BerandaTafsir TematikPenjelasan tentang Kebaikan di Akhirat dalam Surah al-Baqarah Ayat 201

Penjelasan tentang Kebaikan di Akhirat dalam Surah al-Baqarah Ayat 201

Artikel ini akan menguraikan tentang kebaikan di akhirat yang diambil dari Surah al-Baqarah ayat 201. Berikut adalah bunyi ayatnya:

 وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Dan di antara mereka ada yang berkata: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat ‎dan peliharalah kami dari siksa neraka”. (Q.S. Al-Baqarah: 201)‎

Ibn Katsir dalam Tafsirnya menjelaskan bahwa makna kebaikan di ‎akhirat pada ayat di atas adalah diselamatkan dari siksa dan penderitaan di ‎alam kubur, dimudahkan pada saaat perhitungan (hisab), rasa aman pada ‎saat pengadilan di padang mahsyar, dan yang tertinggi adalah masuk surga ‎dan mendapat ridla Allah Swt.‎

Baca Juga: Ingin Dikenang Baik di Dunia dan Akhirat? Amalkan Doa Nabi Ibrahim Ini!

Tahapan pertama, sebelum kita menjalani perhitungan di akhirat, ‎kemudian ditentukan tempat yang paling layak buat kita nanti, apakah surga ‎atau neraka, adalah kehidupan kita di alam barzakh atau alam kubur, setelah ‎Allah mencabut nyawa kita. ‎

Sesaat setelah jenazah kita kelak dimasukkan ke dalam liang kubur, ‎tidak lama kemudian akan datang dua malaikat yang akan menanyakan ‎beberapa hal kepada kita. Ketika kita mampu menjawab beberapa pertanyaan ‎tersebut dengan baik, maka saat itulah kebaikan akhirat (baca: nikmat kubur) ‎akan kita dapatkan.

Tetapi sebaliknya, jika kita tidak mampu menjawab ‎sejumlah pertanyaan yang diajukan oleh kedua malaikat tersebut, maka ‎kemalangan dan kesengsaran (baca: azab kubur) yang akan kita peroleh. ‎Na’udzu billahi min dzalik.‎

Dalam sebuah hadis dijelaskan, “Ketika seorang mayit telah selesai ‎dikuburkan dan dihadapkan pada alam akhirat, maka akan datang padanya ‎dua malaikat (yaitu Munkar-Nakir) yang akan bertanya kepada sang mayit tiga ‎pertanyaan. Pertama, “Man Rabbuka?” (Siapakah Tuhanmu)? Kedua, “Wa ma ‎dinuka?” (Apa agamamu)? Ketiga, “Wa ma hadza al-rajul alladzii bu’itsa ‎fikum?” (Siapakah orang yang telah diutus di antara kalian ini)?” (H.R. Bukhari ‎dan Muslim)‎

Tiga pertanyaan ini merupakan awal dari nikmat atau azab di alam ‎kubur. Orang-orang yang bisa menjawab pertanyaan tersebut adalah mereka ‎yang paham, yakin dan mengamalkannya selama hidup hingga akhir hayat ‎mereka tetap dalam keimanan. Mereka inilah yang kelak akan mendapatkan ‎nikmat kubur, dan selanjutnya insya Allah mendapat kebahagiaan dan kebaikan di akhirat.‎

Sebaliknya, orang-orang yang tidak mampu menjawab ketiga ‎pertanyaan tersebut, karena semasa hidupnya bergelimang dengan ‎kemaksiatan dan dosa, mereka inilah yang akan mendapatkan siksa kubur, ‎dan tentu pada gilirannya akan mendapatkan kesengsaraan dan penderitaan ‎di akhirat nanti.‎

Dalam Q.S. Ibrahim: 27 Allah Swt menyatakan, “Allah meneguhkan ‎‎(iman) orang-orang yang beriman dgn ucapan yang teguh itu dlm kehidupan ‎di dunia dan di akhirat, dan Allah akan menyesatkan orang-orang yang dzalim ‎dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.”‎

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa maksud “ucapan yang teguh” adalah ‎seorang mukmin akan teguh di atas keimanan dan terjaga dari syubhat. ‎Sedangkan di akhirat, ia akan meninggal dalam keadaan husnul hatimah serta ‎bisa menjawab tiga pertanyaan dari malaikat munkar dan nakir.‎

Baca Juga: Ibn Katsir: Sosok di Balik Lahirnya Tafsir al-Qur’an al-‘Adzhim

Setelah melewati alam barzakh, tahap selanjutnya adalah hari ‎kebangkitan (yaum al-ba’ts), dimana pada hari itu seluruh manusia akan ‎dibangkitkan dari kuburnya kemudian dikumpulkan di padang mahsyar, untuk ‎selanjutnya dihadapkan di pengadilan Allah Swt. untuk dihisab, dihitung ‎amalnya ketika hidup di dunia. ‎

Pada saat itu, ada orang-orang yang akan menerima buku catatan ‎amalnya dari sebelah kanan. Mereka (orang mukmin) inilah yang akan ‎menjalani perhitungan (hisab) dengan mudah. Dan akan kembali berkumpul ‎dengan mukmin lainnya penuh suka cita. Sedangkan orang-orang yang ‎menerima catatan amalnya dari balik punggungnya, mereka akan berteriak, ‎‎“celaka aku”, dan akan dimasukkan ke dalam api yang menyala-nyala. ‎Demikian dijelaskan dalam Q.S. al-Insyiqaq: 7-12.‎

Tahap selanjutnya, orang-orang mukmin akan ditempatkan di dalam ‎surga yang penuh dengan kenikmatan serta diridali Allah. Sementara orang-‎orang kafir akan dimasukkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Na’udzu ‎billahi min dzalik.‎

Betapa indahnya hidup ini, jika kebaikan di dunia sudah kita raih, ‎kebaikan dan kebahagiaan hidup di akhirat pun kita dapatkan. Tentu, ini ‎merupakan harapan setiap orang yang beriman kepada Allah Swt. Semoga kita ‎termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang beriman, yang kelak akan ‎mendapatkan kebahagiaan dan kebaikan di akhirat. Amiin. ‎

Didi Junaedi
Didi Junaedi
Dosen Ilmu Al-Quran dan Tafsir IAIN Syekh Nurjati Cirebon
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

tafsir surah at-Taubah ayat 122_menuntut ilmu sebagai bentuk cinta tanah air

Surah at-Taubah Ayat 122: Menuntut Ilmu sebagai Bentuk Cinta Tanah Air

0
Surah at-Taubah ayat 122 mengandung informasi tentang pembagian tugas orang-orang yang beriman. Tidak semua dari mereka harus pergi berperang; ada pula sebagian dari mereka...