BerandaTafsir Al QuranMufasir Indonesia: Inilah Biografi Penulis Tafsir Pase dari Aceh

Mufasir Indonesia: Inilah Biografi Penulis Tafsir Pase dari Aceh

Salah satu tafsir lokal kontemporer yang berasal dari ulama Aceh adalah Tafsir Pase. Tafsir ini lahir di Aceh pada masa pra kemerdekaan, yang dilatari oleh kondisi sosial-politik yang tidak stabil alias konflik. Kondisi tersebut berdampak terhadap corak tafsir ini, sehingga subtansi tafsir ini banyak memuat gagasan pemberdayaan masyarakat Aceh yang diharapkan dapat meningkatkan persatuan dan persaudaraan sesama warga Aceh.

Tafsir Pase sendiri disusun oleh tim yang terdiri dari lima orang. Kata “Pase” diambil dari salah satu nama kerajaan tertua di Aceh. Hal yang menarik dari tafsir ini adalah diawali dengan kajian ulumul quran sebelum masuk pada pembahasan tafsir yang menggunakan pendekatan kultural atau kearifan lokal Aceh.

Biografi Penulis Tafsir Pase

Thalhas dalam Tafsir Pase: Kajian Surah Al-Fatihah dan Surah-surah dalam Juz ‘Amma, mnejelaskan bahwa Tafsir Pase sendiri melibatkan lima penafsir, yaitu Drs. T.H. Thalhas, SE, Drs. H. Hasan Basri, Drs. Zaki Fuad, M.A., Drs. A. Mufakhir Muhammad, M.A., dan Drs. H. Mustafa Ibrahim. Berikut ini biografi singkat dari para penulis tafsir tersebut. Ketika mengurai tafsir ditemukan inisial penafsir, misalnya THA (Drs. T.H.Thalhas, SE), HB (Drs H. Hasan Basri), ZF (Drs. Zaki Fuad, MA), MM (Drs. A. Mufakhir Muhammad, MA), MI (Drs. H. Mustafa Ibrahim).

Teuku Hasan Thalhas (THA)

Beliau lahir di Pulau Labu Aceh Utara pada tanggal 5 April 1934, ia menempuh dan menuntaskan pendidikan formalnya di tempat kelahirannya hingga dalam Lembaga Volks School pada tahun 1941-1943. Pedidikan agama secara formal baru dinikamtinya ketika memasuki Madrasah al-Muslim Peusangan pada tahun 1948. Pendidikan formal keagamaannya memasuki Lembaga Pra SMI Lhokseumawe di bawah asuhan T.M. Hasby Ash Shiddieqy. Ia juga mendalami ilmu agama Islam di PGAN Kutaraja dan Bogor pada tahun 1951 sampai 1955.

Pendidikan Hakim Agama Negeri ditempuhnya di Yogyakarta selama 4 tahun, tepatnya tahun 1955 hingga 1958 dan di kota yang sama ia melanjutkan pendidikan agama di PTAI sejak tahun 1958 sampai 1961 sampai meraih gelar BA. Ia menyempatkan diri mengikut pendidikan di Fakultas Ushluddin, IAIN Yogyakarta, Jurusan Perbandingan Agama (PA) dan berhasil memperoleh gelar sarjana. Selain pendidikan formal keagamaan, ia juga menempuh pendidikan ekonomi di Jakarta pada tahun 1974.

Baca juga: Mufasir-Mufasir Indonesia: Biografi Abdurrauf As-Singkili

Hasan Basri (HB)

Nama lengkap beliau adalah Hasan Basri bin Ahmad, lahir di Pante Geulima, Meureudu, Pidie, Aceh pada tanggal 2 Mei tahun 1963. Jenjang pendidikan formal BA (Bachelor of Arts) ditempuh di Surakarta tahun 1986 dalam bidang ilmu-ilmu Agama Islam. Beliau juga pernah nyantri di Pesantren Sabran (Sobron) di Kota Solo, Jawa Tengah pada tahun 1986. Strata satu nya (S1) ditempuh di kota kelahirannya yaitu IAIN Ar Raniri pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan serta meraih gelar doktorandus (Drs) pada tahun 1990, Gelar M.A. (Master of Arts) diperoleh di negeri Kincir Angin, Universitas Leiden pada tahun 1997.

  1. Mufakhir (MM)

Beliau lahir di Glumpang Bungkok, Sigli, Banda Aceh pada tanggal 2 Maret 1963. Beliau berprofesi sebagai dosen di Fakultas Tarbiyah IAIN Ar Raniry. Berbekal pengalaman pendidikannya mampu mengantarkan beliau ke karirnya sebagai seorang tokoh agama di Nagro Aceh Darussalam. Ia menuntaskan pendidikan agamanya di Madrasah Ibtidaiyah Cot Glumpang pada tahun 1975, dan Madrasah Tsanawiyahnya di Kampung Kembang Tanjung pada tahun 1978. Selanjutnya Madrasah Aliyah ditempuh di Sigli, tempat kelahirananya pada tahun 1982.

Beliau juga pernah mengikuti pendidikan kebahasaan di LIPIA Jakarta dalam Daurah At Tarbiyah pada tahun 1992. Adapun pendidikan terakhirnya adalah Master dalam kajian tafsir pada Pascasajana IIQ (Institut Ilmu Al-Quran) Jakarta pada konsentrasi Ilmu Alquran dan Ilmu Hadits pada 2002.

Baca juga: Buya Hamka, Mufasir Reformis Indonesia Asal Minangkabau

Zaki Fuad (ZF)

Beliau lahir di Peusangan, Aceh Utara pada tanggal 14 Maret 1964. Kegiatan rutinnya adalah staf pengajar pada Fakultas Syariah IAIN Ar Raniry, Aceh. Rihlah akademiknya ditempuh di Madrasah Ibtidaiyah di Matangglumpang Dua pada tahun 1976, Madrasah Tsanawiyyah di tempat yang sama pada tahun 1980 kemudian melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Peulangan pada tahun 1983. Menyelesaikan strata satu (S1) nya di Fakultas Syariah IAIN Ar- Raniry pada tahun 1988. Adapun pendidikan terakhirnya adalah magister agama di IAIN Jakarta pada tahun 1996.

Sebagai penutup, Tafsir Pase sendiri dapat dikatakan berorientasi pada nilai-nilai persatuan atau perjuangan yang lebih mengedepankan nilai-nilai kedaerahan dalam bingkai keindonesiaan. Wallahu A’lam.

Miatul Qudsia
Miatul Qudsia
Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Alquran dan Tafsir UIN Sunan Ampel Surabaya, pegiat literasi di CRIS (Center for Research and Islamic Studies) Foundation
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...