BerandaTafsir Al QuranMengenal Hasan At-Turabi, Mufasir Kontemporer asal Sudan

Mengenal Hasan At-Turabi, Mufasir Kontemporer asal Sudan

Kehadiran mufasir kontemporer semakin memperkaya jagat dunia penafsiran Al-Quran salah satunya adalah Hasan at-Turabi. Ia merupakan penulis Kitab Tafsir At-Tawhidi. Ia juga adalah seorang akademisi Islamic Studies dan hukum, ulama cum politikus dan pemikir besar Muslim asal Sudan yang membuat gerakan pembaruan (tajdid) pada masalah keagaaman, hukum, politik, dan persoalan sosial lainnya. Kontribusi pemikirnya baik masyarakat Sudan maupun internasional cukup berpengaruh.

Biografi Intelektual Hasan At Turabi

Nama lengkap Hasan at-Turabi adalah Hasan Abdullah at-Turabi. Ia lahir di Kota Kasala, Sudan pada tahun 1932 M. Hasan at-Turabi lahir dan tumbuh dari lingkungan keluarga yang agamis dan kental tradisi sufisme. Sejak kecil ia dididik menjadi agamawan yang taat dan berkeilmuan tinggi. Hasan at-Turabi berhasil merampungkan strata satunya (S1) di fakulras hukum Universitas Khartoum Sudan pada tahun 1955.

Merasa tak puas dengan studinya di lingkungannya, ia rihlah ilmiah ke Eropa tepatnya London untuk melanjutkan S2-nya dalam bidang hukum dan berhasil menyelesaikannya pada tahun 1959. Kemudian, ia pergi ke Paris untuk melanjutkan studi Ph.D-nya dalam bidang hukum di Universitas Sorbonne dan lulus pada tahun 1964. Pada waktu menetap di Paris inilah, ia menjelajahi benua biru Eropa dan benua Amerika dengan melakukan beberapa kunjungan di sana.

Tercatat ia juga merupakan politikus ulung, tapi sebelum terjun ke politik ia banyak bergelut dan mendalami karirnya sebagai akademisi. Salah satu prestasinya dalam bidang akademik adalah ia pernah menjabat sebagai dekan Fakultas Hukum Universitas Khartoum meskipun hanya sebentar lantaran ia menjadi anggota parlemen dan Sekretaris Jenderal (sekjend) Islamic Charter pada bulan Desember 1964.

Baca juga: Mutawalli As-Sya’rawi: Mufasir Kontemporer dari Mesir

Pada tahun 1988, Ia memimpin Front Nasional Islam (NIF) berkoalisi dengan pemerintahan Shadiq al-Mahdi dan mengantarkannya menjadi Jaksa Agung, kemudian Deputi Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri (menlu). Selain itu, dia juga pernah menduduki jabatan strategis, Sekretaris Jenderal Kongres Islam Khartoum yang beranggotakan 55 negara muslim dan Barat. Sejak pemilu 1996, ia menjabat sebagai ketua parlemen, yaitu kedudukan yang dianggap paling berpengaruh kedua setelah presiden yang dijabat oleh Jenderal Umar al-Basyir, “junior’nya di Partai NIF.

Singkat cerita pada Februari 2001, ia ditahan atas tuduhan berkhianat kepada negara. Sebab ia  yang berkapasitas sebagai Presiden Partai Oposisi Populer Nasional (PNC) telah menandatangani MoU dengan John Garang De Mabior, seorang pemimpin Gerakan Pemberontak Kristen Bersenjata di Sudan Selatan SPML/A (Sudan People’s Liberation Movement/ Army). Tuduhan ini tak memiliki dasar yang cukup kuat sehingga lebih dari 18 bulan pengadilan belum membuka kasusnya. Mayoritas masyarakat berasumsi bahwa alasan penahanannya adalah karena ia dianggap cukup “mengusik” kenyamanan pemerintahan Al-Basyir.

Sebagai informasi bahwa At-Turabi merupakan tokoh organisasi Ikhwanul Muslimin (IM) Sudah yang beberapa kali dipenjara karena melakukan pemberontakan terhadap negaranya. Hasan at-Turabi memang merupakan pemikir besar Islam di Sudan dan merupakan eksponen penting yang sangat diperhitungkan dalam proses Islamisasi di Sudan. Sudan dengan mayoritas penduduk muslim diwarnai dengan beberapa kontestasi pemikiran, namun kaitannya dengan pemikiran Islam yang sangat berpengaruh adalah kontestasi pemikiran Hasan at-Turabi dengan Mahmud Mohammad Taha serta muridnya Abdullahi Ahmad al-Na’ai.

Baca juga: Mufasir Indonesia: Biografi Syekh Mahfudz At Tarmasi

Karya Hasan Al Turabi

Hasan At-Turabi dipandang merupakan tokoh gerakan Islam Internasional dan pemikir besar muslim. Kontribusi karyanya dalam konstelasi pemikiran Arab hingga Islam modern berawal dari Women in Islam dan The Prayer yang terbit di akhir 1960-an, dan The Islamic Movement In Sudan (1989).

Di samping itu, karyanya yang berbahasa Arab di antaranya adalah

  1. Al-Iman wa Atsaruha fi Al-Hayat
  2. Al-Muslim Baina Al-Wujdan wa Al-Sultan
  3. Tajdid Al-Fikr Al-Islami dan Al-Wihdah wa Al-Dimukratiyyah wa Al-Fann
  4. Qadaya at-Tajdid,
  5. Al-Tafsial-Tauhidi
  6. Al-Mar’at bain al-Ushul wa al-Taqalidd dan sebagainya.
  7. Qadhaya al-Wahdah wa al-Hurriyyah (tahun 1980),
  8. Tajdid Ushul al-Fiqh (tahun 1981)
  9. Al-Asykal an-Nadzimah li Daulah Islamiyyah Mu’ashirah (tahun 1982),
  10. Tajdîd ad-Din (tahun 1984), M
  11. Manhajiyyatu at-Tasyrî (tahun 1984), Manhajiyyatu at-Tasyrî‟ (tahun 1987)
  12. Al-Musthalahat as-Siyasiyyah fi al-Islam (tahun 2000)

Adapun makalahnya tentang kaum perempuan dan kedudukan komunitas non-muslim di negara-negara Islam telah diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Inggris. Wallahu A’lam.

Miatul Qudsia
Miatul Qudsia
Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Alquran dan Tafsir UIN Sunan Ampel Surabaya, pegiat literasi di CRIS (Center for Research and Islamic Studies) Foundation
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...