Salah satu permasalahan yang sering ditanyakan terkait kisah dalam Al-Qur’an – terutama kisah para nabi – adalah peristiwa pengangkatan nabi Isa as ke langit. Orang-orang acapkali bertanya, “apakah beliau benar-benar diangkat ke langit atau disalib? bagaimana Al-Qur’an mengisahkan tentang pengangkatan nabi Isa? Dan siapa sebenarnya yang diserupakan dengan beliau?”
Jika merujuk pada ayat-ayat Al-Qur’an berkenaan peristiwa pengangkatan nabi Isa as, khususnya surah an-Nisa [4] ayat 157 dan 158, di sana akan ditemukan informasi yang menyebutkan bahwa nabi Isa tidak dibunuh dan tidak disalib sebagaimana yang dianggap oleh sebagian orang. Yang benar menurut kedua ayat ini adalah Allah swt mengangkatnya kepada-Nya.
Baca Juga: Kisah Masa Kecil Nabi Isa as dan Awal Mula Wahyu Turun Kepadanya
Firman Allah swt:
وَّقَوْلِهِمْ اِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيْحَ عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُوْلَ اللّٰهِۚ وَمَا قَتَلُوْهُ وَمَا صَلَبُوْهُ وَلٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۗوَاِنَّ الَّذِيْنَ اخْتَلَفُوْا فِيْهِ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ ۗمَا لَهُمْ بِهٖ مِنْ عِلْمٍ اِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوْهُ يَقِيْنًاۢ ۙ ١٥٧ بَلْ رَّفَعَهُ اللّٰهُ اِلَيْهِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَزِيْزًا حَكِيْمًا ١٥٨
“Dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentang (pembunuhan) Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar-benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang dibunuh itu), melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin telah membunuhnya. Tetapi Allah telah mengangkat Isa ke hadirat-Nya. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.”
Secara umum, surah an-Nisa [4] ayat 157 dan 158 berisi tentang bantahan Allah swt terhadap pengakuan kaum Yahudi bahwa mereka telah membunuh nabi Isa as, puteran Maryam. Ia tidaklah dibunuh dan tidak disalib, sebab kenyataannya, orang yang mereka bunuh adalah seseorang yang diserupakan dengan nabi Isa, sedangkan dirinya diangkat ke hadirat Allah swt.
Atas dasar kedua ayat inilah Quraish Shihab berargumen, seorang muslim wajib yakin dan percaya bahwa nabi Isa tidak disalib dan tidak pula dibunuh, tetapi diselamatkan oleh Allah swt. Namun kita tidak bisa memastikan bagaimana cara penyelamatan dan pengangkatan nabi Isa, karena itu merupakan rahasia-Nya dan tidak ada bukti konkret yang bisa dijadikan acuan. Para ulama juga berbeda pandangan mengenai perincian peristiwa tersebut
Hal senada disampaikan oleh al-Sa’adi dalam kitabnya, Taisir al-Karim al-Rahman Fi Tafsir Kalam al-Mannan. Menurutnya, surah an-Nisa [4] ayat 157 dan 158 merupakan bantahan terhadap kaum Yahudi yang mengaku telah membunuh dan menyalib nabi Isa as. Padahal yang sebenarnya terjadi mereka tidaklah membunuh atau menyalibnya, melainkan orang yang diserupakan oleh Allah swt dengannya.
Pendapat inilah –berdasarkan makna tekstual Al-Qur’an – yang dipegangi oleh mayoritas mufasir, bahwa nabi Isa tidak mati dibunuh dan tidak disalib, tetapi beliau diangkat Allah swt ke hadirat-Nya. Namun mereka berbeda pendapat mengenai bagaimana Allah mengangkatnya, karena tidak ada keterangan rinci di dalam Al-Qur’an maupun hadis (Tafsir al-Misbah [2]: 650).
Menurut Syekh Nawawi al-Bantani – mengutip para mutakallimin – ketika kaum Yahudi sepakat untuk membunuh nabi Isa, Allah swt langsung mengangkatnya ke langit. Mengetahui hilangnya nabi Isa, para petinggi kebingungan dan takut masyarakat awam tidak lagi mempercayai mereka. Akhirnya dipilihlah seorang laki-laki untuk menggantikan tempat nabi Isa.
Pemuda tersebut kemudian dibunuh dan disalib. Mereka (kaum Yahudi) menipu orang-orang dan menyatakan bahwa itu adalah nabi Isa as. Mayoritas masyarakat percaya terhadap dakwaan ini karena mereka jarang bertemu dengan nabi Isa kecuali segelintir orang. Selain itu, jumlah Nasrani yang sedikit menyulitkan identifikasi kebenaran peristiwa tersebut (Marah Labid [1]: 240).
Ibnu Katsir menyebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir bahwa orang yang disalip bukanlah orang jahat, melainkan salah satu sahabat murid nabi Isa yang sering disebut Hawariyyun. Dikisahkan bahwa ia menggantikan posisi nabi Isa ketika dikepung di suatu rumah. Ia berinisiatif melakukan hal ini dengan janji bahwa ia akan mendapatkan ganjaran surga di sisi Allah swt.
Pendapat ini didasarkan pada riwayat sahih dari Ibnu Abbas yang berbunyi, “Ketika Allah hendak mengangkat Isa ke langit, beliau menemui para muridnya, dan ketika itu di rumah ada 12 lelaki Hawariyyun… kemudian Isa mengatakan, ‘Siapakah di antara kalian yang wajahnya digantikan seperti wajahku, lalu dia akan dibunuh menggantikan aku, dan dia akan mendapatkan surga yang derajatnya sama denganku’.”
Lalu berdirilah seorang pemuda yang paling muda usianya, “Saya.” “Duduk.” Kata Isa. Nabi Isa mengulang lagi tawarannya, dan pemuda itu angkat tangan dan menyatakan “Saya.” Nabi Isa tetap menyuruhnya untuk duduk. Hingga berlangsung sampai 3 kali. Pada pertanyaan ketiga, pemuda ini mengangkat tangan lagi, “Saya.” Lalu Isa mengatakan, “Baik, kamu orangnya.”
Lantas Allah swt menyerupakannya dengan nabi Isa, sedangkan nabi Isa diangkat melalui lubang angin yang ada di atap, menuju langit. Kemudian datanglah orang Yahudi yang mencarinya, mereka langsung menangkap manusia yang mirip dengan nabi Isa itu, dan langsung membunuhnya, lalu menyalibnya sebagaimana kisah yang masyhur di masyarakat (Tafsir Ibnu Katsir [2]: 449).
Sedangkan Sayyid Qutb menyebutkan – mengutip Injil Barnabas – orang yang dibunuh dan disalib adalah Yahuza atau lebih dikenal Yudas Iskariot. Dikisahkan bahwa setelah nabi Isa diangkat ke langit oleh Allah swt melalui perantara malaikat Jibril, Mikail, Rafail dan Oril, Yudas memasuki ruangan nabi Isa lalu diserupakan dengan beliau. Akibatnya, ia lah yang ditangkap, dibunuh dan disalib.
Baca Juga: Tafsir Surah Maryam Ayat 33: Tiga Bentuk Keselamatan Yang Diminta oleh Nabi Isa
Terlepas dari perdebatan siapa orang yang diserupakan oleh Allah swt dengan nabi Isa dan bagaimana Allah mengangkat beliau, ada satu hal yang harus diyakini oleh seorang muslim, yakni bahwa nabi Isa tidak dibunuh dan disalib sebagaimana disebutkan dalam surah an-Nisa [4] ayat 157 dan 158. Adapun perincian bagaimana peristiwa pengangkatan nabi Isa hanya Allah swt yang mengetahuinya dan tidak perlu diperdebatkan.
Dalam konteks kerukunan beragama – berkenaan pandangan ini – umat Islam tidak boleh memaksakan pendapat kepada kaum Kristiani bahwa nabi Isa tidak disalib sebagaimana anggapan mereka. Sebab tindakan tersebut dapat mencederai kerukunan bermasyarakat. Kita cukup menyebutkan bahwa dalam ajaran Islam, khususnya dalam Al-Qur’an, nabi Isa diangkat oleh Allah swt tidak dibunuh dan tidak pula disalib. Wallahu a’lam.