Aspek ketiga yang harus dibangun dalam pembangunan muslim yang unggul adalah kemampuan menjaga hubungan dengan manusia lain. Manusia secara fitri adalah manusia sosial, yang harus hidup Bersama dan bekerja sama. Manusia tidak mungkin hidup sendiri di alam dunia ini yang luas. Dia membutuhkan orang lain, dia membutuhkan teman, dia membutuhkan pendamping, dan dia membutuhkan manusia lain. Dengan begitu, manusia akan mampu menjalani kehidupannya ini dengan baik, tidak hanya karena usahanya sendiri, tetapi usaha dan bantuan orang lain.
Hal ini, seperti dinyatakan oleh Allah di dalam QS. Al-Hujurat [49]: 13: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Kata لتعارفوا tidak hanya diartikan secara sederhana dengan “saling kenal-mengenal,” tetapi juga harus diartikan dengan “saling bantu-membantu, tolong-menolong, bekerja sama dalam berbagai bidang untuk mencapai kemaslahatan, kesejahteraan, dan kemakmuran bersama.
Di dalam ayat yang lain QS. Ali Imran [3]: 103:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”
Baca Juga: Aspek Pertama Membentuk Pribadi Manusia Unggul: Ilmu Pengetahuan
Dalam hadisnya Rasulullah menerangkan sebagai berikut: “Dari Nukman bin Basyir r.a., dia berkata Rasulullah saw. telah bersabda: “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam kasih sayang, kecintaan, ketersambungan hubungan mereka bahwa sekujur badan. Apabila salah satu anggota merasakan sakit, maka seluruh badan akan ikut merasakan sakitnya. HR. Al-Thabrany.”
Di hadis yang lain Rasulullah menyatakan: “Dari Abdullah Ibn Umar, dia berkata bahwa Raulullah saw pernah bersabda: “Seorang dengan seorang muslim yang lain adalah saudar. Seorang muslim tidak boleh menzalimi muslim yang lainnya. Barangsiapa yang memeuhi kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barangsiapa melepaskan seorang muslim dari suatu kesulitan, maka Allah akan melepaskannya dari kesulitannya di hari kiamat nani. Barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di hari kiamat.” HR. Ahmad.”
Aspek keempat yang harus dibangun dalam pembangunan manusia muslim yang unggul adalah pribadi yang mampu menjaga hubungan yang baik dengan penciptanya, yaitu Allah Swt. Pribadi-pribadi yang unggul itu harus mampu menjaga hubungan yang baik dengan tuhannya. Kemampuan menjaga hubungan baik dengan Tuhannya adalah dengan sikap takwa kepada-Nya dan selalu mengingat-Nya.
Dalam kaitannya dengan takwa, Allah memerintahkan manusia untuk selalu bertakwa kepada-Nya. Allah Swt. telah memerintahkan setiap manusia untuk bersikap takwa kepada-Nya. Salah satu ayat yang memerintahkan manusia untuk bertakwa adalah QS. Ali Imran [3]: 102:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”
Di ayat yang lain di dalam QS. al-A’raf [7]: 96: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”
Prinsip takwa yang diperintahkan itu harus diimplementasikan dalam segala aspek dan suasana kehidupan. Takwa itu harus diimplementasikan dalam semua kondisi da keadaan. Rasulullah Saw pernah menyampaikan sebuah pesan penting kepada Mu’adz bin Jabal, ketika beliau meminta nasihat dari Rasulullah. Hal ini digambarkan di dalam hadis riwayat Ahmad sebagai berikut: “Dari Mu’adz bin Jabal, dia berkata: Ya Rasulullah, berilah wasiat kepadaku. Nabi berkata: “Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada.” Dia meminta lagi: tambahkan lagi untukku ya Rasulullah. Nabi menjawab: “Ikutkanlah kesalahan (yang telah kamu lakukan) dengan kebaikan, agar kebaikan itu menghapus kesalahanmu.” Dia meminta lagi: “Tambahkan lagi untukku, ya Rasulullah.” Nabi menjawab: “Bergaullah dengan semua orang dengan pergaulan yang baik.” HR. Ahmad.”
Hadis di atas menggambarkan bahwa ada tiga hal pokok yang harus dilakukan oleh setiap orang/individu di mana saja dia berada, yaitu bertakwa kepada Allah, melakukan perbaikan, dan bergaul dengan sesama manusia dengan pergaulan yang baik.
Tentang perintah untuk selalu berzikir kepada Allah, Allah telah memerintahkan manusia untuk senantiasa berzikir dan mengingat Allah swt. Di antaranya Allah memerintahkan di dalam QS. Al-Ahzab [33]: 41: “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. 42. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.
Baca Juga: Aspek Kedua Membentuk Pribadi Manusia Unggul: Beramal dan Berkarya
Dalam beberapa hadisnya Rasulullah memerintahkan umatnya untuk selalu berzikir dan mengingat Allah Swt. Hal ini antara lain dikatakan Rasulullah dalam sebuah hadisnya, yang berbunyi sebagai berikut: “Dari Abu ad-Darda’ r.a. berkata, Rasulullah saw. telah bersabda: “Sukakah kalian untuk aku beritahukan kepada kalian amal yang terbaik bagi kalian dan yang paling suci untuk kamu miliki, sesuatu yang mengangkat kalian kepada derajat yang paling tinggi, sesuatu yang mempunyai nilai yang lebih baik daripada menginfakkan emas dan perak, dan sesuatu yang lebih daripada engkau berperang di jalan Allah. Mereka menjawab: Kami mau ya Rasulullah. Rasulullah berkata: “Yang terbaik itu ialah mengingat Allah ta’ala”. Mu’adz berkata bahwa tidak ada sesuatu yang paling baik yang dapat menyelamatkan seseorang dari azab Allah, selain mengingat Allah swt. (HR Tirmidzi, Malik, Ahmad, dan Darimi).”
Hadis riwayat Abu Dawud dari Abu Hurairah menyatakan sebagai berikut: “Dari Abu Hurairah, ia berkata, bersabda Rasulullah saw.: Siapa yang berbaring lalu ia tidak berzikir kepada Allah, maka ia di akhirat nanti mendapat kerugian (merasa berkekurangan), dan siapa yang duduk lalu dia tidak berzikir, maka di akhirat nanti ia mendapat kerugian (merasa berkekurangan). (HR. Abu Dawud)”
Demikianlah aspek ketiga dan keempat untuk membentuk pribadi unggul. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam.