Disebutkan dalam kitab al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an karya Jalaluddin al-Suyuthi, Abu al-Ma’aliy ‘Uzaiziy ibn ‘Abd al-Malik atau yang lebih dikenal dengan nama Syaidzalah menjelaskan bahwasanya Al-Qur’an memiliki 55 nama dengan berbagai alasan pemilihan nama tersebut. Jika diuraikan, maka nama Al-Quran tersebut adalah:
- Kitab
Nama Al-Quran yang pertama yaitu “al-Kitab”, karena di dalamnya terkumpul dan terhimpun berbagai ilmu pengetahuan, kisah-kisah terdahulu, dan Akhbar. Hal ini dikarenakan makna bahasa dari Kitab adalah menghimpun (al-Jam’u). Sebagaimana dalam Q.S. al-Dukhan [44] ayat 2:
وَالْكِتٰبِ الْمُبِيْنِۙ – ٢
“Demi Kitab (Al-Qur’an) yang jelas”
- Mubin
Penamaan Al-Quran dengan nama “al-Mubin” dikarenakan fungsi Al-Qur’an adalah memperjelas yang hak dari yang batil. Sebagaimana telah disebutkan dalam kutipan ayat pada nama Al-Quran sebelumnya.
Baca Juga: Penjelasan Tentang Nama Al-Quran: Az-Zikr dan Al-Kitab
- Qur’an
Dinamakan dengan nama “al-Qur’an” karena Al-Qur’an merupakan bacaan yang di dalamnya terkumpul hal-hal yang berkaitan dengan kisah, perintah, larangan, ayat, surah, dan lain sebagainya. Sebagaimana dalam Q.S. al-Qiyamah [75] ayat 17:
اِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهٗ وَقُرْاٰنَهٗ ۚ – ١٧
“Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan membacakannya”
- Karim
Al-Qur’an diberi nama “al-Karim” karena terdapat sifat kemuliaan yang terkandung di dalamnya. Sebagaimana dalam Q.S. al-Waqi’ah [56] ayat 77:
اِنَّهٗ لَقُرْاٰنٌ كَرِيْمٌۙ – ٧٧
“dan (ini) sesungguhnya Al-Qur’an yang sangat mulia”
- Kalam
Dinamakan dengan “al-Kalam”, dikarenakan Al-Qur’an dapat mempengaruhi akal orang yang mendengarkan untaian ayat-ayatnya. Sebagaimana dalam Q.S. al-Taubah [9] ayat 6:
…حَتّٰى يَسْمَعَ كَلٰمَ اللّه…
“agar dia dapat mendengar firman Allah”
- Nur
Al-Qur’an dinamakan dengan “al-Nur” karena dengan cahaya tersebut, umat manusia mampu mengetahui hal-hal yang rumit dalam perkara halal dan haram. Sebagaimana dalam Q.S. al-Nisa’ [4] ayat 174:
وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكُمْ نُوْرًا مُّبِيْنًا – ١٧٤
“dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al-Qur’an)”
Baca Juga: Penjelasan Tentang Nama Al-Quran: al-Quran, al-Furqan, dan al-Tanzil
- Huda
Dinamakan dengan nama “al-Huda” karena di dalam Al-Qur’an terdapat petunjuk-petunjuk yang menuntun umat manusia ke jalan yang benar (al-Haqq). Sebagaimana dalam Q.S. Yunus [10] ayat 57:
وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ – ٥٧
“dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman”
- Rahmah
Al-Qur’an dikenal dengan nama “al-Rahmah” karena Al-Qur’an merupakan rahmat terbesar dari Allah yang diberikan kepada umat Islam. Sebagaimana telah disebutkan dalam kutipan ayat pada nama Al-Qur’an sebelumnya.
- Furqan
Al-Quran memiliki nama “al-Furqan”, dikarenakan Al-Qur’an mampu membedakan antara yang haq dan batil, sebagaimana didefinisikan oleh Mujahid. Sebagaimana dalam Q.S. al-Furqan [25] ayat 1:
تَبٰرَكَ الَّذِيْ نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلٰى عَبْدِهٖ لِيَكُوْنَ لِلْعٰلَمِيْنَ نَذِيْرًا ۙ – ١
“Mahasuci Allah yang telah menurunkan Furqan (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia)”
- Syifa’
Nama Al-Quran berikutnya adalah “al-Syifa’”, karena Al-Qur’an dapat dijadikan sebagai obat untuk mengobati penyakit hati berupa kekufuran, kebodohan, dan dengki. Serta, juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit fisik. Sebagaimana dalam Q.S. al-Isra’ [17] ayat 82:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar”
- Mau’idhah
Dinamakan dengan nama “al-Mau’idhah” karena di dalam Al-Qur’an terdapat banyak pelajaran dan nasihat yang harus diikuti oleh umat Islam. Sebagaimana dalam Q.S. Yunus [10] ayat 57:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاۤءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِ
“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada”
- Dzikr
Nama Al-Quran dengan sebutan “al-Dzikr” dikarenakan dalam Al-Qur’an terdapat berbagai nasihat (mawa’idh) dan cerita akan umat-umat terdahulu. Sebagaimana dalam Q.S. al-Anbiya’ [21] ayat 50:
وَهٰذَا ذِكْرٌ مُّبٰرَكٌ اَنْزَلْنٰهُۗ اَفَاَنْتُمْ لَهٗ مُنْكِرُوْنَ ࣖ – ٥٠
“Dan ini (Al-Qur’an) adalah suatu peringatan yang mempunyai berkah yang telah Kami turunkan. Maka apakah kamu mengingkarinya?”
Baca Juga: Mengenal Penamaan Surat dalam Al-Quran, Begini Penjelasannya
- Mubarak
Al-Quran diberi nama “al-Mubarak”, karena ia mengandung keberkahan. Sebagaimana telah disebutkan dalam kutipan ayat pada nama Al-Qur’an sebelumnya.
- ‘Aliy
Dinamakan dengan nama “al-’Aliy” karena Al-Qur’an merupakan kitab suci yang mengandung nilai yang tinggi nan agung. Sebagaimana dalam Q.S. al-Zukhruf [43] ayat 4:
وَاِنَّهٗ فِيْٓ اُمِّ الْكِتٰبِ لَدَيْنَا لَعَلِيٌّ حَكِيْمٌ ۗ – ٤
“Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu dalam Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, benar-benar (bernilai) tinggi dan penuh hikmah”
- Hikmah
Al-Quran dinamakan sebagai “Hikmah” dikarenakan Al-Qur’an diturunkan berdasarkan Qanun al-Mu’tabar (hukum yang dapat diambil ibrah), dimana hal tersebut berfungsi untuk menempatkan sesuatu pada tempatnya. Selain itu, dalam Al-Qur’an juga terkandung hikmah-hikmah sempurna. Sebagaimana dalam Q.S. al-Qamar [54] ayat 5:
حِكْمَةٌ ۢ بَالِغَةٌ فَمَا تُغْنِ النُّذُرُۙ – ٥
“(itulah) suatu hikmah yang sempurna, tetapi peringatan-peringatan itu tidak berguna (bagi mereka)”
- Hakim
Penamaan “al-Hakim” terhadap Al-Quran dikarenakan ayat-ayat yang ada dalam di dalamnya dengan memiliki keajaiban susunan dan keindahan makna. Sebagaimana dalam Q.S. Yunus [10] ayat 1:
الۤرٰ ۗتِلْكَ اٰيٰتُ الْكِتٰبِ الْحَكِيْمِ – ١
“Alif Lam Ra. Inilah ayat-ayat Al-Qur’an yang penuh hikmah”
- Muhaimin
Al-Quran dinamakan sebagai “al-Muhaimin” dikarenakan Al-Qur’an menjadi saksi terhadap adanya kitab-kitab samawi terdahulu dan kejadian umat pada masa lampau. Sebagaimana dalam Q.S. al-Maidah [5] ayat 48:
مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ
“yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya”
- Habl
Al-Quran memiliki nama lain “al-Habl” yaitu tali. Hal ini dikarenakan barangsiapa yang berpegang teguh pada tali (Al-Qur’an) tersebut maka ia akan mendapatkan pentunjuk dan masuk surga. Sebagaimana dalam Q.S. Ali ‘Imran [3] ayat 103:
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا
“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah”
- Shirath Mustaqim
Nama lain dari Al-Quran adalah “al-Shirath al-Mustaqim”. Hal ini dikarenakan Al-Qur’an merupakan panduan yang menuntun kita menuju jalan yang lurus yaitu surga. Sebagaimana dalam Q.S. al-An’am [6] ayat 153:
وَاَنَّ هٰذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ
“Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah!”
“Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang sangat pedih”
Demikian 20 dari 55 nama Al-Quran yang dicatat oleh As-Suyuthi. Nantikan lanjutannya di tulisan berikutnya. Wallahu A’lam