BerandaTafsir TematikKeutamaan Malam Hari dalam Al-Quran

Keutamaan Malam Hari dalam Al-Quran

Kata malam dalam bahasa Arab, bahasa Al-Qur’an dan bahasa hadis disebut “layl” (ليل). Jamaknya adalah “layal” (ليال). Malam hari adalah suatu realitas kehidupan, yang dapat disaksikan oleh seluruh makhluk Allah yang ada di bumi ini, baik manusia maupun makhluk Allah yang lain. Di dalam al-Qur’an, ada keutamaan malam sebagaimana terdapat keutamaan siang. Maoam

Demikian pula sebaliknya, ketika siang datang malam pun pergi. Demikian seterusnya ia berputar dan beredar sesuai dengan ketentuan-Nya. Tidak dapat dibayangkan, kalau malam terus-terus menerus berjalan tanpa ada penggantian dengan siang. Sebaliknya, kita tidak dapat membayangkan, kalau hanya siang hari yang berjalan terus tanpa ada pergantian dengan malam. Malam harus bergantian dan siang harus berganti malam. Ini adalah takdir yang sudah ditentukan oleh Allah.

Semua makhluk menerima perputarannya itu dan pergantiannya dengan penuh penerimaan. Perputaran dan pergantiannya merupakan salah satu tanda kebesaran Allah swt. Hal ini dinyatakan oleh Allah di dalam beberapa ayat Al-Qur’an. Di antaranya di dalam S. al-Baqarah/2: 164:

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.”

Baca Juga: Kedudukan Manusia Sebagai Khalifah Allah Swt di Muka Bumi

Di dalam ayat ini Allah menggambarkan tentang kekuasaannya dalam menciptakan berbagai makhluk-Nya di alam ini untuk kehidupan manusia. Di antara makhluknya itu adalah langit dan bumi, pergantian malam dan siang, laut yang disiapkan untuk tempat berlayar bagi kendaraan laut manusia, air yang diturunkannya dari langit yang mensumber sumber utama kehidupan manusia dan alam ini. Allah menciptakan berbagai macam hewan dengan jenisnya yang beraneka ragam. Di dalam ayat ini Allah menunjukkan tanda-tanda kekuasannya dalam menciptakan segala sesuatu.

Allah telah memberikan segalanya untuk manusia di alam ini. Allah telah memberikan malam, siang, matahari, bulan dan bintang-bintang. Allah telah menundukkan malam itu bagi manusia sehingga dapat menikmatinya. Hal ini seperti yang dijelaskan di dalam beberapa ayat Al-Qur’an, di antaranya QS. al-Nahl [16]: 12:

وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومُ مُسَخَّرَاتٌ بِأَمْرِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

“Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami(nya).”

Allah memberikan malam, siang, matahari dan bulan sebagai nikmat bagi kehidupan manusia. Nikmat ini tidak pernah lepas atau hilang dari kehidupan manusia. Bisa Anda bayangkan, kalau malam tidak ada, kalau siang tidak ada, kalau matahari tidak ada, dan kalau bulan tidak ada. Bisa juga Anda bayangkan, bagaimana kalau malam tidak pernah berganti siang dan siang tidak berganti malam. Bisa Anda bayangkan, bagaimana kalau siang tidak ada matahari, dan malam tidak ada bulan. Bintang-bintang yang ada di langit ditundukkan oleh Allah untuk manusia.

Jadi, semua yang diciptakan oleh Allah di atas dunia adalah untuk manusia dan untuk kehidupannya. Tanpa malam, manusia tidak bisa hidup. Tanpa siang manusia tidak bisa hidup. Tanpa matahari, manusia tidak bisa hidup. Tanpa bulan, manusia tidak bisa hidup.

Baca Juga: Memanfaatkan Nikmat Umur di Dunia dengan Banyak Beristighfar

Di dalam QS. al-Qashash [28]: 72 Allah menggambarkan, bagaimana kalau siang berjalan terus hingga hari kiamat tanpa ada pergantian dengan malam. Allah menyatakan: “Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”

Allah tidak menetapkan siang berjalan terus tanpa ada pergantiannya dengan malam. Allah tidak menetapkan malam berjalan terus tanpa ada pergantiannya dengan siang. Allah menetapkan untuk manusia pergantian malam dan siang. Ketika malam datang, siang pergi dan ketika siang pergi datang pula malam. Demikianlah perjalanan malam dan siang selalu bergantian. Semua itu diberikan oleh Allah untuk kemaslahatan manusia dan kehidupannya. Kalau hanya malam yang ada, kalau siang saja yang ada, maka manusia tidak mungkin dapat hidup.

Ahmad Thib Raya
Ahmad Thib Raya
Guru Besar Pendidikan Bahasa Arab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dewan Pakar Pusat Studi Al-Quran (PSQ)
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Sikap al-Qurṭubī Terhadap Riwayat Isrāīliyyāt

0
Tema tentang Isrāīliyyāt ini sangat penting untuk dibahas, karena banyaknya riwayat-riwayat Isrāīliyyāt dalam beberapa kitab tafsir. Hal ini perlu dikaji secara kritis karena riwayat ...