BerandaTafsir Al QuranTafsir Surat Ar-Rahman Ayat 14-16: Asal Mula Penciptaan Manusia dan Jin

Tafsir Surat Ar-Rahman Ayat 14-16: Asal Mula Penciptaan Manusia dan Jin

Alam raya ini sejatinya terdiri dari alam makro (langit dan bumi) dan alam mikro (manusia dan jin). Di bagian awal Surat Ar-Rahman, Allah swt sudah memfirmankan bagaimana penciptaan alam makro, selanjutnya pada ayat 14-16 akan dijelaskan penciptaan alam mikro (manusia dan jin).

Mengapa manusia dan jin yang diuraikan dengan tegas pada kedua ayat ini, Syekh Sulaiman Al-Jamal menganalisis, kemudian membuat penjelasan:

تمهيدا للتوبيخ على اخلالهم بواجب شكر النعم المتعلقة بذات كل واحد من الثقلين

Artinya : “Sebagai mukaddimah untuk mengingatkan terhadap kelalaian mereka pada kewajiban bersyukur atas nikmat-nikmat yang ada pada masing-masing dari jin dan manusia.” (Syekh Sulaiman Al-Jamal, Tafsir Jamal, [Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiah, 2013] juz 7, hal. 364)

Maka, Allah swt berfirman:

خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ وَخَلَقَ الْجَاۤنَّ مِنْ مَّارِجٍ مِّنْ نَّارٍۚ

Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar, dan Dia menciptakan jin dari nyala api tanpa asap. (Q.S. Ar-Rahman [55]: 14-15)

Imam Al-Mahaliy dan Imam As-Suyuthi dalam Tafsir Jalalain menafsiri makna صَلْصَالٍ dengan “tanah kering yang apabila dipukul akan bersuara”. Sedangkan الْفَخَّار  adalah “tanah yang dibakar hingga menjadi keras” kalau kita pahami semacam tembikar.

Baca juga: Tafsir Surat Ar-Rahman Ayat 10 -13: Syukurilah Nikmat Allah SWT, Jangan Sampai Mendustakannya

Syekh Al-Jamal sebagai pensyarah Tafsir Jalalain mengupas lebih dalam maksudnya, yakni sebenarnya tahapan penciptaan manusia (dalam konteks ayat ini adalah Nabi Adam As) merupakan tahapan terakhir, setelah sebelumnya berupa turab (tanah basah) kemudian thin (lumpur/tanah liat yang lengket), kemudian hamaim masnun (tanah yang terbentuk) hingga pada akhirna sholshol (tanah kering seperti tembikar).

Syekh Wahbah Az-Zuhailiy juga hampir sama dengan Syekh Al-Jamal dalam menafsiri ayat ini, yang intinya bahwa Allah Swt menciptakan Nabi Adam a.s. dari tanah dengan proses seperti tadi di atas.

Sedangkan jin tercipta dari مَارِجٍ, menurut Syekh Az-Zuhailiy adalalah nyala api bagian atas yang warnanya kobinasi antara kuning, merah, hijau, dan sebagainya.

Imam Fakhrudin Ar-Raziy menyampaikan benang berah dari dua ayat tersebut sebagai berikut :

بأن المراد من الجان أبوهم ، كما أن المراد من الإنسان أبونا آدم ، فالأول منا خلق من صلصال ، ومن بعده خلق من صلبه ، كذلك الجن الأول خلق من نار ، ومن بعده من ذريته خلق من مارج

Artinya : Bahwa yang dimaksud dengan al-jan adalah ayah para jin, sebagaimana yang dimaksud dengan al-insan adalah ayah kita yakni Nabi Adam As, pada mulanya kita diciptakan dari tanah kering, namun pada penciptaan selanjutnya dari sperma, sebagaimana jin pada awalnya dari api, namun pada penciptaan keturunannya dari marij (nyala api)”. (Imam Ar-Raziy, Tafsir Kabir, [Kairo : Dar Al-Hadits,2012] juz 15, hal. 102).

Walhasil, asal mula penciptaan manusia, yaitu Nabi Adam a.s, adalah dari tanah liat yang dibentuk lalu dikeringkan. Meskipun, pada prinsipnya manusia tercipta dari 4 unsur, yaitu tanah, air, api, dan udara, namun secara garis besar lebih banyak unsur tanahnya, makanya dalam ayat ini hanya disebutkan dari tanah sebagaimana jin juga tercipta dari 4 unsur, namun yang lebih dominan adalah api.

Baca juga: Tafsir Surat Ar-Rahman Ayat 5 – 9: Tiga Nikmat yang Tampak di Langit dan Bumi

Setelah Allah swt menjelaskan asal mula penciptaan manusia dan jin, Dia menegaskan dan mengingatkan kembali tentang besarnya nikmat yang diberikanNya, lantas bagaimana sikap manusia dan jin, apakah bersyukur atau kufur nikmat? Maka Allah Swt berfirman dengan menyampaikan ayat yang diulang 31 kali dalam satu surat :

فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (Q.S. Ar-Rahman: 16)

Seperti pada tulisan sebelumnya, kami menyampaikan bahwa menurut Imam Sya’rawiy, uslub (gaya bahasa) Al-Quran ketika menegaskan sesuatu seringkali dengan menggunakan bentuk istifham (pertanyaan), salah satu contohnya adalah ayat ini. Jadi ayat ini sebenarnya menegaskan agar manusia dan jin mau bersyukur atas semua nikmat yang telah dianugerahkanNya. Wallahu A’lam

Amin Maruf
Amin Maruf
Pengajar di Pondok Pesantren Al-Iman Bulus Purworejo, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Sains Al-Quran Wonosobo
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...