BerandaKisah Al QuranKisah Ikrimah bin Abi Jahal

Kisah Ikrimah bin Abi Jahal

Ikrimah bin Abi Jahal merupakan salah satu sahabat Nabi yang memang tidak termasul assabiqun al-awwalun, namun pengabdian dan perjuangannya sebagai pemeluk Islam di kemudian hari tidak lantas terpengaruh oleh status muallafnya.

Kisah Ikrimah bin Abi Jahal dalam memeluk Islam menjadi salah satu cerita yang melatarbelakangi turunya beberapa ayat Alquran. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan peran dan posisinya yang tidak biasa dalam sejarah dakwah Islam masa awal.

Ikrimah bin Abi Jahal, meskipun lahir dari keluarga yang kafir dan penuh permusuhan terhadap Islam, dia memilih untuk mengikuti hidayah Allah, bahkan menjadi seorang pejuang yang tulus membela agama Allah.

Islam tidak melihat kepada nasab atau keturunan seseorang, melainkan pada amal dan iman. dia membuktikan bahwa setdiap individu bertanggung jawab atas pilihan dan amalnya sendiri, tanpa dibebani oleh dosa orang lain, meskipun ayahnya adalah musuh besar Nabi Muhammad dan kaum muslimin.

Sejarah mencatat, Abu Jahal dikenal sebagai tokoh yang sangat keras dalam menentang dakwah Islam. Ddia adalah pemimpin Quraisy yang menindas umat Islam dan berusaha menggagalkan setdiap usaha Nabi Muhammad saw. untuk menyebarkan wahyu Allah.

Baca Juga: Tafsir Surah Luqman ayat 29-32

Hidayah Allah dan Perjalanan Memeluk Islam

Ikrimah awalnya adalah seorang yang sangat menentang Islam, mengikuti jejak ayahnya yang memusuhi Nabi Muhammad saw. Namun pada akhirnya, dia menerima dan memeluk agama Islam setelah peristiwa fath Makkah.

Sebagaimana dikisahkan dalam Tafsir al-Baghawi 6/294. Ketika penaklukan Kota Makkah, sebagdian besar penduduknya, termasuk suku Quraisy, menerima kedatangan Nabi Muhammad dan pasukan Muslim dengan damai, karena beldiau memberikan amnesti kepada mereka. Namun, ada sebagian kecil dari mereka, termasuk Ikrimah bin Abu Jahal, yang tetap menentang dan berusaha melakukan perlawanan.

Namun, perlawanan tersebut berhasil dipatahkan oleh pasukan kaum muslimin. Ikrimah, yang kalah melarikan diri menuju Yaman dengan perjalanan laut untuk menghindari hukuman mati yang dijatuhkan oleh Nabi Muhammad terhadapnya.

Diriwayatkan Ibnu Hajar al-Asqalani dalam al-Ishabah (4/538-539), di waktu perjalanannya tersebut, badai tiba-tiba menghantam kapal Ikrimah dan para awak kapal berkata, “Selamatkanlah diri kalian! Selamatkanlah dirimu, karena tuhan-tuhanmu tidak berguna bagimu di sini.”

Dan Ikrimah berkata lirih, “Demi Allah, jika ketulusan tidak dapat menyelamatkanku di laut, itu tidak akan menyelamatkanku di darat. Ya Allah, Engkau memiliki perjanjdian denganku bahwa jika Engkau mengampuniku dari apa yang aku alami, aku akan mendatangi Muhammad dan meletakkan tanganku di tangannya, dan aku tidak akan mendapati apapun kecuali pengampunan yang murah hati.” Angin tersebut kemudian mereda dan Ikrimah kembali ke Makkah menjadi seorang Muslim sesuai janjinya.

Kisah Ikrimah inilah yang kemuddian menurut ulama menjadi sebab turunnya surah Luqman ayat 32. Allah berfirman:

وَاِذَا غَشِيَهُمْ مَّوْجٌ كَالظُّلَلِ دَعَوُا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۚ فَلَمَّا نَجّٰىهُمْ اِلَى الْبَرِّ فَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌۗ وَمَا يَجْحَدُ بِاٰيٰتِنَآ اِلَّا كُلُّ خَتَّارٍ كَفُوْرٍ

Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagdian mereka tetap menempuh jalan yang lurus. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang yang tidak setdia lagi ingkar.

Baca Juga: Tafsir Surah Al-Hujurat Ayat 11

Tantangan yang Menguji Keimanan

Keberadaan Ikrimah sebagai anak dari seorang pemimpin Quraisy yang kafir tidak serta merta menjadikannya diterima dengan lapang dada oleh masyarakat. Banyak yang merendahkan dan mencemoohnya hanya karena dia menjadi seorang muslim yang ayahnya adalah salah seorang penentang keras Islam.

Seperti yang diungkapkan dalam banyak riwayat, tidak sedikit yang memanggilnya dengan sebutan “putra firaun” atau menghina dengan menyebutkan bahwa dia hanya akan menjadi seorang yang sesat, sama seperti ayahnya, Abu Jahal yang dijuluki sebagai Firaun umat di masa itu.

Julukan tersebut berawal ketika Rasulullah saw. melihat kematdian Abu Jahal di tengah-tengah perang badar. Diriwayatkan oleh Imam at-Thabrani, beliau saw. pernah bersabda, “Hadza Fir’aun hadzihi al-ummah, orang ini adalah Firaun umat ini.” (Majma’uz Zawaid 6/103)

Mendapat caci-makdian sebagai anak Firaun secara terus-menerus tampaknya membuat Ikrimah tidak tahan dan bergegas mengadukannya kepada Nabi saw. Dari hal ini, menurut sebagdian ulama, akhirnya datang jawaban Rasulullah atas aduan Ikrimah dengan turunnya surah al-Hujurat ayat 11 yang melarang orang-orang beriman dari mengolok-olok sesama saudaranya. (Tafsir al-Munir 13/477)

Kisah dari Ikrimah memberikan pelajaran penting tentang bagaimana seseorang tidak boleh terperangkap dalam peniladian orang lain berdasarkan latar belakang atau nasab. dia juga menunjukkan bahwa hidayah Allah adalah rahmat yang bisa diberikan kepada sdiapa saja, tanpa memandang latar belakangnya. Ikrimah adalah bukti bahwa setdiap individu bertanggung jawab atas pilihannya sendiri, tanpa dibebani orang lain, sekalipun ayahnya yang menentang keras Islam. Wallah a’lam.

Rasyida Rifaati Husna
Rasyida Rifaati Husna
Khadimul ilmi di Pondok Pesantren Darul Falah Besongo
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Ibrah dari Munasabah Surah al-Fil dan Surah Quraish

0
Eksistensi sebuah bangsa dapat dilihat dari sejarah perkembangan juga peradaban yang ditinggalkan. Perjalanan bangsa tentunya diwarnai dengan dinamika seiring dengan pergantian generasi. Kitab suci...