Tafsir Ilmi Surah Al-Hijr Ayat 22 Tentang Penyerbukan Tumbuhan Melalui Angin

Tafsir Ilmi Surah Al-Hijr Ayat 22 Tentang Penyerbukan Tumbuhan Melalui Angin
Penyerbukan Tumbuhan Melalui Angin

Perkembangbiakan tumbuhan adalah hal yang sangat penting untuk kelangsungan dan perkembangan tumbuhan menjadi lebih banyak. Namun sebelum berkembangbiak, tentu ada proses penyerbukan antara serbuk sari dan kepala putik untuk menghasilkan buah.

Dilansir dari U.S. Forest Service, penyerbukan adalah kegiatan mentransfer serbuk sari dari kepala bunga jantan ke kepala putik betina. Pertemuan serbuk sari dan putik akan mengakibatkan reproduksi seksual berupa peluruhan gamet pada tanaman. Penyerbukan pada tumbuhan biasanya dibantu oleh berbagai perantara yaitu angin, air, serangga, burung, dan juga manusia. (https://www.kompas.com).

Jika melihat dari kacamata sains, fenomena penyerbukan ini telah diketahui melalui proses penelitian para ahli yang membuktikan proses tersebut. Namun siapa sangka, penemuan hebat itu ternyata diabadikan dan digambarkan lebih dulu di dalam Al-Qur’an, jauh sebelum sains modern ada. Sebagaimana Allah maktubkan dalam QS. Al-Hijr [15]: 22 sebagai berikut.

وَأَرۡسَلۡنَا ٱلرِّيَٰحَ لَوَٰقِحَ فَأَنزَلۡنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءٗ فَأَسۡقَيۡنَٰكُمُوهُ وَمَآ أَنتُمۡ لَهُۥ بِخَٰزِنِينَ

Terjemah: “Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (QS. Al-Hijr [15]: 22).

Baca juga: Tafsir Ilmi: Sejarah Kemunculan, Metodologi, dan Kritik Terhadapnya

Tafsir QS. Al-Hijr [15]: 22 Tentang Salah Satu Fungsi Angin

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa dalam ayat tersebut Allah menyatakan telah meniupkan angin untuk mengawinkan. Maksudnya adalah mengawinkan mendung sehingga menurunkan hujan dan mengawinkan pohon-pohon dan tumbuhan-tumbuhan sehingga terbuka daun-daun dan bunga-bunganya.

Allah menyebutnya dengan bentuk jama’ untuk menunjukkan angin yang membuahi, bukan angin yang mandul, karena angin yang kedua ini sering disebutkan dengan bentuk mufrad dan disifati dengan mandul karena tidak dapat membuahi, sebab pembuahan itu hanya terjadi antara dua benda (bunga jantan dan betina) atau lebih. Demikianlah Ibnu Katsir menjelaskan tentang fungsi angin dalam perkembangbiakan tumbuhan di dalam ayat tersebut.

Al-Qurthubi juga menjelaskan bahwa di dalam ayat tersebut Allah menyebut kata lawaqih yang berarti pembawa, karena dia membawa air, saripati tanah, awan, kebaikan, dan manfaat.

Al-Qurthubi juga mengutip pendapat Al-Azhari yang berkata bahwa dalam ayat tersebut, angin membuat perkawinan (pada tumbuh-tumbuhan) karena mengangkut awan. Maksudnya mengangkut dan menyebarkannya lalu membawanya, kemudian menurunkannya.

Sementara Wahbah Al-Zuhaili dalam Tafsir Al-Munir menjelaskan bahwa di dalam ayat tersebut Allah menjadikan angin sebagai sarana yang membantu penyerbukan tumbuh-tumbuhan, dengan menerbangkan serbuk sari dan menjatuhkannya ke putik. Sebagaimana pula, Allah iuga menjadikan angin sebagai sarana untuk menghilangkan debu dari pepohonan agar nutrisi bisa masuk meresap melalui pori-pori.

Ibnu Abbas r.a. mengatakan angin adalah lawaaqih atau media yang berfungsi untuk membantu penyerbukan tumbuh-tumbuhan dan membawa awan mendung yang mengandung hujan.

Baca juga: Mengenal Enam Fungsi Angin dalam Al-Quran Perspektif Tafsir Ilmi

Angin Sebagai Media Penyerbukan

Jika melihat dari kacamata sains, khususnya pada kajian biologi, penyerbukan pada tumbuhan yang melibatkan angin sebagai media disebut dengan anemogami. Hal ini merupakan suatu kenyataan yang memang betul-betul terbukti bahwa ada banyak jenis tumbuhan yang tidak bisa melakukan penyerbukan sendiri sehingga memerlukan media lain di luar dirinya, baik berupa hewan, angin, bahkan bantuan manusia.

Salah satu yang disebut dalam Al-Qur’an adalah penyerbukan tumbuhan melalui media angin yang disebut dengan lawaaqih. Penyerbukan anemogami (lawaaqih) ini biasanya terjadi pada tumbuhan yang tidak memiliki perhiasan bunga, dan memiliki serbuk sari yang banyak serta ringan. Contohnya seperti tanaman padi dan jagung (Deden Abdurrahman, Biologi Kelompok Pertanian).

Penutup

Demikian bahwa Allah begitu rinci dalam memberikan petunjuk kehidupan kepada manusia sampai kepada aspek-aspek kecil seperti perkembangbiakan tumbuhan dalam Al-Qur’an. Hal ini berhubungan dengan perkembangan sains zaman sekarang, di mana para ilmuwan menemukan berbagai hal yang luar biasa dalam dunia tumbuhan. Menakjubkannya, sebagian penemuan itu telah lebih dulu diisyaratkan oleh Al-Qur’an.

Hanya saja, sebagai manusia yang dinyatakan sebagai ulul albab, semestinya terus menggali hal-hal yang tersembunyi dalam Al-Qur’an untuk dipikirkan dan diimplementasikan. Tentunya tidak hanya sebatas upaya mencari-cari kesesuaian fakta sains dengan isyarat Al-Qur’an, tapi kita juga perlu terus ikut andil mengembangkan sains. Ini sebagai salah satu bentuk upaya menjaga dan memakmurkan bumi, yang juga adalah tugas kita bersama. Wallahu A’lam.

Baca juga: Tafsir Ilmi Kemenag: Bumi yang Dinamis dan Relevansinya Bagi Kehidupan