BerandaKhazanah Al-Quran5 Keutamaan Surah Ad-Dukhan Menurut Riwayat Hadis dan Tafsir

5 Keutamaan Surah Ad-Dukhan Menurut Riwayat Hadis dan Tafsir

Al-Qur’an mencatat Surah Ad-Dukhan merupakan surat urutan ke 44 yang berisi 59 ayat dan tergolong surat Makkiyah. Surah yang mempunyai arti asap ini berisi tentang ancaman kaum musyrikin di masa lalu dengan tanah yang tandus membuat mereka kelaparan. Sehingga seakan-akan seperti ruang terbuka dan terlihat asap keluar.

Dukhan (Asap) Sebagai Tanda Kiamat Besar

Kata Dukhan yang bermakna asap itu ada dalam nyata bukan khayalan semata. Telah tertuang dalam QS. Ad-Dukhon [44]: 10

فَٱرۡتَقِبۡ يَوۡمَ تَأۡتِي ٱلسَّمَآءُ بِدُخَانٖ مُّبِينٖ

Artinya: “Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas.”

Telah dijelaskan oleh Imam al-Qurtubi dalam tafsirnya mengenai ayat tersebut, bahwa Ad-Dukhan diklasifikasikan menjadi 3 bagian; Pertama, Ad-Dukhan adalah salah satu tanda hari kiamat yang belum terjadi, pendapat demikian sejalan dengan Ali, Ibnu Abbas, Ibnu ‘Amr, Abu Hurairah, Zaid bin Ali, Al-Hasan, dan Ibnu Abi Mulaikah.

Baca Juga: Inilah Empat Keutamaan Surat Al Ikhlas

Kedua, Ad-Dukhan adalah khayalan yang menimpa kaum Quraisy ketika mereka mengalami kelaparan ekstrim atas do’a Rasulullah. Sehingga orang-orang ketika itu seperti melihat dukhon (asap) di antara langit dan bumi, pendapat Ibnu Mas’ud.

Ketiga, Ad-Dukhan adalah debu yang mengepul di hari Fathu Mekkah, sehingga menutupi langit, sejalan dengan pendapat Abdurrahman Al-A’raj. Dan keterangan ini pun dilanjutkan dalam ayat berikutnya QS. Ad-Dukhon [44]: 11 sebagaimana keterangan dari Ibnu Katsir,

Kabut itu meliputi manusia.” Maksudnya, meliputi dari keseluruhan mereka dan menimpa manusia pada umumnya. Jika seandainya yang dimaksud  dukhan itu hanyalah asap khayalan yang menimpa kaum musyrikin, maka tentu tidak akan disebut dengan meliputi manusia. (Tafsir Ibnu Katsir Jilid 7, hlm. 249-250)

Dibalik Keutamaan Surah Ad-Dukhan

Beberapa ulama’ menerangkan perihal keutamaan dan keistimewaan yang terdapat dalam Surah Ad-Dukhon dimana tercantum dari berbagai hadits yang memuatnya, diantaranya sebagai berikut,

Pertama, dinikahkan dengan bidadari surga yang bagus matanya bagi yang membaca Surah Ad-Dukhon, sebagaimana dalam hadits. Dari Abi Rafi’, ia berkata, “Siapa yang membaca Surah Ad-Dukhan pada malam jum’at, maka pada waktu subuh ia telah diampuni segala dosanya, dan dinikahkan dengan salah satu bidadari-bidadari yang bermata indah.” (HR. Ad-Daraimi)

Kedua, tujuh puluh ribu malaikat memintakan ampunan bagi yang membaca Surah Ad-Dukhan. Sebagaimana hadits Nabi menerangkan, dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang membaca Hamim Ad-Dukhon di malam hari, maka di pagi harinya tujuh puluh ribu malaikat memintakan ampun untuknya.” (HR. At-Tirmidzi)

Ketiga, dibangunkan rumah di surga. Dari Abu Umamah, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah bersabda, “Siapa yang membaca Hamim Ad-Dukhan di malam jum’at atau di hari jum’at, maka Allah akan membangunkannya rumah di surga.” (HR. At-Thabrani)

Keempat, membaca Surah Ad-Dukhan dapat membawa seseorang terlihat semakin bercahaya dan penuh wibawa. Kondisi ini dapat membuat seseorang menjadi lebih dihormati dan disegani oleh setiap kalangan sekitarnya. Dalam sebuah hadits disebutkan,

“Tergolong orang-orang yang hebat dalam membaca Surah Ad-Dukhan akan selalu ditemani para malaikat pencatat yang paling dimuliakan dan taat kepada Allah SWT, dan adapaun orang yang terbata-bata membaca Surah Ad-Dukhon lalu bersusah payah untuk mempelajarinya maka dia akan mendapatkan dua kali pahala” (HR. Bukhari).

Baca Juga: Keutamaan Surat Yasin Dalam Tradisi Masyarakat Muslim Indonesia

Kelima, malam yang dimaksud dalam firman Allah SWT. Seperti halnya Ibnu Jarir Ath-Thabari dalam tafsirannya berkaitan dengan QS. Ad-Dukhan [44]: 3-4 bahwa ahli tafsir berbeda pendapat tentang malam ini. Sebagian berkata malam yang dimaksud itu adalah Lailatul Qodar. Qatadah berkata bahwa itu adalah Lailatul Qadar. Sedangkan ulama’ lainnya berpendapat bahwa malam itu adalah malam Nisfhu Sya’ban. Lalu at-Thabari berkata, “ Yang benar adalah pendapat yang mengatakan bahwa malam itu adalah Lailatul Qadar, karena Allah ta’ala mengabarkan bahwa Lailatul Qadar seperti demikian.” (Tafsir Ath-Thabari Juz 11, hlm. 221)

Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, perlu ditelaah dan diterapkan dalam kehidpuan, sebagiamana melihat sisi Surah Ad-Dukhan yang mana berisi sebagai peringatan maupun jika diterapkan dalam kehidupan akan mendapatkan keberkahan dari setiap huruf yang dapat dibaca dan direnungkan. Wallahu A’lam.

Laili Noor Azizah
Laili Noor Azizah
Mahasiswi IAIN Kudus. Alumni MA NU Banat Kudus dan PP.Yanabi’ul Ulum Warohmah Kudus.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU