Pernahkah mendengar istilah hizb? Bagi umat muslim istilah ini mungkin sering ditemui dalam kumpulan doa dan wirid. Apalagi musim Pandemi seperti ini beberapa ulama turut membagikan ijazah berbagai hizb, salah satunya adalah hizb autad-nya Syekh Abdul Qadir Jailani yang pernah dibagikan oleh KH. Musthofa Bisri (Gus Mus). Tapi, pernahkah juga mendengar istilah hizb dalam Mushaf Al-Qur’an? Ternyata dua istilah hizb ini memiliki makna yang berbeda.
Hizb dilihat dari segi bahasa ada berbagai makna, dalam kamus Al-Munawwir anggitan KH. Ahmad Warson Munawwir Krapyak Yogyakarta, ada hizb bermakna al-wirdu (wirid), hizb bermakna At-thaifah wa al-qismu (bagian, kelompok), hizb bermakna as-silaah (senjata), dan hizb bermakna an-nashiib (bagian, nasib).
Tentu sebagian orang bertanya, kok bisa dalam satu kata hizb memiliki makna yang beragam seperti itu. Jadi, dalam Bahasa Arab ada istilah musytarak yang maksudnya adalah satu kata memiliki dua makna atau lebih. Dalam Bahasa Indonesia, istilah ini sering disebut dengan homonim. Tak heran jika hizb memiliki arti yang banyak.
Mari kita lihat perbedaan hizb wirid dan juga hizb mushaf Al-Qur’an.
Mengenal Hizb sebagai Wirid
Salah satu makna hizb secara bahasa adalah wirid. Sedangkan menurut istilahnya, kata hizb wirid bermakna,
الورد يعتاده الشخص من صلاة، وقراءة، ونحو ذلك
yaitu wirid yang biasa dilakukan seseorang baik berupa shalawat atau membaca (Al-Qur’an, hadis) dan wirid lainnya. Pengertian hizb ini terdapat dalam kamus al-Misbah al-Munir fi Gharib asy-Syarhi al Kabiir karya Ahmad bin Muhammad bin Ali al-Fayumi.
Dalam tradisi pesantren hizb jenis ini sebagai amalan yang berisi doa dan wirid yang dibaca di waktu-waktu tertentu. Terkadang ada yang dibaca setelah shalat maktubah (shalat lima waktu), namun ada juga yang khusus dibaca saat terkena musibah, meminta perlindungan dari marabahaya dan lain sebagainya.
Biasanya, seorang pembaca hizb wirid seperti ini mendapatkan restu (ijazah) dari kyai-kyainya. Di lingkungan pesantren ada banyak macam hizb, seperti Hizb Nashar karya Imam Abu Hasan Asy-Syazali, Hizb Nawawi, Hizb Bukhari, Hizb Ghazali, Hizb Autad, Hizb Durul A’la karya Muhyiddin Ibn Arabi, Hizb Zajr karya Imam Tijani, Hizb Nashar karya Imam Abdullah bin ‘Alawi Al-Haddad dan lain sebagainya.
Adapun kegunaan bacaan hizb seperti ini diungkapkan oleh Syekh Ahmad Zarruq ialah untuk berdzikir, memohon perlindungan dari keburukan, memohon kebaikan, dan memohon diberikan ilmu pengetahuan.
Inilah penjelasan ringkas terkait hizb sebagai wirid, yang dekat dengan tradisi tasawuf umat Muslim. Di depan tadi disebutkan bahwa makna hizb wirid dan hizb mushaf Al-Qur’an sangatlah berbeda. Lantas bagaimana penjelasan tentang hizb mushaf Al-Qur’an itu?
Hizb dalam Mushaf Al-Qur’an
Penggunaan istilah hizb dalam mushaf Al-Qur’an merupakan tanda atas kemudahan-kemudahan yang diciptakan generasi ke generasi umat muslim setelah Nabi Muhammad. Kita semua sepakat bahwa mushaf Al-Qur’an setelah Nabi wafat terus dimodifikasi untuk memudahkan pembacanya.
Kita mengenal tanda harakat, waqaf, juz, titik pada huruf hingga hizb karena telah diperkenalkan generasi ke generasi dari sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in hingga generasi sekarang.
Hizb dalam kitab Kunuz Althaf al-Burhan fi Rumuz Awqaf Al-Qur’an karangan Muhammad Sadiq Al-Hindi disebut sebagai produk kreasi di era Abu Ja’far al-Mansur al-Darwaniqi Dinasti Abbasiyah. Jumlah dari hizb ini adalah 60 hizb.
Hizb seperti ini diciptakan untuk memudahkan seseorang dalam menghafal Al-Qur’an, misalkan seseorang ingin menghafal Al-Qur’an selama satu tahun, maka ia bisa menggunakan hizb sebagai patokannya, yakni satu hizb tiap seminggu (6 hari). Jika satu tahun terdapat 360 hari dibagi 60 hizb, maka tepat tiap 6 hari perlu menghafal satu hizb.
Biasanya, di tiap-tiap mushaf terdapat tanda hizb dengan medallion yang membungkusnya. Contohnya seperti di bawah ini.
Dalam gambar ini tanda hizb dan juz bergabung dalam satu medali yang maksudnya adalah juz ke-7 dan hizb ke-13 terdapat di surat Al-Maidah.
Dari uraian singkat ini, makna hizb yang terdapat dalam mushaf Al-Qur’an ialah al-qismu (bagian). Maka, salah jika hizb ini dimaknai sebagai wirid seperti pembahasan pertama tadi.
Demikian uraian tentang perbedaan makna hizb wirid dan hizb dalam mushaf Al-Qur’an. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam.