BerandaUlumul QuranTerminologi Al-Basyar dalam Al-Qur'an: Manusia Sebagai Makhluk Biologis

Terminologi Al-Basyar dalam Al-Qur’an: Manusia Sebagai Makhluk Biologis

Al-Quran adalah risalah langit yang diturunkan ke bumi sebagai hudan linnas, pedoman hidup bagi manusia. Karena itu, Al-Quran tidak luput untuk membicarakan eksistensi makhluk ahsan taqwim yang satu ini. Ada beberapa istilah yang digunakan Al-Quran untuk menyebut manusia. Selain ins, insan, naas, anam dan bani adam, juga ditemukan istilah al-basyar dalam Al-Qur’an.

Penyebutan manusia dengan bermacam-macam istilah ini tentu bukan tanpa maksud. Sepintas semua istilah tersebut menunjuk pada arti tunggal yakni ‘manusia’. Tetapi, kalau didalami lebih jauh, masing-masing istilah ini ternyata memiliki perbedaan unsur dan dimensi yang dicakupnya. Tulisan ini akan mencoba mengulik makna terminologi al-basyar sebagai salah satu istilah yang digunakan oleh Al-Quran untuk menunjuk manusia.

Baca juga: Tafsir Surah Al-Maidah Ayat 35: Menikah dapat Menjadi Wasilah Menuju Keberkahan Allah

Inventarisir Kata Al-Basyar

Abdul Baqi dalam kitabnya al-Mu’jam al-Mufahras li al-Fadz al-Qur’an al-Karim dan al-Muqaddisi dalam kitabnya Fathur Rahman li Thalibi Ayati Al-Qur’an mencatat penyebutan kata al-Basyar (dengan berbagai bentuk derivasinya) dalam Al-Quran terulang sebanyak 37 kali yang tersebar di berbagai surah. Beberapa di antaranya adalah QS. Ali Imran [3]: 21, 39, 45, 47 & 79, QS. Al-Shaffat [37]: 101 & 112, QS. Hud [11]: 71, QS. Al-Zariyat [51]: 28, QS. Maryam [19]: 97.

Lalu dalam QS. Al-Isra’ [17]: 9, QS. Al-Kahfi [18]: 2, QS. Al-Syu’ara [26]: 23, QS. Al-Taubah [9]: 3, 21, 34 & 112, QS. Al-Baqarah [2]: 25, 155 & 223, QS. Al-Nisa’ [4]: 138, QS. Yunus [10]: 2 & 87, QS. Al-Hajj [22]: 34 & 37, QS. Al-Ahzab [33]: 47, QS. Al-Zumar [39]: 17, QS. Al-Shaff [61]: 13, QS. Lukman [31]: 7, QS. Yasin [36]: 11, QS. Al-Jasiyah [45]: 8, QS. Al-Insyiqaq [84]: 34, QS. Al-Nahl [16]: 58 & 59, QS. Al-Zukhruf [43]: 17, dan QS. Al-Anbiya’ [21]: 3 & 34.

Al-Basyar: Manusia Sebagai Makhluk Biologis

Ibnu Faris dalam kitabnya Mu’jam al-Maqayis fi al-Lughah mengatakan bahwa kata al-basyar memiliki arti ظهور الشيئ مع حسن وجمال (penampakan sesuatu dengan baik dan indah). Menurut Qusaish Shihab, kata ini digunakan untuk menunjuk kepada manusia mengingat bahwa manusia dapat terlihat dengan jelas dan nyata (Shihab, Wawasan al-Qur’an, Tafsir Tematik atas Pelbagai Persoalan Umat).

Dari akar kata yang sama, lahir kata basyarah yang berarti kulit kepala, wajah, dan tubuh yang menjadi tempat tumbuhnya rambut. Dari sini menunjukkan bahwa kata ini digunakan untuk merujuk pada aspek lahir atau fisik manusia. Kata basyar juga diartikan mulasamah (persentuhan kulit antara perempuan dan laki-laki) (Kementerian Agama RI, Tafsir Al-Qur’an Tematik).

Pemakaian kata al-basyar dalam Al-Quran seluruhnya memberi pengertian bahwa yang dimaksud dengan kata tersebut adalah anak Adam yang biasa makan, minum dan berinteraksi satu sama lain atas dasar persamaan. Dengan demikian, kata basyar selalu mengacu kepada manusia dari aspek biologis seperti mempunyai bentuk tubuh, makan dan minum, kebutuhan seks, mengalami penuaan dan mati (Al-Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islam: Membangun Kerangka Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Praktik Pendidikan)

Kata al-basyar juga ditunjukkan kepada seluruh manusia tanpa terkecuali. Hal ini megisyaratkan bahwa nabi dan rasul pun memiliki dimensi basyariyah atau kemanusiaan. Di sisi lain, tidak sedikit dari ayat Al-Quran menggunakan kata basyar yang mengisyaratkan proses kejadian manusia melalui tahap-tahap sehingga mencapai fase kedewasaan (Shihab, Wawasan al-Qur’an, Tafsir Tematik atas Pelbagai Persoalan Umat). Manusia dalam pengertian al-basyar tergantung sepenuhnya pada alam, pertumbuhan dan perkembangan fisiknya tergantung pada apa yang dimakan.

Baca juga: 4 Fungsi Pakaian menurut Al-Quran dalam tinjauan Maqhasid Al-Syariah

Walhasil, penggunaan kata al-basyar digunakan oleh Al-Quran untuk menunjuk pada dimensi alamiah manusia yang menjadi ciri pokok manusia pada umurnya seperti makan, minum, tidur, sakit, mati dan sebagainya. Sebagai al-basyar manusia hanyalah kumpulan dari organ-organ tubuh yang memiliki fungsi biologis-fisiologis semata dan memiliki kaitan dengan tindakan-tindakan yang memerlukan topangan organ-organ fisik.

Wallahu a’lam []

Fawaidur Ramdhani
Fawaidur Ramdhani
Alumnus Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya dan Dosen Ma’had Ali UIN Sunan Ampel Surabaya. Minat pada kajian tafsir Al-Quran Nusantara, manuskrip keagamaan kuno Nusantara, dan kajian keislaman Nusantara
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Catatan interpolasi tafsir Jami‘ al-Bayan karya Al-Ijiy pada naskah Jalalain Museum MAJT

Jami’ al-Bayan: Jejak Tafsir Periferal di Indonesia

0
Setelah menelaah hampir seluruh catatan yang diberikan oleh penyurat (istilah yang digunakan Bu Annabel untuk menyebut penyalin dan penulis naskah kuno) dalam naskah Jalalain...