Tafsir Surah Az-Zukhruf Ayat 54-55 berbicara mengenai dua hal. Pertama mengenai tindakan fir’aun agar kaumnya tidak percaya kepada Nabi Musa. Kedua mengenai puncak pembangkangan Fir’aun.
Baca sebelumnya: Tafsir Surah Az-Zukhruf Ayat 52-53
Ayat 54
Upaya Fir’aun mempengaruhi dan mengelabui rakyatnya berhasil. Rakyat Mesir patuh kepadanya dan tidak mau beriman kepada Nabi Musa bahkan membencinya. Mereka digolongkan oleh Allah sebagai orang-orang fasik, yaitu orang-orang yang benar-benar telah melanggar ajaran-ajaran agama dan keluar dari kebenaran.
Baca juga: Tafsir Surah Quraisy Ayat 1: Mengenal Kabilah Quraisy
Ayat 55
Kefasikan Fir’aun dan kaumnya semakin menjadi-jadi. Mereka semakin lupa daratan, bahkan memandang Fir’aun adalah tuhan. Tindakan itu sudah sampai ke puncaknya, yang tidak mungkin lagi dimaafkan oleh Allah dan sangat disesalkan.
Allah pun menjatuhkan hukuman-Nya, ketika Fir’aun dan balatentaranya mengejar Nabi Musa dan kaumnya sampai ke Laut Merah, Allah menenggelamkannya di laut itu. Dengan demikian ia tewas karena kesombongannya memiliki kekayaan dan kekuasaan, dan kebenaran pun terungkap walaupun diusung hanya oleh seorang manusia biasa yang tidak punya kekuasaan apa-apa.
Penundaan hukuman terhadap orang yang jahat itu disebut istidraj, yaitu pelaku perbuatan dosa dibiarkan melakukan kejahatan sehingga dosanya meningkat terus sampai ke puncaknya, bila pelakunya tidak mempan lagi dinasehati.
Bila dosa-dosa itu sudah sampai di puncaknya, maka Allah tidak mungkin memaafkannya lagi, lalu Ia akan menjatuhkan hukuman-Nya. Nabi bersabda dalam sebuah riwayat A¥mad, at-Tirmizi, at-Tabarani dan al-Baihaqi:
عَنْ عُقْبَةَ بنِ عَامِرٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا رَأَيْتَ اللهَ يُعْطِى العَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيْهِ مَايُحِبُّ فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ ثُمَّ تَلاَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (فَلَمَّانَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوْتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُوْنَ). (رواه أحمد والترمذي والطبراني والبيهقي)
‘Uqbah bin Āmir meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda, “Apabila engkau melihat Allah memberikan kepada seorang hamba kenikmatan duniawi yang ia inginkan dari dunia sedangkan ia selalu bermaksiat maka sesungguhnya hal tersebut merupakan istidraj.” Kemudian Nabi saw membaca ayat, “Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa.” (Riwayat Ahmad, at-Tirmizi, at-Tabrani dan al-Baihaqi)
Baca setelahnya: Tafsir Surah Az-Zukhruf Ayat 56-57
(Tafsir Kemenag)