Kesejahteraan merupakan impian bersama setiap bangsa. Cita-cita ini muncul dari kesadaran kolektif setiap individu dalam kelompok tertentu sehingga terbentuklah sebuah negara yang menjadi wasilah untuk mewujudkan impian tersebut. Namun, jalan mencapainya tidak semata-mata diukur dari pertumbuhan ekonomi atau pembangunan infrastruktur, tetapi mencakup dimensi moral, ilmu, dan stabilitas sosial.
Banyak para ahli dan cendikiawan muslim yang menawarkan strategi guna menggapai kesejahteraan sebuah bangsa. salah satunya adalah gagasan yang disampaikan oleh seorang ulama besar dari al-Azhar Mesir, yaitu Syaikh Musthafa al-Maraghi.
Dalam masterpiece-nya dalam bidang tafsir yang berjudul Tafsir al-Maraghi, beliau menjelaskan bahwa kemakmuran suatu bangsa akan diraih oleh mereka yang mampu mengatur dunia dengan baik, tanpa memandang agama maupun mazhab tertentu.
Hal ini juga sejalan dengan dengan ungkapan yang menyatakan:
الله ينصر الدولة العادلة وإن كانت كافرة، ولا ينصر الدولة الظالمة وإن كانت مؤمنة
Allah mendukung negara yang adil, bahkan jika itu adalah negara kafir, dan Dia tidak mendukung negara yang zalim, bahkan jika itu adalah negara beriman. [Al-Hisbah fi al-Islam, hal. 7]
Baca Juga: Surah Ali Imran [3]: 103: Menjaga Integrasi Negara
Dalam hal ini, Syaikh Musthafa al-Maraghi menawarkan empat pondasi utama yang dapat menyokong kesejahteraan dan kemajuan suatu bangsa. [Tafsir al-Maraghi, juz 17, hal. 76]
Pertama, dipimpin oleh soerang pemimpin yang ahli, bijak dan adil. Keberadaan seorang pemimpin merupakan hal yang niscaya dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Ia berfungsi untuk mengarahkan, menggerakkan dan menghidupkan seluruh elemen masyarakat menuju tujuan bersama.
Negara yang dipimpin oleh sosok yang berintegritas dan memiliki kapabelitas yang tinggi memiliki peluang untuk makmur sejahtera. Hal ini karena seorang pemimpin yang memiliki kapasitas pengetahuan yang mumpuni akan memiliki langkah yang terstruktur dalam membuat kebijakan. Selain itu, sikap integritas juga penting dimiliki agar nantinya ketika mejalankan tugas dan membuat keputusan ia tidak bertindak zalim dan semena-mena kepada msyarakat.
Kedua, memiliki pasukan militer yang kuat dan terstruktur. Keberadaan kekuatan militer dibutuhkan untuk melindungi suatu negara dari rongrongan bangsa lain. selain itu, kekuatan militer juga berfungsi untuk menjaga stabilitas negara dari pemberontakan dan intervensi internal yang dapat mengancam kesatuan bangsa.
Ketiga, menciptakan lapangan pekerjaan yang mencakup semua sektor, baik dari pertanian, industri, perniagaan dan lain sebagainya. Lapangan pekerjaan yang sudah tersedia kemudian harus diisi oleh masyarakat agar roda perekonomian berjalan lancar.
Baca Juga: Prinsip-Prinsip Bernegara dalam Islam (Bagian 2)
Selain untuk mencari nafkah, bekerja di sektor-sektor yang ada secara tidak langsung juga memberikan kontribusi kepada masyarakat secara umum. Bayangkan saja jika tidak ada petani, maka siapa yang akan menggarap lahan persawahan untuk menghasilkan bahan makanan pokok?
Keempat, mengatur pemerataan tugas dan kewajiban masing-masing individu sesuai job dan pekerjaan mereka. keahlian masing-masing anggota masyarakat tentu berbeda-beda. Sehingga seorang petani hendaknya fokus mengurusi masalah pertanian, jangan sampai ikut campur urusan industri yang bukan bidangnya. Sebaliknya orang yang tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang pertanian agar tidak ikut campur dalam masalah pertanian.
Dalam sebuah hadis Rasulullah saw. bersabda:
إِذَا وُسِّدَ الأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ
Apabila suatu perkara diserhkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah hari kiamat. HR. Al-Bukhari
Dengan adanya pemerataan seperti ini, diharapkan mayarakat yang bekerja di satu bidang tertentu menjadi lebih profesional dalam pekerjaannya. Profesionalitas ini penting agar sebuah pekerjaan dapat terselesaikan dengan maksimal.
Baca Juga: Strategi Pertahanan Keamanan Negara dalam Al Quran
Dengan adanya empat hal di atas, sebuah negara akan mengalami masa kejayaan. Menurut al-Maraghi, peradaban-peradaban besar seperti Persia, Romawi, kekhalifahan dan kerajaan-kerajaan Islam pernah mendominasi dan menguasai dunia karena dibangun di atas empat pondasi di atas.