BerandaKisah Al QuranKetika Nabi Adam Diprotes Nabi Musa karena Terusir dari Surga

Ketika Nabi Adam Diprotes Nabi Musa karena Terusir dari Surga

Seandainya Nabi Adam dan Siti Hawa tidak memakan buah khuldi, pasti kita sekarang sedang bersantai di surga. ย Kiranya itulah angan-angan yang terbesit di benak pikiran kebanyakan orang sebagai ekspresi โ€˜komplainโ€™ terhadap Nabi Adam dan Siti Hawa.

Skenario Allah tidak menghendaki alur cerita berjalan dengan sederhana, Nabi Adam ditakdirkan memakan buah Khuldi karena tergoda dengan janji manis godaan Iblis, hingga akhirnya nenek moyang kita, Nabi Adam dan Siti Hawa harus terusir dari surga dan menjalani cobaan di dunia yang fana ini.

Baca Juga:ย Doa Penyesalan Nabi Adam as dalam Surah Al-Aโ€™raf Ayat 23

Tidak hanya manusia umum yang pernah komplain akan hal tersebut, seorang Nabi Musa pun pernah menyayangkan dan memprotes Nabi Adam atas keputusannya memakan buah terlarang tersebut hingga harus terusir dari surga.

Keterangan Nabi Adam diprotes Nabi Musa ini dinukil oleh Ibn Katsir dalam penafsirannya atas surah Taha [20]: 120-122

ููŽูˆูŽุณู’ูˆูŽุณูŽ ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ุงู„ุดูŽู‘ูŠู’ุทูŽุงู†ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽุง ุขุฏูŽู…ู ู‡ูŽู„ู’ ุฃูŽุฏูู„ูู‘ูƒูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุดูŽุฌูŽุฑูŽุฉู ุงู„ู’ุฎูู„ู’ุฏู ูˆูŽู…ูู„ู’ูƒู ู„ูŽุง ูŠูŽุจู’ู„ูŽู‰ .ย ููŽุฃูŽูƒูŽู„ุง ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ููŽุจูŽุฏูŽุชู’ ู„ูŽู‡ูู…ูŽุง ุณูŽูˆู’ุขุชูู‡ูู…ูŽุง ูˆูŽุทูŽููู‚ูŽุง ูŠูŽุฎู’ุตูููŽุงู†ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ูŽุง ู…ูู†ู’ ูˆูŽุฑูŽู‚ู ุงู„ู’ุฌูŽู†ูŽู‘ุฉู . ูˆูŽุนูŽุตูŽู‰ ุขุฏูŽู…ู ุฑูŽุจูŽู‘ู‡ู ููŽุบูŽูˆูŽู‰ . ุซูู…ูŽู‘ ุงุฌู’ุชูŽุจูŽุงู‡ู ุฑูŽุจูู‘ู‡ู ููŽุชูŽุงุจูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽู‡ูŽุฏูŽู‰

Maka, setan membisikkan (pikiran jahat) kepadanya. Ia berkata, โ€œWahai Adam, maukah aku tunjukkan kepadamu pohon khuldi (keabadian) dan kerajaan yang tidak akan binasa?โ€ (120) Lalu, mereka berdua memakannya sehingga tampaklah oleh keduanya aurat mereka dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga. Adam telah melanggar (perintah) Tuhannya dan khilaflah dia. (121) uhannya kemudian memilihnya (menjadi rasul). Maka, Dia menerima tobatnya dan memberinya petunjuk. (122)

Syaikh Wahbah Zuhaili dalam kitabnya,ย Tafsir Al Munirย menjelaskan bahwa latar belakang iblis menggoda Nabi Adam untuk memakan buah khuldi berakar dari kedengkiannya terhadap Nabi Adam. Iblis merasa tidak terima karena Allah memuliakan Adam dengan memberinya kedudukan istimewa,ย hingga para penghuni surga, termasuk iblis, diperintahkan untuk bersujud sebagai bentuk penghormatan kepada Adam. Iblis, yang diciptakan dari api, merasa lebih tinggi derajatnya daripada Adam yang terbuat dari tanah liat.

Selain itu, Ibnu Katsir dalam kitabnya Tafsir Ibnu Katsirย ketika menafsirkan ayat tersebut, beliau menulis dialog perdebatan antara Nabi Musa dan Nabi Adam. Nabi Musa mempertanyakan keputusan Nabi Adam untuk menuruti godaan iblis yang mengakibatkan umat manusia harus hidup di dunia yang penuh cobaan.

Ibnu katsir menuliskan kisah tersebut dengan menukil hadis dari kitab Sahih al-Bukhari, beliau menuliskan;

ุนูŽู†ู’ ูŠูŽุฒููŠุฏูŽ ุจู’ู†ู ู‡ูุฑู’ู…ูุฒูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ุณูŽู…ูุนู’ุชู ุฃูŽุจูŽุง ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽ ูŠูŽู‚ููˆู„ู: ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ: “ุญูŽุฌูŽู‘ ุขุฏู…ู ูˆูŽู…ููˆุณูŽู‰ ุนูู†ู’ุฏูŽ ุฑูŽุจูู‘ู‡ูู…ูŽุงุŒ ููŽุญูŽุฌูŽู‘ ุขุฏูŽู…ู ู…ููˆุณูŽู‰ุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู…ููˆุณูŽู‰: ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุงู„ูŽู‘ุฐููŠ ุฎูŽู„ูŽู‚ูŽูƒูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุจููŠูŽุฏูู‡ูุŒ ูˆูŽู†ูŽููŽุฎูŽ ูููŠูƒูŽ ู…ูู†ู’ ุฑููˆุญูู‡ูุŒ ูˆูŽุฃูŽุณู’ุฌูŽุฏูŽ ู„ูŽูƒูŽ ู…ูŽู„ูŽุงุฆููƒูŽุชูŽู‡ูุŒ ูˆูŽุฃูŽุณู’ูƒูŽู†ูŽูƒูŽ ูููŠ ุฌูŽู†ูŽู‘ุชูู‡ูุŒ ุซูู…ูŽู‘ ุฃูŽู‡ู’ุจูŽุทู’ุชูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุณูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถู ุจูุฎูŽุทููŠุฆูŽุชููƒูŽุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุขุฏูŽู…ู: ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ู…ููˆุณูŽู‰ ุงู„ูŽู‘ุฐููŠ ุงุตู’ุทูŽููŽุงูƒูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุจูุฑูุณูŽุงู„ูŽุชูู‡ู ูˆูŽูƒูŽู„ูŽุงู…ูู‡ูุŒ ูˆูŽุฃูŽุนู’ุทูŽุงูƒูŽ ุงู„ู’ุฃูŽู„ู’ูˆูŽุงุญูŽ ูููŠู‡ูŽุง ุชูุจู’ูŠูŽุงู†ู ูƒูู„ูู‘ ุดูŽูŠู’ุกูุŒ ูˆูŽู‚ูŽุฑูŽู‘ุจูŽูƒูŽ ู†ูŽุฌููŠู‹ู‘ุงุŒ ููŽุจููƒูŽู…ู’ ูˆุฌุฏุชูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูŽ ูƒูŽุชูŽุจูŽ ุงู„ุชูŽู‘ูˆู’ุฑูŽุงุฉูŽ [ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุฃูŽู†ู’ ุฃูุฎู’ู„ูŽู‚ูŽ]) ู‚ูŽุงู„ูŽ ู…ููˆุณูŽู‰: ุจูุฃูŽุฑู’ุจูŽุนููŠู†ูŽ ุนูŽุงู…ู‹ุง. ู‚ูŽุงู„ูŽ ุขุฏูŽู…ู: ููŽู‡ูŽู„ู’ ูˆุฌุฏุชูŽ ูููŠู‡ูŽุง {ูˆูŽุนูŽุตูŽู‰ ุขุฏูŽู…ู ุฑูŽุจูŽู‘ู‡ู ููŽุบูŽูˆูŽู‰} ู‚ูŽุงู„ูŽ: ู†ูŽุนูŽู…ู’. ู‚ูŽุงู„ูŽ: ุฃูŽููŽุชูŽู„ููˆู…ูู†ููŠ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู†ู’ ุนู…ู„ุชู ุนูŽู…ูŽู„ู‹ุง ูƒูŽุชูŽุจูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠูŽู‘ ุฃูŽู†ู’ ุฃูŽุนู’ู…ูŽู„ูŽู‡ู ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุฎู’ู„ูู‚ูŽู†ููŠ ุจูุฃูŽุฑู’ุจูŽุนููŠู†ูŽ ุณูŽู†ูŽุฉู‹”. ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ: “ููŽุญูŽุฌูŽู‘ ุขุฏูŽู…ู ู…ููˆุณูŽู‰

Dari Yazid bin Hurmuz, yang berkata: โ€œAku mendengar Abu Hurairah berkata, Rasulullah Saw bersabda, ‘Pada suatu waktu, Nabi Adam dan Nabi Musa berdebat di hadapan Allah.

Maka berkatalah Nabi Musa kepada Nabi Adam, โ€œEngkau adalah orang yang Allah ciptakan dengan tangan-Nya, lalu Dia meniupkan ruh-Nya ke dalam dirimu. Allah juga memerintahkan para malaikat-Nya untuk bersujud kepadamu, dan Allah menempatkanmu di surga-Nya. Namun, karena kesalahanmu, engkau membuat manusia diturunkan ke bumi.โ€

Nabi Adam pun menjawab, โ€œEngkau adalah Musa yang Allah pilih dengan risalah-Nya dan perkataan-Nya. Allah memberimu lembaran-lembaran yang berisi penjelasan tentang segala sesuatu, dan Dia mendekatkanmu untuk berbicara langsung. Berapa lama sebelum aku diciptakan engkau mendapati bahwa Allah telah menulis Taurat?โ€

Nabi Musa menjawab, โ€œEmpat puluh tahun sebelum aku diciptakan.โ€

Nabi Adam bertanya lagi, โ€œApakah engkau menemukan di dalam Taurat itu ayat yang berbunyi โ€œDan Adam melanggar perintah Tuhannya dan tersesatโ€™?โ€

Nabi Musa menjawab, โ€œYa, benar.โ€

Kemudian Nabi Adam berkata, โ€œLalu, apakah engkau mencela aku atas perbuatan yang telah Allah tetapkan untuk kulakukan empat puluh tahun sebelum aku diciptakan?โ€

Rasulullah Saw bersabda, โ€œMaka Nabi Adam mengalahkan Nabi Musa dalam perdebatan tersebut.โ€

Baca Juga:ย Belajar Memperbaiki Kesalahan dari Kisah Nabi Adam

Dari kisah iniย dapat diambilย pelajaran bahwa hidup di dunia adalah bagian dari rencana besar Allah. Ujian yang dialami sebagai keturunan Nabi Adam merupakan sarana untuk meningkatkan keimanan dan mendekatkan diri kepada Allah. Jika hal tersebut dijalaniย dengan sabar dan ikhlas, kelak akan ada balasan yang jauh lebih indah di akhirat.ย Wallahu aโ€™lam.

Ahmad Yaafi Kholilurrohman
Ahmad Yaafi Kholilurrohman
Alumni Mahad Aly Situbondo
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Mengenal Kitab-Kitab Tafsir dari Kalangan Syiah

0
Tafsir Alquran merupakan salah satu bidang kajian Islam yang terus berkembang dari masa kemasa. Tak hanya dari kalangan Sunni, para ulama dari kalangan Syiah...