BerandaKhazanah Al-QuranIluminasi Mushaf Al-Bantani; Ekspresi Identitas Keislaman Masyarakat Banten

Iluminasi Mushaf Al-Bantani; Ekspresi Identitas Keislaman Masyarakat Banten

Khazanah mushaf tentu tak bisa dipungkiri perkembangannya. Mushaf-mushaf kontemporer semakin banyak variannya, baik untuk edukasi, komoditas, maupun identitas. Salah satu mushaf yang dibuat untuk menunjukkan identitas keislaman adalah Mushaf Al-Bantani. Mushaf ini menampilkan hasil seni, estetika yang berasal dari legacy peradaban Banten.

Mushaf ini termasuk dalam rentetan mushaf kontemporer indah di Indonesia. Sebelum mushaf ini, terdapat mushaf-mushaf indah yang dipelopori pemerintah maupun swasta serta memiliki corak kearifan lokal. Mushaf-mushaf sebelumnya seperti Mushaf Istiqlal (1995), Mushaf Sundawi (1997), Mushaf Bu Tien (1999), Mushaf Jakarta (2000), Mushaf Kalimantan Barat (2002).

Mushaf Al-Bantani mulai ditulis pada 2 Februari 2008 dan selesai pada 28 Agustus 2010 (18 Ramadan 1431 H) atas prakarsa MUI Provinsi Banten. Versi cetak mushaf ini berukuran 25 x 17,5 cm, dan versi cetak yang ada terjemahnya berukuran 27,5 x 21 cm. Sementara versi tulis tangannya berukuran 50 x 70 cm dengan kertas impor merk “Felind D’ Arches” dari Prancis dan “Qonqueror” dari Inggris. Mushaf ini termasuk mengikuti sistem pojok dan halamannya berjumlah 604 halaman.


Baca juga: ‘Nabiyyil Ummiyyi’, Benarkah Benarti Nabi Tidak Bisa Baca Tulis?


Dalam proses penulisannya, mushaf ini tidak hanya melibatkan kaligrafer yang mumpuni, namun juga illuminator, dan peneliti yang kompeten. Kaligrafernya terdiri dari sepuluh orang yang dikoordinatori oleh Dr H Ahmad Tholabi Kharlie. Sementara desainer iluminasinya dari ahli seni rupa Institut Teknologi Bandung, dan tim peneliti diketuai Prof. Dr. H. A. Tihami, M.A., M.M.

Menariknya, mushaf ini memiliki iluminasi yang menawan tiap juz-nya. Iluminasi ini terinspirasi dari 29 artefak dan 1 manuskrip peninggalan peradaban Banten. Ketiga puluh iluminasi tersebut memiliki varian yang terdiri atas iluminasi dasar dan iluminasi instrumental. Mengutip ungkapan Ali Akbar, Iluminasi dasar sumbernya adalah artefak dan manuskrip Banten, sedangkan iluminasi instrumental merupakan penunjang dari iluminasi dasar sebagai pengembangan dan rekayasa grafis.


Baca juga: Tuntunan Al-Quran dalam Menyikapi Penghinaan Terhadap Nabi SAW


Iluminasi Mushaf Al-Bantani

Analisa mengenai iluminasi mushaf Al-Bantani, secara khusus telah diteliti Sherley Zulianawati tahun 2020 ini.  Penelitian itu berjudul Iluminasi dalam Mushaf Al-Qur’an Al-Bantani dan Relevansinya dalam Perkembangan Mushaf di Indonesia.

Penelitian tersebut menyebut bahwa adanya iluminasi dalam mushaf Al-Bantani tidak hanya bertujuan estetis saja. Namun juga menghadirkan ekspresi identitas keislaman masyarakat Banten. Mereka ingin menunjukkan adanya kepedulian terhadap warisan leluhur. Bahkan usaha untuk menyusun iluminasi ini, terlebih dahulu melakukan penelitian di berbagai lokasi yang dianggap menyimpan koleksi leluhur Banten. Lokasi itu seperti di Jakarta, Perpustakaan Nasional, Banten, meliputi kota Tangerang, Serang, Pandeglang, dan Lebak, serta di Krui, Lampung Barat.


Baca juga: Cara Menangkal Hoaks (Berita Bohong) Menurut Pandangan Al-Quran


Hasil dari penelusuran di lokasi tersebut merupakan iluminasi yang berhasil didesain ulang dari berbagai artefak. Kemudian digambar ulang dan diterapkan menjadi kerangka-kerangka yang berisi tiara (layaknya hiasan kepala yang dipakai ratu), selain itu juga kerangka frame-nya.  Adapun tiara yang mewakili dari 30 warisan leluhur itu sebagai berikut;

  1. Mahkota Sokoguru Masjid Carita
  2. Menara Masjid Pacinan Tinggi
  3. Memolo (kemuncak atap) Masjid Agung Banten
  4. Memolo Menara Masjid Agung Banten
  5. Memolo Masjid Kasunyatan
  6. Gapura Masjid Kasunyatan
  7. Ornamen Mihrab Masjid Kasunyatan
  8. Memolo Menara Masjid Kasunyatan
  9. Gapura Makam Masjid Kasunyatan
  10. Gapura Masjid Kanari
  11. Memolo Masjid Kanari
  12. Ornamen Mihrab Masjid Kanari
  13. Memolo Makam Maulana Yusuf
  14. Gapura Bentar Kaibon
  15. Gapura Paduraksa Kaibon
  16. Memolo Masjid Kaujon
  17. Ornamen Mihrab Masjid Kaujon
  18. Memolo Masjid Tanara
  19. Cungkup Mimbar Masjid Tanara
  20. Memolo Mimbar Masjid Tanara
  21. Memolo Masjid Singarajan
  22. Ornamen Mihrab Masjid Singarajan
  23. Memolo Masjid Caringin
  24. Trawangan Pintu Majsid Caringin
  25. Mahkota Sokoguru Masjid Carita
  26. Ornamen Sokoguru Masjid Carita 1
  27. Ornamen Sokoguru Masjid Carita 2
  28. Ornamen Mihrab Masjid Carita
  29. Arsitektur Srimanganti Surtasowan
  30. Iluminasi manuskrip Al-Qur’an Banten.

Iluminasi dari kearifan lokal tentu mengukuhkan eksistensi dan identitas masyarakat Banten. Tak hanya itu, hadirnya mushaf Al-Bantani juga menunjukkan adanya perhatian khusus oleh masyarakat Banten terhadap keberlangsungan seni mushaf yang agung.  Selain itu, penelitian yang menyertai juga mengindikasikan adanya kemajuan dan integrasi aspek intelektualitas, seni, dan keagamaan yang apik.

Tentu, saat ini banyak juga mushaf kontemporer yang memberikan sentuhan khas iluminasi daerah masing-masing.

Wallahu a’lam[]

Zainal Abidin
Zainal Abidin
Mahasiswa Magister Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal-Universitas PTIQ, Jakarta. Juga Aktif di kajian Islam Nusantara Center dan Forum Lingkar Pena. Minat pada kajian manuskrip mushaf al-Quran.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Catatan interpolasi tafsir Jami‘ al-Bayan karya Al-Ijiy pada naskah Jalalain Museum MAJT

Jami’ al-Bayan: Jejak Tafsir Periferal di Indonesia

0
Setelah menelaah hampir seluruh catatan yang diberikan oleh penyurat (istilah yang digunakan Bu Annabel untuk menyebut penyalin dan penulis naskah kuno) dalam naskah Jalalain...