BerandaTafsir TematikTafsir Surah Annasr: Pembebasan Kota Makkah dan Isyarat Wafatnya Nabi

Tafsir Surah Annasr: Pembebasan Kota Makkah dan Isyarat Wafatnya Nabi

Surah Annasr adalah surah terakhir yang turun dalam Alquran. Sebagaimana diterangkan dalam sebuah hadis dari Ibnu Abbas ra.

عَنْ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُتْبَةَ، قَالَ: قَالَ لِي ابْنُ عَبَّاسٍ: تَعْلَمُ – وَقَالَ هَارُونُ: تَدْرِي – آخِرَ سُورَةٍ نَزَلَتْ مِنَ الْقُرْآنِ، نَزَلَتْ جَمِيعًا؟ قُلْتُ: «نَعَمْ، إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَالْفَتْحُ»، قَالَ: صَدَقْتَ

Dari Ubaidillah bin Abdillah bin Utbah, berkata: “Tahukah engkau surat terakhir yang turun dalam al-Qur’an secara sempurna?” aku menjawab: “Iya aku tahu yaitu surat Apabila tekah datang pertolongan Allah dan kemenangan” beliau lantas mengatakan: “Engkau benar (H.R. Muslim: 3024).

Peristiwa Pembebasan Kota Makkah

Dalam kitab Tafsir al-Qur’an al-Adzim karangan Ibn Katsir dijelaskan bahwa dua orang hafidz, Abu Bakar al-Bazzar dan al-Baihaqi meriwayatkan dari Ibnu Umar, dia berkata bahwa surah Annasr turun kepada Rasulullah di pertengahan hari-hari tasyriq, sehingga beliau mengetahui bahwa ia merupakan surat yang terakhir.

Kemudian Rasulullah memerintahkan binatang tunggangannya, al-Quswa’ untuk melakukan perjalanan, maka unta pun berangkat. Selanjutnya beliau berdiri dan berkhutbah kepada orang-orang, lalu disebutkan khutbah beliau yang sangat terkenal itu.

Secara pasti, terdapat silang pendapat di kalangan para mufasir. Ibnu Rajab Rahimahullah menyimpulkan bahwa surah ini turun sebelum peristiwa fathu makkah karena firman Allah إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَالْفَتْحُ menunjukkan dengan sangat jelas bahwa penaklukan kota Makkah belum terjadi.

Baca Juga: Surat Al-Ankabut Ayat 30: Doa Nabi Luth as. yang Diabadikan Allah SWT dalam Al-Quran

Penaklukan kota Makkah ini bertujuan untuk memuliakan atau mengagungkan kaum Muslimin. Dengan adanya peristiwa fathu makkah, ajaran Islam tersebar luas di Jazirah Arab, dan kuku-kuku syirik serta kesesatan yang dilakukan masyarakat pada saat itu sirna.

Dengan kemenangan umat Islam yang terkenal dengan peristiwa fathu makkah ini, umat manusia berbondong-bondong masuk Islam, bendera Islam terjunjung tinggi dan hancurlah agama-agama penyembah berhala.

Dalam surat yang agung ini, Allah SWT memulai firman-Nya dengan mengatakan:

إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَالْفَتْحُ

“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan” (Q.S. Annasr [110]: 1).

Kata nasr artinya al-‘Aun (pertolongan). Lafal نَصْرُ اللهِ وَالْفَتْحُ menurut al-Shabuni merupakan kalimat yang mengandung balaghah yakni menuturkan yang khusus setelah yang umum. Maksudnya, Pertolongan Allah mencakup seluruh kemenangan, termasuk kemenangan atas Kota Makkah.

Penaklukan Makkah secara khusus disebutkan untuk kemenangan dan penaklukan itu. Sasaran ayat ini adalah kepada Nabi Muhammad SAW. Ayat ini bertujuan untuk mengingatkan beliau akan nikmat dan karunia yang diterima beliau dan kaum muslimin, yakni nikmat pertolongan Allah yang menaklukkan kota Makkah.

Ulama tafsir berkata: “Berita penaklukan kota Makkah tersebar sebelum terjadinya adalah berita hal yang ghaib. Karena itu, pemberitahuan tersebut termasuk tanda kenabian nabi Muhammad SAW.”  Al-Thabari menjelaskan yang dimaksud dengan pertolongan Allah dalam ayat ini ialah pertolongan Allah SWT akan kemenangan nabi atas orang-orang Quraisy.  Sedangkan Ibnu Katsir menerangkan bahwa kemenangan tersebut ialah penaklukan kota Makkah menurut kesepakatan para ulama tafsir.

وَرَأَيْتَ الناس يَدْخُلُونَ فِي دِينِ الله أَفْوَاجاً

“Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong” (Q.S. Annasr [110]: 2).

Sejatinya kehidupan Arab memulai lembaran baru secara jelas manakala mereka berbondong-bondong masuk Islam setelah kota Makkah berhasil ditaklukkan. Dan hal itu tidak perlu waktu yang lama, cukup hanya dua tahun hingga akhirnya jazirah Arab penuh dengan keimanan dan tidak menyisakan pada kabilah-kabilah Arab yang ada melainkan mereka semua menyatukan keislamannya.

Adapun kota Makkah berhasil ditaklukkan, maka peristiwa bersejarah itu terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke-8 setelah hijrah dan nabi Muhammad SAW telah mengabarkan bahwa yang dimaksud dengan kemenangan dalam ayat ini ialah penaklukan kota Makkah.

Isyarat Wafatnya Nabi Muhammad SAW

Surah Annasr dinamakan juga dengan surat al-Taudi’ (perpisahan), surat ini termasuk surat madaniyah yakni surah yang turun setelah Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah ke Madinah dan termasuk surat yang ke-110 dalam Alquran.

Abdurrahman bin Nasir al-Sa’di mengatakan bahwa dalam surat yang mulia ini terdapat kabar gembira dan perintah kepada Rasulullah saw setelah mendapatkan kemenangan serta isyarat dan peringatan akan konsekuensi yang harus beliau kerjakan. Terdapat dua isyarat dalam surat ini. Pertama, isyarat bahwa kemenangan akan tetap berlanjut untuk agama ini. Kenikmatan itu akan bertambah jika Rasulullah mau bertasbih kepada-Nya dengan cara memuji-Nya dan memohon ampunan kepada-Nya. Karena hal itu merupakan bentuk syukur, sebagaimana tertera dalam firman Allah SWT.

لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ

“… Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu…” (Q.S. Ibrahim [14]: 7)

Kedua, isyarat bahwa ajal Rasulullah SAW sudah dekat. Allah SWT memerintahkan Rasul-Nya agar memuji Allah dan memohon ampunan kepada-Nya sebagai isyarat bahwa ajalnya sudah dekat.

Di dalam Tafsir al-Maraghi disebutkan bahwa Ibnu ‘Umar mengatakan bahwasanya surat al-Nasr ini diturunkan di Mina ketika haji wada’. Kemudian turun pula ayat:  الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي setelah itu nabi Muhammad SAW hidup selama 80 hari. Kemudian turun ayat kalalah setelah itu nabi Muhammad SAW hidup selama 50 hari. Kemudian turun ayat قَدْ جاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ setelah itu nabi Muhammad SAW hidup selama 35 hari. Kemudian turun ayat وَاتَّقُوا يَوْماً تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ setelah itu nabi Muhammad SAW hidup selama 21 hari.

Perintah Bertaubat

Surah Annasr selain menjelaskan mengenai peristiwa fathu makkah, di dalamnya juga tertera perintah untuk bertaubat pada ayat ke-3

فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا

“Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” (Q.S. Annasr [110]: 3).

Al-Shabuni menafsirkan ayat ini dengan memerintahkan untuk mensucikan dan mengagungkan nama Allah, sebab Allah tidak akan sekali-kali membiarkan kebenaran dan memenangkan kebatilan. Allah maha suci dan tidak akan melanggar janjinya, karenanya Allah menjadikan perkataanmu berada di atas segalanya, dan perkataan orang-orang kafir berada di bawah.

Mengenai perintah Allah Swt kepada Rasulullah saw dan umatnya dalam ayat ini yaitu kalimat وَاسْتَغْفِرْهُ (mohonlah ampun kepadanya), menurut Al-Maraghi adalah meminta ampun atas kekhawatiran dan keresahan, kesusahan, dan keputusasaan yang mencekam mereka akibat terlambatnya pertolongan Allah Swt.

Sebagaimana kita ketahui, ketika kaum mukminin masih minoritas dan dalam keadaan kekurangan sedang pihak musuh adalah mayoritas dan mempunyai kekuatan yang besar, kaum muslimin merasa khawatir dan gelisah. Rasulullah pun merasa sedih dan tampak dadanya sesak karena banyak kaumnya yang menolak ajakan dakwahnya sekalipun yang dibawa Nabi adalah kebenaran yang nyata, lengkap dengan dalil-dalilnya.

Kenyataan seperti diungkapkan di dalam Alquran surah Alkahfi ayat 6:

فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ عَلَى آثَارِهِمْ إِنْ لَمْ يُؤْمِنُوا بِهَذَا الْحَدِيثِ أَسَفًا

“Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Alquran).” (Q.S. Alkahfi [18]: 6).

إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا

“Sesungguhnya dia adalah maha penerima taubat” (Q.S. Annasr [110]: 3).

Maka Allah Swt akan menerima taubat mereka serta menurunkan rahmat atas mereka. Coba perhatikan, kalau sekiranya nabi saja yang suci dari dosa dan sudah dijamin terampuni dosa-dosanya masih mendapat perintah untuk beristighfar kepada Allah, lantas bagaimana dengan selain Nabi. Wallahu A’lam

Abdul Hamid Majid
Abdul Hamid Majid
Mahasiswa STAI Al-Fitrah Surabaya
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Belajar parenting dari dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

Belajar ‘Parenting’ dari Dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

0
Dalam hal parenting, Islam mengajarkan bahwa perhatian orang tua kepada anak bukan hanya tentang memberi materi, akan tetapi, juga pendidikan mental dan spiritual yang...