7 Keluh Kesah Manusia yang Tertera dalam Al-Quran

keluh kesah manusia
keluh kesah manusia

Dalam realita kehidupan, kita sering sekali mempertanyakan atau mengeluhkan apa yang diberikan oleh Allah kepada kita. Terkadang, kita sering menyatakan keluh kesah dengan apa yang menimpa kita, yang mana sebenarnya allah SWT telah menjelaskannya dengan gamblang di dalam firman-Nya. Oleh karena itu, marilah kita merenungi sebagian ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang realita kehidupan kita, supaya kita tidak selalu mengeluh dan dapat menjadi manusia yang lebih ikhlas dan syukur. Berikut ini 7 keluh kesah manusia yang terdapat dalam Al-Quran.

Baca juga: 3 Macam Sikap Sabar yang Digambarkan dalam Al-Quran

  1. Kenapa aku diuji?

Allah SWT menjelaskan dalam Al-Quran Surah : Al-‘Ankabuut ayat 2-3.

اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ

وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. (QS. Al-Ankabut: 2-3)

Syaikh Abdul Qodir Jaelani –rahimahullah-  beliau berkata: “Wahai anak kecilku, sesungguhnya musibah itu datang bukan untuk membinasakanmu, namun musibah itu datang untuk menguji kesabaran dan imankalian. Wahai anak kecilku, cobaan itu diibaratkan seperti hewan buas, dan hewan buas itu tidak akan memangsa bangkai”.

Oleh karena itu, semakin tinggi agama kita, semakin kita butuh berdoa untuk keteguhan iman kita. Ingat saja orang baik bukan berarti jauh dari cobaan.

  1. Kenapa aku tidak mendapatkan apa yang aku idam-idamkan?

Allah SWT menjelaskan dalam Al-Quran Surah Al-Baaqarah ayat 216 :

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ࣖ

”Diwajibkan atasmu berperang, padahal itu kamu bencoi. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (QS. Al-Baqarah: 216)

Di dalam Tafsir Ibnu Katsir di jelaskan bahwa Ayat ini bersifat umum dalam segala hal. Bisa saja seseorang menyukai sesuatu, padahal sesuatu itu tidak mendatangkan kebaikan dan kemaslahatan baginya. Di antaranya adalah penolakan ikut berperang yang akan berakibat jatuhnya negeri dan pemerintahan ke tangan musuh. Maksudnya, Allah Ta’ala lebih mengetahui akibat dari segala sesuatu. Dan Dia memberitahukan bahwa dalam peperangan itu terdapat kebaikan bagi kalian di dunia maupun di akhirat. Karena itu, sambut dan bersegeralah memenuhi perintah-Nya supaya kalian mendapat petunjuk.

  1. Kenapa ujian seberat ini?

Allah SWT menjelaskan dalam Al-Quran Surah Al-Baaqarah ayat 286:

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ

”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”…. (QS. Al-Baqarah: 286)

Di dalam kitab Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir karya  Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar beliau menjelaskan : “Agama Allah adalah mudah, tidak ada kesulitan di dalamnya. Oleh karena itu, Allah Subhaanahu wa Ta’aala tidak membebani sesuatu yang mereka tidak sanggup memikulnya. Pada asalnya perintah dan larangan tidaklah memberatkan seseorang, bahkan hal itu merupakan makanan bagi ruh dan obat bagi badan serta menjaganya dari bahaya. Allah Subhaanahu wa Ta’aala memerintahkan hamba-hamba-Nya sebagai rahmat dan ihsan-Nya. oleh karena itu, apabila ada udzur yang mengakibatkan berat melaksanakan perintah itu, maka ada keringanan dan kemudahan, baik dengan digugurkan kewajiban itu atau digugurkan sebagiannya sebagaimana pada keringanan-keringanan bagi musafir dan orang yang sakit. Oleh karena itu, seseorang tidaklah dihukum karena dosa orang lain dan tidak dihukum karena was-was yang menimpa hatinya selama tidak diucapkan atau dikerjakan”.

Baca juga: Tafsir Surat Yasin Ayat 18-19: Menjadi Sial Akibat Berperilaku Buruk

  1. Rasa frustasi

Allah SWT menjelaskan dalam Al-Quran Surah Al-‘Imraan ayat 139 :

وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

”Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. (QS. Al-‘Imran:139)

Dalam Tafsir Al-Wajiz,  Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili beliau adalah pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah, beliau menjelaskan: “Dan janganlah kamu lemah dan janganlah kamu berduka-cita, karena kamulah orang-orang yang paling tinggi jika kamu (memang) orang-orang yang beriman”.

  1. Bagaimana aku harus menghadapinya?

Allah SWT menjelaskan dalam Al-Quran Surah Al-‘Imran ayat 200:

ٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْاۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ࣖ

”Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung”.( QS Al-‘Imran: 200)

Di dalam Tafsir Al-Muyassar dijelaskan “Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti rasul-Nya, bersabarlah kalian terhadap beban-beban syariat (agama) serta musibah-musibah dunia yang menimpa kalian. Dan kalahkanlah orang-orang kafir dalam hal kesabaran. Jangan sampai mereka lebih sabar dari kalian. Tegakkanlah jihad di jalan Allah. Dan takutlah kalian kepada Allah dengan cara menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, supaya kalian mendapatkan apa yang kalian harapkan. Yaitu selamat dari Neraka dan masuk ke dalam Surga”.

  1. Apa yang aku dapat dari semua ini?

Allah SWT menjelaskan dalam Al-Quran surah At-Taubah ayat 111 :

اِنَّ اللّٰهَ اشْتَرٰى مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اَنْفُسَهُمْ وَاَمْوَالَهُمْ بِاَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَۗ

”Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka”. (QS. At-Taubah: 111)

Di dalam kitab Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir karya Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar beliau menjelaskan Hamba yang berakal tidak melihat pada dirinya sesuatu yang berharga kecuali hanya jannah yang akan menantinya. Sesungguhnya telah merugi orang yang menjual rumah mereka dari surga dengan sesuatu yang lebih murah dan hina, sedangkan orang-orang beriman menjual diri dan harta mereka yang merupakan titipan dari Allah dan mereka menjadikannya jaminan untuk surga; dan sesungguhnya mereka itu akan menggapai kemenangan yang besar.

Baca juga: Surah Al-Qalam Ayat 17-29: Kisah Pemilik Kebun dan Sebuah Penyesalan

  1. Aku tak dapat bertahan lagi

Allah SWT menjelaskan dalam Al-Quran surah Yusuf ayat 87 :

.وَلَا تَا۟يْـَٔسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْكٰفِرُوْنَ

”dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”. (QS. Yusuf: 87).

Di dalam kitab Aisarut Tafasir karya Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi beliau menjelaskan bahwa Yang demikian adalah karena sikap harap menghendaki seseorang untuk terus berusaha dan bersunguh-sungguh terhadap harapannya. Sedangkan sikap putus asa menghendaki seseorang berat untuk maju dan berlambat-lambatan, dan hal yang paling patut diharap seorang hamba adalah karunia Allah, ihsan-Nya, dan rahmat-Nya.

Mulai saat ini, mari kita terus berbenah untuk memepersembahkan yang terbaik dalam hidup ini, dengan torehan kemuliaan dan semangat pantang menyerah. Dimanapun, Kapanpun dan dengan siapapun. Selama Allah swt menjadi tujuan utama kita, Insya Allah kita akan menjadi hamba yang Dia cintai dan meraih kata bahagia sebagaimana doa yang sering terlantun “untuk kebahagiaan dunia dan akhirat”. Wallahu a’lam[]