BerandaTafsir TematikQ.S. Ali-Imran Ayat 195: Dasar Kesetaraan Peran Sosial Laki-Laki dan Perempuan

Q.S. Ali-Imran Ayat 195: Dasar Kesetaraan Peran Sosial Laki-Laki dan Perempuan

Alquran memberikan pandangan positif terhadap perempuan. Semua ayat yang membahas tentang Adam dan pasangannya, selalu menggunakan kata ganti dua orang (dhamīr mutsannā), yang menunjukkan kesetaraan peran sosial laki-laki dan perempuan.
Melalui tulisan ini, penulis akan menguraikan Q.S. Ali Imran [3]: 195 sebagai salah satu ayat yang menyinggung kesetaraan dalam peran sosial gender. Berikut teks dan terjemah ayatnya:

فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ اَنِّيْ لَآ اُضِيْعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِّنْكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰىۚ بَعْضُكُمْ مِّنْۢ بَعْضٍۚ فَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَاُخْرِجُوْا مِنْ دِيَارِهِمْ وَاُوْذُوْا فِيْ سَبِيْلِيْ وَقٰتَلُوْا وَقُتِلُوْا لَاُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّاٰتِهِمْ وَلَاُدْخِلَنَّهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ ثَوَابًا مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِۗ وَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الثَّوَابِ

“Maka, Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan perbuatan orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah (keturunan) dari sebagian yang lain. Maka, orang-orang yang berhijrah, diusir dari kampung halamannya, disakiti pada jalan-Ku, berperang, dan terbunuh, pasti akan Aku hapus kesalahan mereka dan pasti Aku masukkan mereka ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai sebagai pahala dari Allah. Di sisi Allah-lah ada pahala yang baik.”

Baca Juga: Kesalingan dan Kesetaraan Relasi Suami-Istri dalam Maqashid Al-Quran

Asbabun Nuzul Ayat
Ayat ini turun sebagai respons dari pertanyaan Ummu Salamah kepada Rasulullah terkait tidak disebutkannya wanita dalam persoalan hijrah. Ayat ini turun untuk menjelaskan bahwa wanita diperlakukan sama dengan kaum lelaki sebagai ganjaran atas amal yang mereka kerjakan. Berikut teks dan arti hadisnya:

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، لَا أَسْمَعُ ذَكَرَ النِّسَاءَ فِي الْهِجْرَةِ. فَأَنْزَلَ اللهُ تَعَالَى: (أَنِّيْ لَا أُضِيْعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِنْكُمْ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْتَى بَعْضُكُمْ مِنْ بَعْضٍ).

“Ummu Salamah mengadu kepada Nabi, “Wahai Rasulullah, kami (kaum wanita) tidak mendengar Allah menyebut peran kaum wanita dalam per-soalan hijrah.” Allah SWT. lalu menurunkan ayat, annī lā uḍī‘u ‘amala ‘āmilin minkum min ẓakarin au unṡā, ba‘ḍukum min ba‘ḍ. (Hanafi, Asbabun Nuzul, 168)
Sebagai sarana untuk memahami ayat di atas, penulis menyertakan pandangan para mufassir dalam artikel ini, agar dapat ditarik hikmah dan kesimpulan untuk kemudian diimplementasikan.
Menurut Ibnu ‘Asyur dalam tafsirnya, ayat ini secara tegas menyatakan bahwa Allah tidak membedakan derajat antara laki-laki dan perempuan. Keduanya memperoleh balasan yang setara, tanpa adanya ketimpangan bagi salah satu pihak. (Ibnu ‘Asyur, 1997: 203-204)
Ayat ini menjanjikan pahala yang setara terhadap laki-laki dan perempuan yang beramal saleh, tanpa adanya diskriminasi berdasarkan gender. Ayat ini menjadi respon bahwa tidak ada perbedaan antara keduanya, karena berasal dari satu keturunan. (Shihab, 2002: 316-317)
Dalam tafsirnya, Imam Sya’rawi (Sya’rawi, 1991: 715) membuka mata kita dengan pesan sederhana namun sangat bermakna, barangsiapa yang ingin diperkenankan doanya, hendaklah beramal saleh, baik laki-laki maupun perempuan.
Imam Sya’rawi menjelaskan kesetaraan gender disini sebagai bentuk ajakan terhadap kaum Muslim untuk mengerjakan amal saleh, tanpa adanya perbedaan berdasarkan jenis kelamin, agar hidup menjadi berkah dan bermakna.
Beramal saleh tidak diberatkan kepada laki-laki saja. Perempuan mempunyai hak dan kewajiban, sebagaimana laki-laki mempunyai hak dan kewajiban. “Yang setengah dari yang setengah”, artinya perpaduan kerja kasar pria dan halus wanita dimasyarakat. (Hamka, 1990: 1037)

Baca Juga: Mengenal Sachiko Murata dan Pendekatannya dalam Membaca Ayat Relasi Gender

Hikmah Kandungan Ayat dalam Kehidupan Sehari-Hari
Ayat ini mengajarkan kita bahwasannya Allah swt. memberikan ganjaran kepada manusia yang senantiasa beramal saleh, tanpa adanya keistimewaan berdasarkan gender.
Ayat ini juga mengajarkan kita agar tidak bersifat sombong, baik dari segi gender, pekerjaan, ataupun keturunan. Karena sejatinya Allah memberikan pahala kepada hambanya yang berbuat kebajikan dan beramal saleh, tanpa ada ketimpangan antara satu sama lain.
Ayat ini juga mengajak kita untuk menghilangkan segala bentuk diskriminasi berdasarkan gender. Ini bukan sekadar janji abstrak, melainkan fondasi untuk memahami bahwa manusia, baik pria maupun wanita, berasal dari satu keturunan dan memiliki hak serta kewajiban yang seimbang dalam beramal.

Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan tafsir yang telah penulis paparkan, dapat ditarik kesimpulan bahwa ayat ini memberikan pandangan terhadap kesetaraan gender dalam peran sosial. Para mufassir menegaskan bahwa Allah tidak membedakan sedikitpun derajat laki-laki dan perempuan atas pahala dan amal saleh yang mereka kerjakan.
Buya Hamka menjelaskan satu konsep yang sangat menarik pada ayat ini, “yang setengah dari yang setengah”, ini menggambarkan antara perpaduan peran kasar pria dan halus wanita yang menciptakan keharmonisan dalam masyarakat. Dengan ini, kita dapat merenungkan kesetaraan sebagai fondasi terhadap kehidupan sosial yang adil dan harmonis.
Ayat ini secara tegas berpesan bahwa kesetaraan spritual dapat mendorong perempuan untuk berkontribusi aktif dalam doa dan amal, yang kemudian dapat meningkatkan dinamika masyarakat Muslim secara keseluruhan.

Baca Juga: Emansipasi Tiga Sahabat Perempuan dan Asbab Nuzul Turunnya Ayat-Ayat Kesetaraan

Melalui ayat ini kita dapat menghilangkan budaya patriarki, yang cenderung melakukan diskriminasi terhadap perempuan. Ayat ini tidak hanya berbicara tentang kesetaraan individual, tetapi juga untuk membangun masyarakat yang berpegang pada prinsip keadilan dan menerapkan inklusivitas dalam bermasyarakat.[]

- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Jahiliyah Modern: Membaca Ulang Al-Mā’idah [5]:50 sebagai Kritik Hedonisme, Materialisme dan...

0
Surah Al-Ma’idah :50 merupakan salah satu ayat paling tegas dalam Alquran yang mengecam penolakan manusia terhadap hukum Allah dan kecenderungan mereka memilih aturan serta...