Mim Sukun adalah mim yang berharakat sukun. Mim sukun jika terletak sebelum huruf Hijaiyah selain Alif Layyinah (ى) memiliki tiga hukum bacaan:
- Ikhfa’
Ikhfa’ berarti menyamarkan. Adapun huruf Ikhfa’ berjumlah satu, yaitu huruf Ba’ (ب). Sehingga, jika terdapat Mim Sukun yang terletak sebelum huruf Ba maka dibaca Ikhfa’. Selain Ikhfa, pada posisi ini juga berlaku Ghunnah.
Bacaan ini dinamakan Ikhfa’ Syafawi karena makhrajnya dari mulut. Menurut Qamhawi, terdapat ulama yang berpendapat bacaan ini disebut Idhar, tetapi menurut pendapat yang lebih kuat dibaca Ikhfa’. Berikut ini contoh pada huruf yang ditebalkan.
Surat Al-Baqarah ayat 188
وَلَا تَأۡكُلُوۤا۟ أَمۡوَ ٰلَكُم بَیۡنَكُم بِٱلۡبَـٰطِلِ وَتُدۡلُوا۟ بِهَاۤ إِلَى ٱلۡحُكَّامِ
Surat An-Nisa’ ayat 86
وَإِذَا حُیِّیتُم بِتَحِیَّةࣲ فَحَیُّوا۟ بِأَحۡسَنَ مِنۡهَاۤ أَوۡ رُدُّوهَاۤۗ
Surat an-Nahl ayat 58
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُم بِٱلۡأُنثَىٰ ظَلَّ وَجۡهُهُۥ مُسۡوَدࣰّا وَهُوَ كَظِیمࣱ
- Idgham.
Hukumnya wajib, dan berlaku ketika Mim sukun bertemu huruf Mim. Bacaan ini dinamakan Idgham Mitslain/ Idgham Mitslain Shaghir. Ketika seseorang membaca ini, wajib menambahkan Tasydid dan memperjelas Ghunnah.
Baca Juga: Hukum Nun Sukun dan Tanwin dalam Ilmu Tajwid
Menurut al-Jazari, bacaan ini juga berlaku bagi Nun Sukun atau Tanwin yang bertemu huruf Mim. Namun, menurut pendapat yang masyhur, Idghom Mitslain yaitu ketika terdapat Mim Sukun bertemu huruf Mim. Contohnya:
Surat Ali ‘Imran ayat 152
وَتَنَـٰزَعۡتُمۡ فِی ٱلۡأَمۡرِ وَعَصَیۡتُم مِّنۢ بَعۡدِ مَاۤ أَرَىٰكُم مَّا تُحِبُّونَۚ مِنكُم مَّن یُرِیدُ ٱلدُّنۡیَا وَمِنكُم مَّن یُرِیدُ ٱلۡـَٔاخِرَةَۚ ثُمَّ صَرَفَكُمۡ عَنۡهُمۡ لِیَبۡتَلِیَكُمۡۖ
Surat Al-Baqarah ayat 270
وَمَاۤ أَنفَقۡتُم مِّن نَّفَقَةٍ أَوۡ نَذَرۡتُم مِّن نَّذۡرࣲ فَإِنَّ ٱللَّهَ یَعۡلَمُهُۥۗ
Surat Al-Qalam ayat 24
أَن لَّا یَدۡخُلَنَّهَا ٱلۡیَوۡمَ عَلَیۡكُم مِّسۡكِینࣱ
- Idzhar
Bacaan Idzhar disini ialah membaca dengan jelas tanpa mendengung (Ghunnah). Bacaan ini dikenal dengan istilah Idhar Syafawi.
Huruf Idzhar Syafawi berjumlah enam belas, yaitu semua huruf hijaiyah kecuali huruf Mim dan Ba’. Sebagian pendapat memasukkan huruf Fa dan Wawu ke dalam Idhar, namun sebagian yang lain mengkategorikannya pada Ikhfa’.
Contoh pada lafadz yang ditebalkan.
Surat Al-A’raf 194
إِنَّ ٱلَّذِینَ تَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ عِبَادٌ أَمۡثَالُكُمۡۖ فَٱدۡعُوهُمۡ فَلۡیَسۡتَجِیبُوا۟ لَكُمۡ إِن كُنتُمۡ صَـٰدِقِینَ
Surat Ibrahim ayat 21
إِنَّا كُنَّا لَكُمۡ تَبَعࣰا فَهَلۡ أَنتُم مُّغۡنُونَ عَنَّا مِنۡ عَذَابِ ٱللَّهِ مِن شَیۡءࣲۚ قَالُوا۟ لَوۡ هَدَىٰنَا ٱللَّهُ لَهَدَیۡنَـٰكُمۡۖ سَوَاۤءٌ عَلَیۡنَاۤ أَجَزِعۡنَاۤ أَمۡ صَبَرۡنَا مَا لَنَا مِن مَّحِیصࣲ
Surat Al-Mulk ayat 8
كُلَّمَاۤ أُلۡقِیَ فِیهَا فَوۡجࣱ سَأَلَهُمۡ خَزَنَتُهَاۤ أَلَمۡ یَأۡتِكُمۡ نَذِیرࣱ
Wallahu A’lam. Semoga bermanfaat.