Artikel ini akan menjelaskan ayat al-Quran dalam Surat Ar-Ra’d ayat 28 yang berbicara tentang ketenteraman hati dan penjelasan ulama tentang ayat tersebut. Dalam al-Quran Allah Swt berfirman:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (Q.S. Ar-Ra’d : 28)
Salah satu penyakit yang diderita oleh sebagian besar masyarakat modern adalah hilangnya ketenteraman hati. Padahal, ketenteraman hati adalah syarat utama seseorang untuk mendapatkan kebahagiaan hidup.
Ayat yang penulis kutip di atas memberikan resep bagaimana agar hati kita tenteram. Walhasil, kebahagiaan hidup pun dapat kita raih. Kebahagiaan hidup dimaksud bukan hanya ketika di dunia saja, tetapi juga kelak ketika di akhirat.
Al-Sa’di dalam Taisir al-Karim al-Rahman fi Tafsir Kalam al-Mannan ketika menjelaskan makna “hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” menegaskan bahwa tidak ada sesuatu pun yang dapat menenteramkan hati selain berzikir kepada-Nya. Tidak ada sesuatu pun yang lebih nikmat (lezat) dan lebih manis bagi hati selain mengenal dan mencintai Sang Khalik.
Selanjutnya, Al-Sa’di mengungkapkan pandangan lain yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan zikir kepada Allah adalah memahami makna serta hukum-hukum yang ada di dalam kitab suci (Al-Qur’an). Karena hanya dengan keyakinan dan ilmu yang berasal dari al-Qur’anlah yang dapat menentramkan hati.
Dari keterangan Al-Sa’di tersebut dapat dipahami bahwa untuk mendapat ketenteraman hati itu bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu: Pertama, berzikir dengan menyebut asma Allah, mengucapkan kalimat-kalimat thayyibah, serta mengingat-Nya sepanjang masa.
Cara kedua adalah dengan membaca, mempelajari, memahami serta mengkaji al-Quran beserta isi yang terkandung di dalamnya. Cara kedua ini akan menghadirkan dampak yang luar biasa jika dapat dilakukan secara istikamah.
Ya, karena ketika seseorang membaca al-Quran, baik memahami arti dan kandungannya maupun tidak, sudah dinilai ibadah yang berpahala. Hal ini, secara psikologis memberikan motivasi tersendiri bagi para pembacanya. Apalagi jika pada saat membaca itu disertai dengan mempelajari, mengkaji serta memahami makna dan isi yang terkandung di dalamnya.
Al-Qur’an akan menghadirkan ketenangan batin, ketenteraman hati dan kedamaian jiwa bagi siapa saja yang membacanya dengan sepenuh hati segenap jiwa seluruh rasa.
Semoga al-Quran dapat menjadi syafaat bagi kita semua yang selalu istikamah dalam mempelajarinya. Amin. Wallahu A’lam.