Dua Dekade, Membimbing Umat dengan Al-Qur’an

Jakarta, 15 Februari 2025 – Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) merayakan 20 tahun perjalanannya dalam membumikan nilai-nilai Al-Qur’an di Indonesia. Sejak didirikan oleh Prof. Dr....