BerandaTafsir TematikBenarkah Thaha Salah Satu Nama Nabi Muhammad Saw? Tafsir Surah Thaha ayat...

Benarkah Thaha Salah Satu Nama Nabi Muhammad Saw? Tafsir Surah Thaha ayat 1

Thaha merupakan salah satu dari huruf muqaththa’ah yang ada dalam al-Qur’an. Imam al-Suyuthi dalam al-Itqān fī ‘Ulūm Al-Qur`ān menyebutkan bahwa huruf muqaththa’ah adalah huruf hijaiyah yang terpotong yang mengawali dan membuka 29 surah dari 114 surah yang ada di dalam Al-Qur’an. Huruf ini tidak mempunyai makna secara jelas jika dilihat dari zahirnya, sehingga sampai saat ini masih terdapat perbedaan pandangan atau makna dikalangan para mufasir.

Pada tulisan kali ini, penulis ingin mengajak pembaca untuk mengetahui makna thaha yang terdapat dalam tafsir. Benarkah Thaha merupakan salah satu nama Nabi Muhammad Saw.? Sebagaimana shalawat Badar yang sering dilantunkan:

صَلَاةُ اللَّهِ سَلَامُ اللَّهِ عَلَى طَهَ رَسُوْلِ اللَّهِ

Shalātullāh salāmullāh ‘alā thāhā Rasūlillāh. Yang artinya Shalawat dan salam ditujukan atas thāhā, Rasulullah.”

Baca Juga: Nama-nama Al-Quran dan Tujuannya

Klasifikasi Huruf Muqaththa’ah dalam Al-Qur’an

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, bahwa thāhā merupakan salah satu huruf muqaththa’ah yang terdapat di dalam al-Qur’an. Jika kita klasifikasikan, maka kalimat thāhā termasuk ke dalam kelompok huruf muqaththa’ah yang terdiri dari 2 huruf, yaitu ط  (thā) dan ه  (). Adapun keseluruhan huruf muqaththa’ah, maka bisa diklasifikasikan menjadi 5 kelompok sebagai berikut.

Pertama, terdiri dari 1 huruf, yaitu ص (shad) dalam pembuka surah Shad [38], ق (qāf) dalam pembuka surah Qhaf [50], dan ن (nūn) dalam pembuka surah al-Qalam [68].

Kedua, terdiri dari 2 huruf, yaitu طه (thā hā) dalam pembuka surah Thaha [20]. طس (thā sīn) dalam pembuka surah al-Naml [27]. يس (yā sīn) dalam pembuka surah Yasin [36]. حم (ḥā mīm) dalam pembuka surah al-Mu`minun [40], surah Fushshilat [41], surah al-Zukhruf [43], surah al-Dukhan [44], surah al-Jatsiyah [45], dan surah al-Ahqaf [46].

Ketiga, terdiri dari 3 huruf, yaitu الم (alif lām mīm) dalam pembuka surah al-Baqarah [2], surah Ali Imran [3], surah al-Ankabut [29], surah al-Rum [30], surah Luqman [31], dan surah al-Sajadah [32]. الر (alif lām ) dalam pembuka surah Yunus [10], surah Hud [11], surah Yusuf [12], surah Ibrahim [14], dan surah al-Hijr [15]. طسم (thā sīn mīm) dalam pembuka surah al-Qashash [28].

Keempat, terdiri dari 4 huruf, yaitu المر (alif lām mīm ) dalam pembuka surah al-Ra’d [13]. المص (alif lām mīm shād) dalam pembuka surah al-A’raf [7].

Kelima, terdiri dari 5 huruf, yaitu كهيعص (kāf ‘aīn shad) dalam pembuka surah Maryam [19]. حم عسق (ḥā mīm ‘aīn sīn qāf) dalam pembuka surah al-Syu’ara [26].

Dari pembagian kelompok huruf muqaththa’ah di atas, maka dapat kita ketahui bahwa lafazh thāhā merupakan huruf muqaththa’ah yang terdiri dari 2 huruf, dan terdapat dalam pembuka surah Thaha.

Baca Juga: Bagaimana Tafsir atas Huruf Muqattaah?

Makna Lafazh Thaha dalam Al-Qur’an

Tidak semua mufassir menafsirkan makna lafazh thāhā dalam al-Qur’an. Misalkan Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaluddin al-Suyuthi dalam kitab tafsirnya, Tafsīr al-Jalālayn mengatakan bahwa hanya Allah Swt. yang mengetahui makna lafazh thaha. Pendapat senada juga disampaikan oleh Imam Ibn Katsir dalam tafsirnya Tafsīr al-Qur`ān al-‘Azhīm. Beliau juga tidak menafsirkan makna lafazh thaha. Beliau mengatakan bahwa itu merupakan huruf-huruf yang hanya Allah Swt. sendiri yang mengetahui maknanya.

Sebagian mufasir lain ada juga yang berusaha menguak makna yang terkandung di balik lafazh thaha. Misalkan Imam al-Thabari dalam tafsirnya, Jāmi’ al-Bayān  dan Imam al-Alusi dalam tafsirnya, Rūḥ al-Ma’ānī, setidaknya terdapat empat makna yang terkandung dalam lafazh thaha.

Pertama, thaha ialah yā Fulān artinya “wahai Fulan”, atau yā rajul artinya “wahai laki-laki”, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Hasan, Ibn Jarir, ‘Atha, Ikrimah, dan Muhajid dari Ibn Abbas. Kedua, Ibnu Mardawaih menyebutkan bahwa lafazh thaha merupakan salah satu nama dari nama Allah, dan sumpah-Nya yang dengan lafazh tersebut Allah bersumpah. Ketiga, Abu Ja’far menyebutkan bahwa thaha merupakan salah satu nama Nabi Muhammad Saw. Keempat, pendapat lain mengatakan bahwa makna thaha adalah kalimat perintah yaitu tha`al-ardh, artinya “injaklah bumi!”, sebagaimana diriwayatkan dari Rabi’ ibn Anas.

Selain keempat makna di atas, sebagian mufasir berpendapat bahwa lafazh thaha merupakan sebuah singkatan. Sebagaimana diungkapkan oleh Buya Hamka dalam tafsirnya Al-Azhar tentang makna lafazh thaha. Di antaranya yaitu lafazh thaha merupakan singkatan dari dua nama pohon, yaitu pohon Thuba yang ada di surga dan pohon Hawiyah yang terdapat di neraka. Lafazh thaha juga bisa berarti singkatan dari kalimat Yā Thāhiran min al-dzunūb wa yā Hādiyan ilā ‘allām al-ghuyūb, yang artinya “Wahai orang yang bersih dari dosa, dan wahai orang yang memberi petunjuk mengetahui Tuhan Yang Maha Tahu terhadap yang ghaib”.

Berkaitan dengan makna lafazh thaha salah satu nama Nabi Muhammad Saw., Buya Hamka juga mengutip pendapat yang mengatakan bahwa lafazh thaha ialah potongan dari kalimat Yā Mathma’ al-syafā’at li al-ummat, wa yā Hādi al-khalq ilā al-millah, artinya “Wahai yang diharapkan memberi syafa’at bagi ummat dan wahai yang memberi petunjuk kepada agama.” Yang dimaksud dengan kalimat ini ialah Nabi Muhammad Saw.

M. Quraish Shihab dalam tafsirnya Al-Misbah juga mengatakan bahwa lafazh thaha merupakan sebuah singkatan. Thā adalah singkatan dari kata Thāhir artinya “yang suci”, dan’ adalah singkatan dari kata Hād artinya “pemberi petunjuk”. Yang dimaksud dengan Thāhir dan Hād di sini adalah panggilan kepada Nabi Muhammad Saw., yang merupakan manusia suci dan terpelihara dari dosa, serta peran beliau sebagai pemberi petunjuk.

Baca Juga: Mengapa Nama Nabi Muhammad Saw Sedikit Sekali Tersebut Oleh Al-Qur’an?

Kesimpulan

Dari apa yang telah penulis paparkan di atas, dapat kita ketahui bahwa tidak semua mufasir menafsirkan lafazh thaha dalam Al-Qur’an. Sebagian hanya mendiamkan dan mengatakan bahwa hanya Allah Swt. yang mengetahui makna sebenarnya. Sebagian yang lain berusaha menafsirkan dan memahami makna di balik lafazh thaha, tetapi, mereka yang menafsirkan lafazh thaha pun berbeda-beda dalam penafsirannya, sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya.

Namun, meskipun para mufasir berbeda pendapat dalam menafsirkan lafazh thaha, dapat kita ketahui bahwa salah satu di antara makna lafazh thaha adalah mengacu kepada baginda Nabi Muhammad Saw., sebagaimana disebutkan oleh Imam al-Alusi, Imam al-Thabari, Buya Hamka, dan M. Quraish Shihab. Wallāhu A’lam bi al-Shawāb.

M. Rais Nasruddin
M. Rais Nasruddin
Mahasiswa Program Magister UIN Sunan Kalijaga, Prodi Ilmu al-Qur`an dan Tafsir
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

tafsir surah al-An'am ayat 116 dan standar kebenaran

Tafsir Surah Al-An’am Ayat 116 dan Standar Kebenaran

0
Mayoritas sering kali dianggap sebagai standar kebenaran dalam banyak aspek kehidupan. Namun, dalam konteks keagamaan, hal ini tidak selalu berlaku. Surah al-An'am ayat 116...