Kisah Nabi Musa dan Harun: Solusi Menghadapi Rasa Khawatir

0
23

Setiap manusia pasti pernah merasa khawatir. Perasaan tersebut muncul saat menghadapi hal-hal yang tidak pasti, seperti: pekerjaan, masa depan, keputusan penting, atau bahkan hal-hal kecil yang terus menghantui pikiran. Rasa khawatir bisa mengganggu ketenangan, melemahkan semangat, dan menurunkan keyakinan diri. Dalam kondisi seperti ini, banyak yang mencari cara untuk mengatasi kekhawatiran, namun tak semua menemukan jawaban yang menenangkan jiwa.

Alquran sebagai petunjuk hidup menyimpan solusi bagi rasa khawatir, tidak hanya sebagai teori, tetapi sebagai pegangan nyata. Salah satunya dalam surah Thaha 45-47 yang menampakkan respons Ilahi terhadap perasaan khawatir, mengajarkan bahwa kekhawatiran adalah momen untuk mendekat dan mempercayakan diri sepenuhnya kepada Allah Swt, ayat tersebut juga sebagai pengingat adanya kekuatan besar yang siap menenangkan hati.

Baca Juga: Solusi Alquran dalam Menghadapi Tekanan Hidup

Telaah Surah Thaha Ayat 45

Fenomena khawatir tidaklah asing bagi islam, sejak dahulu kekhawatiran telah menjadi bagian dari perjalanan hidup manusia. Ada beberapa fenomena khawatir yang diabadikan Allah Swt dalam Alquran, salah satunya kisah kekhawatiran Nabi Musa dan Harun alaihissalam menghadapi Fir’aun yang diceritakan dalam surah Thaha ayat 45, berbunyi:

قَالَا رَبَّنَآ إِنَّنَا نَخَافُ أَن يَفْرُطَ عَلَيْنَآ أَوْ أَن يَطْغَىٰ

Berkatalah mereka berdua, ‘Ya Tuhan kami, sungguh kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas’.

Adh-Dhahhak mengatakan, “يَفْرُطَ” adalah bersegera, dan “يَطْغَىٰ” adalah menganiaya. An-Nuhas menyebutkan bahwa ayat diatas menjelaskan kekhawatiran Nabi Musa dan Harun terhadap Fir’aun yang segera mengeluarkan perintah. Adapun kata “يفرط” menurut Jumhur jika ya’ dibaca fathah dan ra’ dibaca dhammah maka bermakna segera menghukum kami. (Al Qurthubi, Al Jami’ li Ahkam Al Qur’an, Juz 11, 1993, hlm. 201)

Dalam Tafsir Al-Azhar, (jilid 6 hlm. 4430), Hamka menjelaskan bahwa Nabi Musa dan Harun bukan merasa takut menghadapi siksaan sebagai pengecut, sifat itu tidak mungkin bagi seorang yang jiwanya sudah dibentuk oleh Allah Swt sebagai utusan. Maksud dari kekhawatiran Nabi Musa dan Harun adalah jika dakwah mulianya harus berhenti sebelum mencapai keberhasilan.

Baca Juga: Empat Kunci Kesuksesan Hidup dalam Surah Az-Zumar Ayat 10

Solusi Allah Swt Untuk Nabi Musa dan Harun

Respons Allah Swt dalam ayat selanjutnya menunjukkan dimensi ketenangan ilahiah, dengan menegaskan pendampingan dan perlindungan-Nya secara langsung dalam surah Thaha ayat 46, berbunyi:

قَالَ لَا تَخَافَآ ۖ إِنَّنِى مَعَكُمَآ أَسْمَعُ وَأَرَىٰ

Allah berfirman, ‘Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat’.

Menurut para ulama, ketika keduanya merasa khawatir selayaknya manusia biasa, Allah Swt menjelaskan pada Nabi Musa dan Harun, bahwa Fir’aun tidak akan sampai pada mereka dan tidak pula kepada kaumnya. Terkait firman Allah Swt “إِنَّنِى مَعَكُمَآ” dimaksudkan dengan pertolongan, bantuan dan kekuatan dalam menghadapi Fir’aun, serta firman “أَسْمَعُ وَأَرَىٰ” adalah ungkapan tentang pengetahuan Dzat yang tidak ada suatu pun luput dari-Nya. (Al Qurthubi, Al Jami’ li Ahkam Al Qur’an, Juz 11, 1993, hlm. 202)

Dijelaskan oleh Hamka dalam Tafsir Al-Azhar (jilid 6 hlm. 4431 – 4432), Thaha ayat 46 merupakan jaminan dari Allah sendiri untuk mengatasi kecemasan Nabi Musa dan Harun kala itu. Menurut riwayat adh-Dhahhak dari Ibnu Abbas menafsirkan ayat tersebut dengan, “Janganlah kalian berdua khawatir. Aku mendengar percakapan kalian berdua dan Aku dengar pula percakapan Fir’aun itu. Aku melihat kalian berdua juga pendirian Fir’aun. Tak ada yang tersembunyi dari pendengaran dan penglihatan-Ku. Ketahuilah bahwa ubun-ubun Fir’aun berada dalam genggaman-Ku, tidak ada yang akan terjadi jikalau Aku tidak mengizinkannya. Aku ada bersama kalian, memelihara kalian, menolong kalian dan membantu kalian”.

Respons Allah Swt pada surah Thaha ayat 46 tersebut tidak hanya memberikan ketenangan bagi Nabi Musa dan Harun alaihissalam, tetapi juga memberi kebenarian dalam diri keduanya. Kemudian Allah Swt memberi solusi selanjutnya, yakni dalam surah Thaha ayat 47:

فَأْتِيَاهُ فَقُولَآ إِنَّا رَسُولَا رَبِّكَ فَأَرْسِلْ مَعَنَا بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ وَلَا تُعَذِّبْهُمْ ۖ قَدْ جِئْنَٰكَ بِـَٔايَةٍ مِّن رَّبِّكَ ۖ وَٱلسَّلَٰمُ عَلَىٰ مَنِ ٱتَّبَعَ ٱلْهُدَىٰٓ

Maka datanglah kamu berdua kepadanya (Fir’aun) dan katakanlah: ‘Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah kamu menyiksa mereka. Sungguh kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti (atas kerasulan kami) dari Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk’.

Dijelaskan oleh Hamka dalam Tafsir Al-Azhar (jilid 6 hlm. 4433 – 4434), Nabi Musa dan Harun segera pergi menghadap Fir’aun hendak menyampaikan apa yang telah Allah Swt wahyukan, yang tak lain menegaskan keduanya adalah utusan Allah Swt yang diberi tugas untuk mengingatkan Fir’aun agar membebaskan Bani Israil yang ia tindas.

“Keselamatan untuk orang yang mengikuti petunjuk”, ini merupakan peringatan Nabi Musa kepada Fir’aun. Sebagai seorang rasul, wajib menyampaikan seruan itu tanpa mempedulikan tingginya kedudukan Fir’aun. Kepingan terakhir dari ayat 47 tersebut juga dijadikan semboyan oleh Nabi Muhammad Saw dalam surat yang dikirimkan pada Herclus seorang raja besar Rum, berikut isi suratnya:

“Dari Muhammad Utusan Allah kepada Hercules orang agung Rum, ‘keselamatan untuk orang yang mengikuti petunjuk, amma ba’du, Saya mengajak Anda memeluk Islam. Sebab itu masuklah ke Islam, agar anda selamat dan anda akan diberi Allah dua pahala…”

Pesan Alquran: Tenang, Tak Perlu Khawatir

Selain yang telah dijelaskan pada surah Thaha, ada beberapa ayat Alquran lainnya yang dapat dijadikan obat kekhawatiran, yaitu:

At-Taubah ayat 40

…لَا تَحْزَنْ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَا…

Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita”.

Al-Fath ayat 4

هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ فِى قُلُوبِ ٱلْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوٓا۟ إِيمَٰنًا مَّعَ إِيمَٰنِهِمْ ۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.

Al-Insyirah ayat 5 – 6

(٦) إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا (٥) فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”.

Setidaknya, tiga ayat yang telah disebutkan tadi memperkuat pesan mendalam bahwa kekhawatiran bukanlah kondisi yang tak dapat diatasi. Alquran menegaskan terkait tawakkal terhadap Allah menjadi kunci untuk mencapai ketenangan hati dan pikiran.

Baca Juga: Sikap Pantang Menyerah Nabi Yunus Setelah Kegagalan

Penutup

Dari kisah Nabi Musa dan Harun hingga pesan-pesan ketenangan dalam ayat Alquran lainnya, terlihat jelas bahwa bersama Allah Swt, tidak ada alasan untuk larut dalam kekhawatiran. Saat hari mulai gelisah dan pikiran dipenuhi rasa takut, cukup percayakan semua pada Allah Swt. Dengan bersandar kepada-Nya, khawatir yang dirasakan larut dalam ketenangan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini