BerandaBeritaPesan Cinta Syekh Adnan al-Afyouni: Pertahankan Kesejahteraan Indonesia !

Pesan Cinta Syekh Adnan al-Afyouni: Pertahankan Kesejahteraan Indonesia !

Seseorang yang berkhidmah untuk Negara, maka dia sama saja berkhidmah untuk agama negara tersebut. Sehingga ada jargon “Hubbul Wathan Minal Iman”, cinta tanah air merupakan bagian dari iman. Maqalah tersebut sudah sinkron dengan maksud dan tujuan terbentuknya negara Indonesia yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu: “Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum; dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.

Karena menurut cara pandang geopolitik, kelangsungan hidup suatu bangsa tergantung kepada ruang untuk hidupnya atau wilayah negara tersebut. Demi kelangsungan hidup, termasuk pelaksaan ritual keagamaan (ibadah) bagi bangsa Indonesia, maka wilayah negara Republik Indonesia harus dipertahankan.

Akhir-akhir ini, isu tentang radikalisme atau ekstrimisme acapkali naik suhu. Hal ini penting untuk selalu mendapat perhatian dan sikap oleh pemerintah sebagai bentuk perlindungan terhadap keutuhan Negara Kesatuan Replublik Indonesia. Bahaya ideologi tersebut sudah terbukti ancamannya terhadap keutuhan suatu bangsa. Sebagai contoh negara-negara timur tengah seperti Irak, Suriah, Yaman dan Libya.

Sebagai Bangsa yang cerdas, Indonesia harus melirik negara-negara tersebut untuk dijadikan i’tibar. Bahaya besarnya dapat meluluhlantahkan bangsa, hilangnya pendidikan bagi generasi muda, lapangan kerja, tempat tinggal dan lain-lain. Kerena kecintaan seorang ulama dari suriah Syaikh Adnan Afyouni terhadap Indonesia, kepeduliannya agar Bangsa dengan penduduk muslim terbesar ini tetap utuh, aman dan sejahtera, beliau menyampaikan pesan cinta untuk Indonesia.


Baca juga: Tafsir Surat Ali Imran Ayat 103: Dalil Sila Ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia


Berikut terjemahan sambutan beliau dari video yang dipublikasikan di akun youtube Sekretariat Al-Syami (Ikataan Alumni Syam Indonesia) pada 14 januari 2019, bisa klik di sini.

Segala puji bagi Allah dan Shalawat salam tercurahkan untuk Rasulullah SAW.

Suriah (Syam) adalah negara yang kaya peradaban dan bumi tempat Allah menurunkan risalahNya kepada para nabi. Rasulullah Saw. telah mendoakan keberkahan untuk Syam.  Dahulu suriah merupakan negara yang paring murah biaya hidupnya, paling damai (sejahtera) dan paling lapang dalam kebebasan. Penduduknya hidup dari latarbelakang berbeda-beda; suku, madzhab, agama dan ras, sebagai sesama saudara yang saling mencintai.  Seakan mereka dalam satu keluarga.

Suriah merupakan sumber keilmuan yang hak (baca; benar) dan murni, juga merupakan kiblatnya hidayah (petunjuk). Penduduknya seakan merasakan hidup di suatu tempat bagian dari surga. Kondisi seperti itu berlangsung hingga datangnya Arab Spring (musim semi di arab) atau demokratisasi berdarah. Peristiwa ini bermula dari konflik kecil di tengah masyarakat, kemudian terjadi demonstrasi di jalanan dan akhirnya ditunggangi kelompok-kelompok yang mempunyai kepentingan.

Mereka membangkitkan sentimen keagamaan dan menyulut sumbu emosi masyarakat.  Dari demonstrasi berdampak aksi-aksi ekstrimis dan perselisihan dengan angkat senjata. Sampai negara-negara besar pun melakukan intervensi di tengah perselisihan, dengan mereka membentuk tentara dan masuklah ke Suriah kelompok-kelompok ekstrimis, teroris.


Baca juga: Tafsir Kalimat Sawa’: Hidup Damai di Tengah Perbedaan, Kenapa Tidak?


Akhirnya berubahlah Suriah yang daluhu termasuk negara paling aman (sejahtera) tapi sekarang menjadi tempat berkobarnya api perang (kedzaliman) yang  ditunggangi konspirasi lebih dari banyak negara. Kelompok ISIS dan kelompok-kelompok ekstrimis lain memanfaatkan kesempatan tersebut di Suriah.

Karena fitnah, sebagian warga Suriah pun juga tergabung dengan mereka dalam perang, sehingga kami kehilangan suriah, kami kehilangan kesejahteraan, kami kehilangan stabilitas negara, kami kehilangan hidup makmur, kehilangan harapan kami di masa lampau, kami kehilangan masa depan putra-putra kami dan anak-anak kami. Kota-kota di Suriah telah hancur, penduduknya bercerai-berai, ratusan ribu orang-orang tak bersalah meninggal menjadi korban. Kami kehilangan rasa humanism antar sesama.

Oleh sebab itu, saya sampaikan kepada seluruh warga Indonesia. Indonesia merupakan negara yang indah, negara yang penduduknya baik-baik, yaitu negara yang sejahtera dan stabil. Negara yang tumbuh berkembang menjadi lebih baik.

Jangan sekali-kali kalian menjadi sebab kerusakannya. Jangan sekali-kali kalian mengedepankan  emosi  atas syariat dan rasional, sehingga berdampak seperti yang kami rasakan efeknya sampai sekarang di suriah.

Wahai saudara-saudaraku, Indonesia  berhak  untuk kalian perjuangkan segalanya. Tinggalkanlah berbagai kepentingan-kepentingan, hawa nafsu dan hal-hal lainnya, agar Indonesia tetap bermartabat, tetap indah, dan penuh berkah, tetap manjadi negara yang aman dan tentram sebagai negara penduduk muslim terbesar, negara yang moderat, negara yang cinta kepada Allah dan Rasul-Nya saw, negara penuh pesantren-pesantren yang mengajarkan ilmu.


Baca juga: Islam Menyerukan Keadilan Sosial, Begini Penjelasan Para Mufassir


Saya sampaikan kepada kalian, ketika sebagian dari kami dikendalikan oleh emosinya, maka inilah menjadi sebab masuknya ISIS ke negara kami dan menyebabkan masuknya teroris ke negeri kami. padahal sebelum peristiwa yang terjadi di Suriah ini, tidak ada organisasi apapun atau siapapun mampu mempermainkan keamanannya, masyarakat dan negerinya. Ini berlangsung  sampai hancurnya negeri ini yang disebabkan emosi dan tidak dipakainya rasional (akal sehat), juga karena tidak berdasar hukum syariat, maka dampaknya adalah punahnya banyak hal dari kami.

Saudara-saudaraku, Indonesia merupakan amanah di pundak kalian. Hendaknya kalian mengedepankannya atas kepentingan apapun. Dan hendaknya kalian menjaganya dari segala yang menyebabkan kerusakan, kekacauan dan tercerai-berai penduduknya.

Indonesia merupakan amanah di pundak kalian yang harus dijaga dan dilindungi. Wallahu a’lam []

M. Ali Mustaan
M. Ali Mustaan
Alumnus STAI Imam Syafii Cianjur, mahasiswa pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pecinta kajian-kajian keislaman dan kebahasaaraban, penerjemah lepas kitab-kitab kontemporer
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Catatan interpolasi tafsir Jami‘ al-Bayan karya Al-Ijiy pada naskah Jalalain Museum MAJT

Jami’ al-Bayan: Jejak Tafsir Periferal di Indonesia

0
Setelah menelaah hampir seluruh catatan yang diberikan oleh penyurat (istilah yang digunakan Bu Annabel untuk menyebut penyalin dan penulis naskah kuno) dalam naskah Jalalain...