Muballigh Atau Ustaz, Samakah Makna Keduanya?

muballigh atau ustadz
Gus Baha (pwmu.co)

Kita pasti akrab dengan istilah muballigh dan ustadz, maka yang menjadi pertanyaannya kemudian, samakah kedua istilah tersebut? Kata muballigh dalam KBBI diartikan sebagai orang yang menyampaikan ajaran Islam. Bisa dipanggil sebagai juru dakwah.

Sedangkan dalam bahasa Arab, kata muballigh diserap dari kata balagha yang terdiri dari huruf  ba, lam, dan ghain yang memiliki arti sampainya sesuatu atau mendekati sampai ke arah tujuan. Berarti, muballigh dalam islam adalah orang yang menyampaikan suatu informasi yang baik dan cukup untu mendekati ke arah tujuan.

Hal ini terbukti dalam Q.S. An-Nisa [4]: 63 yang memerintahkan agar mengucapkan kata-kata yang disifatinya dengan kata balighan, yang berbunyi:

اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ يَعْلَمُ اللّٰهُ مَا فِيْ قُلُوْبِهِمْ فَاَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُلْ لَّهُمْ فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ قَوْلًا ۢ بَلِيْغًا

Mereka itu adalah orang-orang yang (sesungguhnya) Allah mengetahui apa yang ada di dalam hatinya. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka nasihat, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwanya. (Q.S. An-Nisa [4]: 63)

Quraish Shihab dalam Kosakata Keagamaan, mengutip pendapat ulama pakar bahasa Arab yang memberikan perhatian lebih dalam memaknai kata balighan. Menurutnya, ada tiga hal bisa dikatakan balighan jika:

  1. Seluruh pesan dalam kalimat yang disampaikan dapat diterima,
  2. Kalimatnya tidak bertele-tele, tutur katanya tidak membosankan, dan maknanya tidak ada yang kurang atau lebih.
  3. Kesesuaian kandungan dan gaya bahasa dengan sikap lawan bicara menuntut muballigh agar pandai dalam bersikap. Selain itu, muballigh mampu memberikan informasi yang sekiranya mereka butuhkan.

Sifat balighan juga telah ada dalam jiwa Nabi Muhammad Saw sebagai pembawa risalah sebagai respon abadi untuk seluruh umat di dunia. Hal ini terdapat dalam Q.S. Al-Maidah [5]: 92 yang berbunyi:

وَاَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاحْذَرُوْا ۚفَاِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَا عَلٰى رَسُوْلِنَا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ

Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul serta berhati-hatilah. Jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanat) dengan jelas. (Q.S. Al-Maidah [5]: 92)

Baca juga: Sertifikasi Dai Perlu Dilakukan Atau Tidak? Simak Penafsiran QS. Hud Ayat 93

Makna Ustadz dan Beberapa Fungsinya

Sebutan ustadz pada dasarnya terambil dari bahasa Persia yang kemudian diserap oleh bahasa Arab yang sekarang sering dipakai bahasa Indonesia. Quraish Shihab mengatakan bahwa kata ustadz memiliki banyak makna dari berbagai bahasa yang ada. Dalam bahasa Persia, kata ustadz bermakna pengajar baik dalam segala ilmu baik itu seni atau karya.

Negara Mesir yang komunikasinya fasih berbahasa Arab, kata ini dipersingkat lagi pengucapannya menjadi Usta. Sejatinya, kedua kata di atas memiliki rumpun makna yang sama yaitu bertajuk pada sosok yang mahir dalam satu profesi atau bidang ilmu yang kepintarannya ditularkan kepada orang lain.

Dalam KBBI, kata ustadz ditunjukkan pada guru agama, guru besar, atau akrab disapa dengan tuan. Sedangkan, dalam bahasa Arab, terdapat beberapa kosakata yang digunakan untuk menunjuk sosok guru misalnya murabbi (pendidik), mudarris (menghapus atau menjadikannya using), mursyid (pembimbing spiritual), dan mu’allim (pemberi ilmu). Dikatakan juga sebagai murabbi, karena ia pendidik yang bisa mengembangkan, menumbuhkan, menambah, dan memiliki potensi untuk meningkatkan bakat peserta didik secara jasmani dan rohaninya.

Baca juga: Ngaji Gus Baha’: Cara Agar Tidak Mudah Kecewa dengan Orang

Selanjutnya, mudarris, ia sebagai penghapus kesalahpahaman dan kekeliruan peserta didik dan mencoba memberikan arahan-arahan positif. Beda halnya dengan mursyid, ia sebagai pembimbing spiritual yang mengantarkan akal dan kalbunya serta menyandang ilmu hikmah yang mendorongnya melakukan kebajikan.

Meski semua gelar yang ada merujuk pada profesi yang berbeda, namun ada dalam makna yang sama yaitu guru. Antara muballigh dan ustaz, keduanya memiliki posisi dan mandate yang sama yaitu sebagai penyampai kebajikan dan berusaha memberikan manfaat terhadap sekitar. Muballigh lebih khusus maknanya jika disandingkan dengan sebutan ustadz. Wallahu A’lam