Tanggal 28 Oktober 2020 diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda yang ke 92. Di hari ini kita dhadirkan kembali pada sumpah para pemuda yang luar biasa di tanggal 28 Oktober 1928, yaitu ikrar bertanah air, berbangsa dan berbahasa satu: Indonesia
Peristiwa tersebut menjadi tonggak sejarah semangat para pemuda dalam mengawali kesadaran kebangsaan. Pada saat itu, para pemuda dari berbagai macam latar belakang bertemu, berkumpul mengusung cita-cita untuk bersatu, bertanah air satu, berbangsa satu dan berbahasa satu: Indonesia.
Kondisi kesadaran kebangsaan sekarang yang dirasa mulai luntur dan goyah ini, memperingati Hari Sumpah Pemuda dengan merefleksi nilai dan semangat yang ada di dalamnya menjadi sangat penting dan semakin terasa bermakna.
Untuk itu, dalam rangka ikut memaknai peringatan Hari Sumpah Pemuda kali ini, tafsiralquran.id merangkum beberapa artikel yang berbicara seputar kisah dan peran pemuda dalam Al-Quran juga pengaruh hari sumpah pemuda dalam perjalanan tafsir di Indonesia.
Meneladani Kisah Ashabul Kahfi dalam Al-Quran
Pada artikel ini, disampaikan beberapa teladan dari kisah pemuda ashabul kahfi. Antara lain anjuran untuk menghentikan diskusi yang tidak bermutu dan jauh dari bukti yang valid. Hal ini diabadikan dalam ayat 19 pada redaksi perkataan mereka, “.. Tuhan kamu lebih mengetahui…”, suatu ucapan dimana merupakan anjuran untuk menghentikan diskusi mengenai berapa lama waktu mereka berada dalam gua.
Ucapan ini mengandung makna agar tidak menghabiskan waktu untuk memikirkan hal-hal yang tidak terjangkau oleh nalar. Ucapan penghuni gua itu juga menganjurkan agar kita menggunakan energi hanya untuk sesuatu yang penting dan bermanfaat. Karena ucapan diatas disusul dengan usulan agar segera menugaskan salah seorang diantara mereka untuk membeli makanan, karena hal itulah yang terpenting dan bermanfaat untuk saat dan kondisi mereka ketika itu.
Ikrar Setia Kaum Hawariyyun: Refleksi Peringatan Hari Sumpah pemuda
Pada artikel ini, kita akan menemukan refleksi momen Sumpah Pemuda dari kisah kaum hawariyyun, sahabat Nabi Isa dari golongan pemuda.
Dikisahkan bahwa Ketika Nabi Isa akan dibunuh oleh orang-orang Yahudi, Nabi Isa mengumpulkan seluruh pengikut-pengikutnya dan bertanya kepada mereka.
“Siapakah diantara kalian yang ingin menjadi temanku di Surga dengan menyerupai diriku dan menggantikan posisiku untuk dibunuh oleh kaum Yahudi?”, tanya Nabi Isa.
Tentu, dibutuhkan loyalitas yang tinggi dan komitmen yang kuat untuk melakukan itu. Semua pengikut Nabi Isa diam kecuali sekelompok Kaum Hawariyyun yang berjumlah 12 orang. Mereka para pemuda sekaligus sahabat Nabi Isa yang dengan tegas menyatakan siap berkorban demi keberlangsungan syariat yang dibawa Nabi Isa.
Kemudian Nabi Isa mengulangi pertanyaan hingga tiga kali, dan hanya mereka pulalah yang menyatakan siap berkorban.
Kisah ini dapat kita jadikan sebagai refleksi untuk mengingat sumpah pemuda. Sumpah pemuda dipelopori oleh para pemuda dan juga sebagai kristalisasi pembentukan negara kesatuan republic Indonesia. Karena keberanian dan sikap visioner para pemuda yang andil dalam sumpah pemuda terwujudlah kemerdekaan Indonesia.
Pengaruh Sumpah Pemuda terhadap Tafsir Al-Quran di Nusantara
Pada tulisan ini kita akan mendapati perbedaan keadaan tafsir Al-Quran di Nusantara sebelum dan sesudah peristiwa sumpah pemuda. Sebelum peristiwa Sumpah Pemuda, tafsor di Nusantara kebanyakan masih berbahasa Melayu Jawi atau bahkan bahasa lainnya.
Terjadinya Sumpah Pemuda ternyata menginspirasi ulama-ulama yang ingin lebih luas jangkauan pembaca karya tafsirnya. Salah satu tokoh yang menggunakan aksara Roman adalah Mahmud Yunus. Ia semula menerbitkan tiga juz pertama dari tafsirnya menggunakan Jawi Melayu pada tahun 1922. Namun pada tahun 1938 jauh setelah adanya Sumpah Pemuda, Mahmud Yunus justru melengkapi tafsirnya dengan murni bahasa Indonesia.
Demikian sekilas artikel tentang kisah pemuda dalam Al-Quran dan peran Sumpah Pemuda dalam tafsir di Nusantara dalam rangka refleksi Hari sumpah Pemuda. Semoga bermanfaat!
Selamat Hari Sumpah Pemuda!