Tafsir Surah Al-Furqan Ayat 50-51 berbicara mengenai dua hal. Pertama mengenai hikmah turunnya hujan. Kedua berbicara mengenai pemilihan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan akhir zaman.
Baca sebelumnya: Tafsir Surah Al-Furqan Ayat 47-49
Ayat 50
Ayat ini menjelaskan bahwa sesungguhnya Allah telah mengatur turunnya hujan secara bergiliran bagi manusia. Kadang-kadang ia turun siang atau malam, kadang-kadang ditujukan untuk menyirami tanah satu kaum yang baru melaksanakan salat Istisqa, kadang-kadang dipalingkan dari kaum yang banyak melakukan kedurhakaan dan kemaksiatan.
Semua itu bertujuan agar manusia mengambil pelajaran darinya, dan agar mereka mengerti bahwa Tuhanlah yang mengatur giliran hujan itu seperti mengatur peredaran bintang-bintang dan planet di angkasa luar.
Air hujan itu bukan hanya turunnya saja yang diatur dengan bergiliran, akan tetapi bentuk dan keadaannya juga. Kadang-kadang air itu membeku jika suhu udara jauh di bawah nol dan merupakan es batu.
Kemudian jika dipanaskan berubah menjadi cair, dan jika dipanaskan berubah menjadi uap. Air merupakan unsur yang terdapat dalam semua makhluk hidup, dalam tumbuh-tumbuhan, binatang, dan manusia, seperti dalam firman Allah:
وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاۤءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّۗ
Dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air. (al-Anbiya’/21: 30)
Semua ini harus jadi bahan pemikiran bagi manusia agar dapat men-syukuri nikmat Allah. Akan tetapi, kebanyakan manusia enggan bahkan mengingkari nikmat-nikmat itu.
Baca juga: Tafsir Surah Yasin Ayat 55-57: Kenikmatan Penduduk Surga
Ayat 51
Ayat ini menjelaskan bahwa seandainya Allah menghendaki, Dia akan mengutus seorang utusan untuk setiap negeri, yang akan memberi peringatan. Akan tetapi, Allah mengirimkan Muhammad sebagai nabi penutup kepada seluruh umat manusia, sebagaimana firman Allah:
قُلْ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْ جَمِيْعًا
Katakanlah (Muhammad), ”Wahai manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kamu semua.” (al-A’raf/7: 158)
;وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا كَاۤفَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيْرًا وَّنَذِيْرًا;
Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada semua umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. (Saba’/34: 28);Jika para nabi lain diutus kepada umat-umat tertentu, maka Allah mengutus Nabi Muhammad sebagai rasul kepada seluruh umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan memberi peringatan.
Oleh karena itu, mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad tidak lagi bersifat temporal, yang hanya sesuai untuk suatu kaum dan tempat tertentu. Akan tetapi, ia diberi Al-Qur’an yang bersifat universal, nilai-nilai yang dikandungnya sesuai untuk diterapkan di mana pun dan kapan pun.
Baca setelahnya: Tafsir Surah Al-Furqan Ayat 52
(Tafsir Kemenag)