BerandaTafsir TematikTafsir Surat Yasin Ayat 7-8: Orang-Orang yang Terbelenggu dalam Kekafiran

Tafsir Surat Yasin Ayat 7-8: Orang-Orang yang Terbelenggu dalam Kekafiran

Pada pembahasan yang lalu telah dipaparkan mengenai tafsir Surat Yasin Ayat 5-6 yang berbicara secara khusus tentang kerasulan Nabi Muhammad saw sebagai pemberi peringatan kepada seluruh umat manusia. Kali ini kita akan membicarakan mengenai tafsir Surat Yasin Ayat 7-8 yang berbicara mengenai orang-orang yang terbelenggu dalam kekafiran.

Secara garis besar pembahasan ini berkaitan dengan orang-orang yang sudah dicap kafir oleh Allah swt dan perumpamaan bagi mereka yang terbelenggu oleh kekafirannya tersebut. Untuk lebih jelasnya mari kita diskusikan bersama pada pemaparan berikutnya.

Baca juga: Walid bin Mughirah, Tokoh Kafir Quraish yang Memuji Al-Quran

Diawali dengan ayat ketujuh, Allah Swt memastikan bahwa kebanyakan dari orang-orang kafir tersebut tidak akan beriman selamanya. Bunyi dari Surat Yasin Ayat 7 tersebut sebagai berikut:

لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلٰٓى اَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ

“Sungguh, pasti berlaku perkataan (hukuman) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman.”

Benar bahwa orang-orang yang sudah dicap tersebut pada akhirnya meninggal dunia dalam keadaan kafir. Nawawi al-Bantani dalam Marah Labid secara jelas mengatakan bahwa mereka terbunuh dalam Perang Badar yang terjadi pada 17 Rhamadan tahun 2 Hijriyah. Namun apakah dengan begitu keimanan dan kekafiran sepenuhnya ditentukan Allah? Tentang ini Quraish Shihab mengemukakan analisis menarik.

Bertumpu pada kata al-Qaul yang bermakna ketetapan Allah, dalam Tafsir Al-Misbah Quraish Shihab menyatakan bahwa terjadinya ketetapan tersebut akibat dari perilaku mereka sendiri. Mereka secara kontinyu mengikuti bisikan iblis dan perilaku tersebut pada akhirnya memantapkan jiwa mereka serta menutup hati mereka dari kebenaran. Salah satu contoh bisikan iblis ini adalah ketekunan mereka dalam mencari kenikmatan dunia dan meninggalkan akhirat dengan ingkar kepada Nabi Muhammad saw.

Hal ini yang menjadikan mereka dicap dengan kekafiran oleh Allah Swt hingga ajal menjemput. Tidak ada ampunan lagi bagi mereka atas apa yang mereka perbuat sewaktu hidupnya, yakni dengan mengingkari kerasulan Nabi Muhammad saw. Keingkaran mereka itu tidak hanya terbesit dalam hati namun juga tampak dalam  perbuatan. Sebagaimana yang dilakukan oleh Abu Jahal yang ingin melukai Nabi Muhammad saw.

Al-Shawi dalam Hasyiah al-Shawi menyatakan bahwa Abu Jahal bersumpah kepada kaumnya bahwa ia akan mencelakai Nabi Muhammad saw dengan cara menjatuhkan batu saat Nabi sedang salat.

Ketika Abu jahal melihat Nabi sedang melakukan salat di masjid, ia lantas bergegas untuk memenuhi niatnya. Nahas ketika batu sudah di tangan dan siap dijatuhkan tiba-tiba tangannya refleks melepaskan batu tersebut dan ia gagal melakukan aksinya. Lalu ia kembali kepada kaumnya dan menceritakan kejadian aneh yang baru saja menimpanya.

Baca juga: Tafsir Ahkam: Bolehkah Non-Muslim Masuk ke Masjidil Haram?

Ada dua orang yang tertantang untuk melakukan hal serupa setelah mendengar cerita dari Abu Jahal. Namun hasilnya tetap nihil. Bahkan dua orang tersebut mengalami hal yang lebih mengerikan. Satu orang ditimpa kebutaan dan seorang yang lain mengalami trauma akibat halusinasinya yang akan diterkam binatang buas. Kejadian ini sekaligus menjadi sebab nuzul dari surat yasin ayat 8:

اِنَّا جَعَلْنَا فِيْٓ اَعْنَاقِهِمْ اَغْلٰلًا فَهِيَ اِلَى الْاَذْقَانِ فَهُمْ مُّقْمَحُوْنَ

“Sungguh, Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, karena itu mereka tertengadah.”

Wahbah Zuhaili dalam al-Tafsir al-Munir menyatakan bahwa ayat ini merupakan perumpamaan bagi orang-orang yang sudah dicap kafir oleh Allah swt. Keadaan itu membuat mereka tidak bisa melakukan apa-apa. Tidak bisa memandang ke muka maupun ke bekalang. Juga tidak bisa menoleh ke kanan maupun kiri. Menunduk pun tidak bisa. Terkait kondisi terbelenggu ini, Nawawi al-Bantani mengemukakan pemaknaannya.

Al-Bantani memaknai perumpamaan ini dengan orang yang sedang dicegah kedua tangannya untuk menafkahkan hartanya di jalan Allah swt. Hal ini terjadi karena mereka sudah memantapkan jiwanya untuk mengingkari kerasulan Nabi Muhammad saw. Sehingga tidak akan terbesit sedikitpun dalam jiwa mereka untuk menolong Nabi Muhammad saw. Alih-alih membantu kelancaran dakwah Nabi Muhammad saw, percaya pun mereka enggan.

Kiranya demikian penjelasan singkat tafsir Surat Yasin ayat 7-8 yang menjelaskan tentang orang-orang yang dicap kafir oleh Allah swt hingga meninggal Dunia serta serta perumpamaan bagi mereka yang terbelenggu oleh kekafirannya. Nantikan penjelasan tafsir Surat Yasin selanjutnya. Wallahu A’lam

Maqdis
Maqdis
Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pegiat literasi di CRIS Foundation.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

keserasian nilai-nilai pancasila dengan Alquran

Keserasian Nilai-Nilai Pancasila dengan Alquran

0
Pancasila sebagai hasil kristalisasi dari gagasan brillian para pejuang kemerdekaan dari berbagai kalangan telah menjadi suatu identitas yang melekat pada jati diri bangsa Indonesia....