BerandaTafsir TematikAl-Hujurat Ayat 13: Pentingnya Silaturahmi Sebagai Bagian dari Ajaran Islam

Al-Hujurat Ayat 13: Pentingnya Silaturahmi Sebagai Bagian dari Ajaran Islam

Artikel ini akan menjelaskan surat al-Hujurat Ayat 13 dan kaitannya dengan silaturahmi. Sebagai makhluk berakal Allah Swt memerintahkan kita sesama manusia untuk menjalin silaturahmi. Allah Swt berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-‎laki dan seorang perempuan, serta menjadikan kalian berbangsa-bangsa ‎dan bersuku-suku supaya kalian saling mengenal. Sesungguhnya orang ‎yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling ‎takwa. Sesunggguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” ‎‎(Q.S. Al-Hujurat: 13)‎

Salah satu ajaran penting dalam Islam yang mendapat perhatian cukup ‎besar dari Allah dan Rasul-Nya adalah silaturahim. Dalam konteks Indonesia, ‎biasanya kata ‘silaturahim’ diucapkan dengan ‘silaturahmi’. Kedua-duanya ‎bermakna menyambung ikatan persaudaraan. Tidak ada perbedaan makna ‎sama sekali dalam kedua istilah tersebut, dan tidak perlu diperdebatkan.‎

Baca Juga: Krisis Kemanusiaan, Gus Mus Serukan Para Kyai Memviralkan Kandungan Surat Al-Hujurat

Silaturahim secara bahasa berasal dari dua kata dalam bahasa Arab, yaitu ‎kata ‘shilatun’, yang menurut Al-Raghib Al-Asfahani dalam kitabnya Al-‎Mufradat fi Gharib al-Qur’an, berarti menyatunya beberapa hal, sebagian ‎dengan yang lain, dan kata ‘al-rahimu’ , yang menurut Ibnu Manzur dalam ‎Kamus Lisan al-‘Arab, berarti hubungan kekerabatan.‎

Dengan demikian, makna silaturahim adalah menyambung tali ‎persaudaraan kepada kerabat yang memiliki hubungan nasab. Inilah makna ‎silaturahim secara istilah sesuai pengertian dari rangkaian katanya. ‎

Adapun makna silaturahim yang lebih luas adalah menghubungkan ‎ikatan persaudaraan baik dengan kerabat yang memiliki hubungan nasab, ‎atau pun dengan orang lain yang tidak ada hubungan nasab. Menjalin relasi ‎dengan teman sepergaulan, rekan kerja, atau pun orang lain yang belum kita ‎kenal sama sekali merupakan bentuk dari silaturahim.‎

Dalam sebuah hadis, Rasulullah Saw menyatakan, “Barangsiapa yang ‎senang untuk dilapangkan (atau diberkahi) rezekinya, atau ditunda ‎‎(dipanjangkan) umurnya, maka hendaknya ia bersilaturahim.” (Muttafaqun ‎‎‘Alaih)‎

Setiap orang tentu ingin diberi kelapangan dan keberkahan rezeki serta ‎diberi umur panjang yang bermanfaat. Karena dengan rezeki melimpah nan ‎berkah serta umur panjang yang bermanfaat, maka kebahagiaan hidup ada ‎dalam genggaman. Belum lagi kelak di akhirat, orang yang dikaruniai rezeki ‎melimpah dan dipergunakan untuk kepentingan fi sabilillah, juga umur ‎panjang yang diisi dengan amal shalih, akan mendapat kebahagiaan abadi di ‎sisi Allah Swt.‎

Di sisi lain, silaturahim akan mendekatkan yang jauh, semakin ‎mengakrabkan yang sudah dekat, menghadirkan kebahagiaan, melimpahkan ‎rahmat, mengundang keberkahan.‎

Silaturahim akan menguatkan jalinan persaudaraan, persahabatan, dan ‎pertemanan. Silaturahim akan menghilangkan syak wa sangka, menepis rasa ‎saling curiga, serta meredam percik-percik api permusuhan dan pertikaian. ‎

Sungguh betapa mulianya orang-orang yang senang bersilaturahim. ‎Dalam diri mereka tak ada benci, apalagi dendam. Yang ada hanyalah rasa ‎cinta dan kasih sayang dengan sesama. Sesama keluarga, sesama rekan ‎kerja, sesama tetangga, sesama orang-orang di lingkungan tempat mereka ‎tinggal.‎

Mereka inilah, yang disebut dalam hadis di atas, sebagai orang-orang ‎yang akan selalu dilepangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya.‎

Bahkan di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, semakin luas lagi cara kita untuk bersilaturahmi. Meskipun pada awalnya pola silaturahmi via video call seperti ini agak canggung, tetapi lama kelamaan orang semakin terbiasa dengan ini. Sekarang kita tidak harus saling berkunjung dan mengobrol di dalam satu tempat bahkan waktu, silaturahmi secara bersamaan bisa dilakukan via Zoom, Google Meet, dan aplikasi sejenisnya.

Akhir kalam, semoga kita termasuk ke dalam bagian orang-orang yang senang ‎bersilaturahim.‎ Amin. Wallau A’lam.

Didi Junaedi
Didi Junaedi
Dosen Ilmu Al-Quran dan Tafsir IAIN Syekh Nurjati Cirebon
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...