Surat Yasin adalah salah satu surat yang sangat diminati oleh umat Muslim di Indonesia. Tidak kurang sekali dalam seminggu surat ini rutin dibacakan, dilantunkan bersama-sama di rumah, langgar, surau, masjid, ataupun pesantren. Menunjukkan kalau surat ini begitu istimewa, diyakini, dan diaplikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagian masyarakat masih belum mengetahui bagaimana tafsir surat Yasin ayat 1 beserta keutamaan membacanya. Tulisan kali ini akan mengulas sedikit tentang tafsir dan keutamaan dari surah Yasin.
Berdasarkan tartib mushafi (urutan mushaf) surat Yasin ada diurutan ke 36 dari 114 surat, dan urutan ke 41 berdasrakan tartib nuzuli (urutan turunnya). Dalam tafsirnya, at-tahrir wa at-tanwir, Ibnu ‘Asyur mengatakan bahwa beberapa ulama masih berselisih pendapat terkait jumlah ayat dalam surah ini, ada yang mengatakan 83 ayat, ada juga yang berpendapat 82 ayat. Namun, mayoritas sepakat kalau jumlah ayat pada surah Yasin totalnya adalah 83 ayat.
Secara keseluruhan pakar tafsir seperti at-Thabari, Zamakhsyari, dan Qurthubi mengkategorikan surat ini sebagai surat Makkiyah, meski pada ayat 12 dalam surat ini menurut Ibnu ‘Athiyah diturunkan di Madinah, namun pendapat ini ditolak oleh Ibnu ‘Asyur, ia menganggap bahwa ayat tersebut sejatinya turun di Makkah namun dijadikan hujjah oleh sebagian kelompok untuk mengatakannya turun di Madinah.
Allah Swt berfirman:
يس
Artinya:
Yaasiin.
Kata Yasin sendiri merupakan salah satu dari 14 huruf muqatta’ah dalam Alquran yang tersebar di 29 surat. Masing-masing huruf memilki interpretasi yang berbeda, ada yang menafsirkannya dengan nama Allah, Alquran, nama surat, dan lain-lain. Sebagaimana yang ditulis oleh Lukman Hakim terkait penafsiran huruf muqatta’ah.
Mengutip dalam tafsir al-Thabari, Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Qur’an, ada 4 penafsiran terkait Ya-sin, bahwa kata Ya-Sin (1) merupakan bentuk muqsam bih (kata yang digunakan untuk bersumpah), kata yang seperti ini juga dapat ditemukan dalam surah-surah lain seperti ad-dhuha, al-‘Asr, al-Tin, ar-Rahman, dan semacamnya.
Selanjutnya, At-Thabari menilai bahwa kata Ya-Sin (2) merupakan bagian dari Asma’ Allah (nama-nama Allah), al-Thabari juga mengutip pendapat Qatadah yang menilai kata Ya-Sin (3) adalah nama Alquran. Pendapat lain yang dinukil olehnya, dan sedikit berbeda ialah datang dari Ibnu ‘Abbas yang menafsirkan kata Ya-Sin (4) dengan Yaa Insaan (wahai manusia).
Surat Yasin juga dikenal dengan Qalbul Qur’an, para ulama Salaf menamai demikian berdasarkan teks hadith yang berbunyi:
لكل شيء قلبا و قلب القرآن يس
“Setiap sesutau memilki qalb (inti/hati) dan qalb Alquran adalah Ya-Sin”
Ada beberapa hadis yang menjelaskan keutamaan membaca Ya-Sin, misalnya hadis yang diriwayatkan oleh Ummu Darda’ dari Nabi Muhammad Saw, beliau bersabda:
مَا مِنْ مَيِّتٍ يُقْرَأُ عَلَيْهِ سُوْرَةُ يس اِلاَّ هَوّنَ الله عَلَيْه
“Tidaklah seorang mayyit yang dibacakan atasnya surah Ya-Sin, kecuali Allah akan memberikan ketenangan/kemudahan padanya”
Dalam kitab Musnad ad-Darimi, juga dijelaskan sebagaimana hadith yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda:
مَنْ قَرَأَ يس في ليَيْلَةٍ ابْتِغَاءَ وَجْهِ الله , غُفِرَ لَهُ فِي تِلْكَ الَّليْلَة
“Barangsiapa yang membaca surat Ya-Sin pada malam hari karena menghaap ridha Allah, diampuni baginya (dosa) dimalam tersebut”
Masih banyak lagi hadis-hadis yang membahas tentang keutamaan-keutamaan surah Ya-Sin, meski hadis-hadis tersebut tergolong lemah (dhoif), namun para muhadditsin (pakar hadis) sepakat untuk memperbolehkan hadith-hadith tersebut diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimanana rutinitas di Indonesia. Wallahu a’lam bi Shawab.