Juz Amma adalah sebutan untuk juz terakhir dalam mushaf Alquran standar Usmani. Ia disebut demikian, menurut sebagian besar pendapat, karena dimulai dari surah ‘amma yatasa’alun, walaupun nama surah ini dikenal dengan surah an-Naba’. Juz amma ini terdiri dari surah an-Naba’ [78] sampai surah an-Nas [114]. Di dalamnya terdapat tiga puluh tujuh surah.
Dalam mukadimah Tafsir Juz Amma (hal. 19), Syekh asy-Sya’rawi menjelaskan bahwa juz terakhir Alquran ini terdiri dari surah-surah yang sebagian besar turun di Makkah, yakni sebelum Nabi Muhammad saw. hijrah ke Madinah. Surah-surah tersebut kebanyakan menceritakan tentang keesaan Allah swt. dan bukti kekuasaanNya.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Tafsir Juz ‘Amma Karya Kh. Masruhan
Juz amma: yang terakhir, tapi tetap yang inti
Menurut hasil renungan mufasir asal Mesir ini, Allah swt. menutup Alquran dengan juz amma, melalui surah-surah dan ayat-ayatnya yang pendek yang sering kali dibaca setelah surah al-Fatihah saat salat, karena seakan Allah swt. menginginkan bacaan yang terakhir dibaca oleh kita dari kalam-kalamNya adalah sesuatu yang mengingatkan kita tentang pokok-pokok agama (ushul ad-din), beserta kaidah-kaidah dan puncak agama. (Tafsir Juz Amma, hal. 19)
Selaras dengan pendapat M. Quraish Shihab tentang kandungan surah-surah dalam juz amma. Menurut beliau, uraian ayat dalam Juz amma banyak sekali berkaitan dengan keniscayaan hari akhir, gambaran tentang kejadian-kejadian saat hari kiamat; surga dan kenikmatannya, serta neraka dan aneka siksanya. Bahasan ini adalah bagian dari ajaran pokok agama. Topik ini disampaikan berulang-ulang diuraikan dari surah ke surah, bagaikan membangunkan orang yang tidur nyenyak, yang tak sadarkan diri menghadapi bahaya yang mengancam.
Syekh Asy-Sya’rawi menambahkan penjelasan bahwa walaupun pendek, surah-surah dalam Juz amma memiliki tingkat kesulitan yang lumayan tinggi untuk dihafalkan, karena redaksinya yang mirip di antara surah dan ayat-ayatnya. Namun demikian, ini yang kemudian menjadi pertimbangan bahwa anak usia dini sangat layak dan bagus untuk menghafalkan surah-surah tersebut, karena selain terlihat lebih pendek -dari pada surat-surat yang berada dalam juz-juz lainnya- surah-surah tersebut juga akan melatih pembentukan sel-sel otak anak dengan ketelitian penghafalan.
Disisi lain, masih menurut Asy-Sya’rawi, mengkaji juz 30 (juz amma) itu sama dengan mengkaji seperempat surah dari keseluruhan surah dalam Alquran. Sebagaimana disebut di awal, hal ini terjadi karena secara tidak langsung berarti bahwa seseorang telah mengkaji tiga puluh tujuh surah dari total 114 surah dalam Alquran.
Satu lagi rahasia penempatan Juz amma adalah walaupun juz tersebut terletak di bagian akhir Alquran, tetap saja ia menjadi inti dari kitab suci Alquran, karena akan terasa seperti rangkuman tentang semua bahasan yang dijelaskan sebelumnya. Orang yang cerdas biasanya mempunyai tips sederhana untuk menilai buku bagus, yaitu ‘baca buku tersebut di bagian penutupnya’, karena di situ lah semua kesimpulan dirangkum. (Tafsir Juz Amma, hal. 19)
Baca Juga: Mengenal Mushaf Juz ‘Amma Kementerian Agama
Karakteristik dan keunikan juz amma yang lain juga disampaikan oleh mufasir asal Indonesia, M. Quraish Shihab. Dalam Tafsir al-Lubab, (hal. 3), beliau mencirikan surah-surah dalam Juz amma itu singkat-singkat, bahasanya indah mempesona, menyentuh hati atau bahkan menghardiknya, disertai argumentasi-argumentasi rasional yang mampu meyakinkan nalar yang belum dikeruhkan oleh karancuan berpikir atau subjektifitas pandangan.
Begitulah keunikan juz amma, juz terakhir dalam Alquran yang mulia ini. Ia bagaikan kesimpulan dari semua isi dari Alquran, yang telah diberi pengantar oleh surah Al-Fatihah. Walaupun semua isi Alquran berisikan ‘daging’, sehingga dibaca dari halaman manapun tetap menarik dan memiliki pesan dan kesan tersendiri, akan tetapi juz amma adalah bagian dari kesimpulan unik yang sangat tidak arif untuk dilewatkan bagi mereka yang telah menghafal untuk kemudian melangkah kepada pemahaman. Wallah a’lam.