BerandaTafsir TematikAl-Baqarah Ayat 286: Allah Swt Tidak Akan Membebani Seseorang Melebihi Kemampuannya

Al-Baqarah Ayat 286: Allah Swt Tidak Akan Membebani Seseorang Melebihi Kemampuannya

Setiap manusia – termasuk umat Islam – tidak akan pernah terlepas sepenuhnya dari masalah hidup. Karena ia akan datang silih berganti sebagai suatu keniscayaan hidup. Ketika satu masalah selesai, maka kita harus bersiap dengan masalah lainnya yang mungkin lebih ringan ataupun berat. Meskipun demikian, yakinlah bahwa Allah Swt Tidak Akan Membebani Seseorang Melebihi Kemampuannya.

Dengan masalah-masalah tersebut, manusia – terutama umat Islam – harus bisa bersabar dan berlapang dada. Sebab – bisa jadi – melalui masalah atau cobaan itu Allah swt ingin menguji keimanan dan ketabahan seseorang. Dengannya pula, seseorang dapat memiliki derajat yang tinggi di sisi-Nya dan mendapatkan ganjaran pahala yang agung. Kunci sukses kesabaran ini adalah keyakinan bahwa Allah swt tidak akan membebani seseorang lebih dari kemampuannya.

Allah swt berfirman dalam surat al-Baqarah [2] ayat 286 yang berbunyi:

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ࣖ ٢٨٦

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah [2]: 286).

Menurut Quraish Shihab, berdasarkan koherensi ayat, surat al-Baqarah [2] ayat 286 merupakan lanjutan dari ayat sebelumnya yang berbicara mengenai respon Al-Qur’an terhadap sebagian kaum Muslimin yang berkata, “Kami telah dibebani tugas yang tak mampu kami pikul.” Maka Rasulullah saw bersabda, “Apakah kalian berucap seperti ucapan bani Israil, ‘Kami mendengar tetapi kami tidak memperkenankannya.’ Ucapkanlah, ‘Kami dengar dan kami taati, ampunilah kami (wahai) Tuhan kami, dan kepada Engkaulah tempat kembali.”

Baca Juga: Banyak Masalah Hidup? Ingat Ayat-Ayat Penghibur Hati ini

Pada surat al-Baqarah [2] ayat 286, Allah swt ingin  menegaskan kembali bahwa Allah tidak akan membebani seseorang lebih dari kemampuannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. Artinya, setiap ketetapan Allah swt kepada manusia, baik kewajiban, cobaan ataupun musibah, itu sebanding dengan kemampuannya, tidak lebih dan tidak kurang (Tafsir Al-Misbah [1]: 624).

Setiap tugas yang Allah swt bebankan kepada seseorang tidak keluar dari tiga kemungkinan, yaitu: Pertama, mampu dan mudah dilaksanakan; kedua, sebaliknya, tidak mampu dia laksanakan; ketiga, dia mampu melaksanakannya tapi dengan susah payah dan terasa berat. Dari tiga kemungkinan ini, biasanya yang menjadi masalah utama dalam melaksanakan perintah Allah swt adalah kegigihan pelaku, bukan pada perintah atau tugas itu sendiri.

Tugas-tugas yang dibebankan Allah swt kepada manusia adalah tugas-tugas yang lapang, mudah untuk dilaksanakan, bahkan setiap kali seseorang mengalami kesulitan dalam pelaksanaan suatu tugas akibat faktor tertentu, maka kesulitan tersebut melahirkan kemudahan yang dibenarkan walaupun sebelumnya tidak boleh dilakukan. Misalnya, shalat diwajibkan berdiri, tetapi kalau sulit berdiri, maka seseorang boleh duduk dan lain sebagainya (Tafsir Al-Misbah [1]: 626).

Menurut al-Sa’adi dalam Tafsir al-Sa’adi, surat al-Baqarah [2] ayat 286 memberitahukan bahwasanya Allah Swt Tidak Akan Membebani Seseorang Melebihi Kemampuannya. Maksudnya, Allah swt hanya memerintahkan perkara-perkara yang mampu ia lakukan, tidak menyulitkan dan membebani hamba-hamba-Nya sebagaimana firman-Nya dalam surat al-Hajj [22] ayat 78:

Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu, dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama. (Ikutilah) agama nenek moyangmu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamakan kamu orang-orang muslim sejak dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Qur’an) ini, agar Rasul (Muhammad) itu menjadi saksi atas dirimu dan agar kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. Maka laksanakanlah salat; tunaikanlah zakat, dan berpegangteguhlah kepada Allah. Dialah Pelindungmu; Dia sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.” (QS. Al-Hajj [22]: 78).

Baca Juga: Surat Ghafir [40] Ayat 60: Allah Swt Akan mengabulkan Doa Setiap Hamba

Pada dasarnya – menurut al-Sa’adi – perintah ataupun larangan Allah swt bukanlah sesuatu yang menyusahkan dan menyulitkan hamba-Nya, bahkan ia adalah nutrisi bagi ruh, obat bagi jasmani dan mencegah keburukan. Allah swt memerintahkan hamba-Nya sebagai bentuk rahmat dan kebaikan-Nya. Maka tak heran apabila ditemukan kesulitan dalam melaksanakan perintah karena alasan tertentu, maka seseorang akan diberikan kemudahan.

Hal yang sama disampaikan oleh al-Maragi. Ia menyebutkan bahwa pada ayat ini Allah mengatakan bahwasanya Dia tidak akan membebani seorang hamba kecuali apa yang ia mampu laksanakan dan memberinya kemudahan sebagai bentuk rahmat dari-Nya. Firman-Nya di ayat lain, “Allah menginginkan kemudahan bagi kalian dan ia tidak menginginkan kesulitan bagi kalian.” Singkatnya, segala perintah maupun larangan Allah swt merupakan hal yang mungkin dilaksanakan.

Meskipun sebagian besar mufasir menafsirkan surat al-Baqarah [2] ayat 286 dengan makna Allah swt tidak akan membebani perintah atau larangan di luar kemampuan manusia, namun penulis memahami ayat ini lebih luas. Maksudnya, Allah Swt Tidak Akan Membebani Seseorang Melebihi Kemampuannya, baik berkenaan dengan perintah, larangan (hukum taklif) maupun cobaan dan masalah hidup. Setiap hal Dia berikan sesuai kesanggupan dan kemampuan manusia. Wallahu a’lam.

Muhammad Rafi
Muhammad Rafi
Penyuluh Agama Islam Kemenag kotabaru, bisa disapa di ig @rafim_13
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Belajar parenting dari dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

Belajar ‘Parenting’ dari Dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

0
Dalam hal parenting, Islam mengajarkan bahwa perhatian orang tua kepada anak bukan hanya tentang memberi materi, akan tetapi, juga pendidikan mental dan spiritual yang...