BerandaTafsir TematikNgaji Gus Baha’: Manajemen Keuangan dalam Perspektif Al Quran

Ngaji Gus Baha’: Manajemen Keuangan dalam Perspektif Al Quran

Santri Gayeng mengadakan ngaji rutin tafsir bersama kyai Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang kerap disapa dengan Gus Baha’. Pada kesempatan kali ini Gus Baha’ menjelaskan Tafsir Jalalain surat Al-Furqon ayat 62, tentang manajemen keuangan dalam prespektif Al Quran.


Baca juga:Tafsir Surat Al-Hasyr Ayat 18:  Intropeksi Diri, Manajemen Waktu, dan Tabungan Kebaikan dalam Al Quran


Ngaji tafsir yang diampu oleh Gus Baha’ ini  lugas dan gamblang. Beliau juga memaparkan pengertian manejemen keuangan sesuai Al Quran sebagaimana yang sudah di praktikan oleh sahabat Ali bin Abi Thalib.

Berikut firman Allah surat al-furqon ayat 61-62:

تَبَارَكَ الَّذِي جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا وَجَعَلَ فِيهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيرًا

 وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا

“Maha suci Allah yang menjadikan di langit gugusan bintang- bintang. Dan Dia juga menajdkan padanya matahari dan bulan yang bersinar. Dan Dia pula yang menjadikan malam dan siang silih bergantinbagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau yang ingin bersyukur” (Q.S Al- Furqan Ayat  61-62).

Tafsir Al-Furqon Ayat 61- 62

Dalam Tafsir Jalalain karya Jalauddin as-Syuyuti, surat Al-Furqan ayat 61 terkait Allah yang telah menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang) yang ada dua belas.

Bintang tersebut yaitu: Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricornus, Aquarius dan Pisces. Gugusan-gugusan tersebut merupakan garis edar dari tujuh planet yang beredar. Planet itu ialah Mars, mempunyai Aries dan Scorpio, Gemini dan Virgo. Planet Bulan mempunyai Cancer. Planet Matahari mempunyai Leo. Planet Yupiter mempunyai Sagitarius dan Pisces. Planet Uranus mempunyai Capricornus dan Aquarius. Allah SWT juga menjadikan padanya juga sebagai matahari (dan bulan yang bercahaya).


Baca juga: Merenungi Tanda-Tanda Kekuasaan Allah di Surat Ar-Rum ayat 20-25


Menurut suatu qiraat, lafal Siraajan dibaca Suruujan dengan ungkapan jamak. Arti Muniiran adalah Nayyiraatin yakni yang bercahaya. Sengaja di sini hanya disebutkan bulan di antara planet-planet tersebut karena mengingat keutamaan yang dimilikinya.

Kemudian pada ayat 62 yaitu (Dan Dia pula yang menjadikan malam dan siang silih berganti). Yakni satu sama lainnya saling silih berganti dengan yang lainnya (bagi orang yang ingin mengambil pelajaran) dapat dibaca yadzdzakkara dan yadzkura, yang pembahasannya sebagaimana pada ayat sebelumnya. Artinya, ia ingat akan kebaikan yang tidak dilakukan pada salah satu di antaranya. Kemudian ia melakukan pada waktu yang lainnya. Sebagai ganti dari apa yang tidak dilakukannya di waktu yang pertama tadi (atau orang yang ingin bersyukur) atas nikmat Rabb yang telah dilimpahkan kepadanya pada dua waktu itu.

Manajemen Keuangan dalam Prespektif Al Quran

Gus Baha’ memaparkan pada segmen ngaji tafsir surat al-Furqan ayat 61-62, dengan meneladani sikap Sayyidina Ali bin Ai Thalib, bahwa ketika ia mempunyai uang itu dijadikan empat lantaran digunakan untuk shodaqoh. Maksudnya ialah misalnya uang seratus ribu itu dibagi menjadi 4, maka menjadi 25.000-an.

Ali membaginya untuk sedekah dengan waktu yang berbeda-beda. Pagi 25 ribu, siang 25 ribu, sore 25 ribu dan malam 25 ribu. Hal semacam itulah yang dilakukan sahabat Ali. Sesungguhnya shodaqoh diperlihatkan itu juga bagus, karena shodaqah itu perintah Allah. Jadi alangkah baiknya kita bisa sedekah dengan waktu yang berbeda. Sebagai tanda rasa syukur di setiap waktunya.


Baca juga: Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 261: Keutamaan Sedekah


Sosok Sayyidina Ali memang dikenal pandai dalam menafsirkan konsep pembentukan kepercayaan dalam system keuangan. Sebagaimana pemaparannya tentang keuangan yang sudah ditulis pada bukunya yang berjudul Najhul Balaghah. Bahwa untuk menjaga kepercayaan orang dalam mengatur keuangan, harus ada sistem pembukuan.


Artikel terkait: Etika Menjadi Seorang Pebisnis dalam Membangun Kepercayaan


Jadi, Sayyidina Ali begitu menerapkan prinsip Al Quran, khusunya dalam sistem pembagian kekuangan. Hingga ingin sedekah pun ia harus membaginya, agar bisa bersedekah di setiap waktunya. Semoga kita bisa meneladani sikap Sayyidina Ali bin Thalib. Wallahu a’lam.

 

Norma Azmi Farida
Norma Azmi Farida
aktif di Cris Foundation (Center For Research of Islamic Studies) Redaktur Tafsiralquran.id
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Istidraj: Jebakan Nikmat bagi Mereka yang Tak Taat

Istidraj: Jebakan Nikmat bagi Mereka yang Tak Taat

0
Allah tidak hanya menguji manusia dengan kesulitan, tetapi juga dengan kemudahan. Kemudahan hidup, kekayaan, kesenangan, dan kemewahan yang terus-menerus dialami seseorang bisa jadi merupakan...