BerandaTafsir TematikApakah Sejarah itu Penting? Inilah Urgensi Sejarah Menurut Al-Quran

Apakah Sejarah itu Penting? Inilah Urgensi Sejarah Menurut Al-Quran

Apakah sejarah itu penting? Mungkin ini adalah pertanyaan yang terlintas di benak sebagian orang ketika melihat tumpukan buku-buku sejarah menggunung. Belum lagi setiap buku tersebut ditulis dalam beberapa jilid yang terdiri dari beribu-ribu halaman. Mereka mungkin juga bertanya, “Apa sebenarnya tujuan dan urgensi sejarah bagi manusia?” Kemudian, “Bagaimana sejarah menurut Al-Quran dalam posisinya sebagai Kitab Suci?”

Faktanya, kebanyakan buku sejarah memang tebal dan berjilid-jilid. Sebagai contoh, seorang sejarawan asal Irak Jawwad Ali pernah menulis “sebuah buku” berjudul Sejarah Arab Sebelum Islam. Buku ini terdiri dari 9 jilid yang secara gamblang mengisahkan riwayat bangsa Arab kuno dari berbagai aspek kehidupan. Hal ini menunjukkan bahwa buku tentang satu fragmen sejarah saja sudah sangat banyak, apalagi semua buku sejarah yang ada di dunia.

Meskipun bagi sebagian orang sejarah adalah sesuatu yang membosankan, namun tidak dapat dipungkiri bahwa itu memiliki peranan penting bagi manusia. Misalnya, dalam studi Al-Quran sejarah sangat penting bahkan wajib dipelajari untuk mengetahui realitas pewahyuan Al-Quran, baik berkenaan dengan situasi umum bangsa Arab ketika Al-Qur’an diturunkan (asbabun nuzul makro), maupun peristiwa-peristiwa khusus yang mengitarinya (asbabun nuzul mikro).


Baca Juga: Sababun Nuzul Mikro dan Makro: Pengertian dan Aplikasinya


Dalam banyak kesempatan, Al-Quran bahkan menggunakan peristiwa-peristiwa sejarah sebagai sarana menyampaikan sebuah pesan tertentu bagi pembacanya. Peristiwa Ini biasanya berbentuk kisah-kisah umat nabi terdahulu, yakni umat sebelum masa Nabi Muhammad Saw. Dalam artikel ini akan dijelaskan secara singkat urgensi sejarah bagi manusia menurut Al-Qur’an.

Sejarah Menurut Al-Quran Adalah Sarana Pembelajaran dan Refleksi Bagi Manusia

Terlepas dari perdebatan apakah semua kisah-kisah umat terdahulu yang disebutkan Al-Qur’an adalah realitas sejarah atau bukan. Nyatanya, sebagian sejarah tersebut memang dapat dipastikan pernah terjadi, seperti banjir besar pada masa nabi Nuh, rekonstruksi Ka’bah oleh nabi Ibrahim dan nabi Ismail, dan lain-lain. Selain itu, penyebutan kisah-kisah tersebut juga memiliki tujuan tersendiri.

Menurut Khalafullah, terlepas dari apakah sebuah kisah dalam Al-Quran merupakan sejarah atau bukan, seringkali kisah itu disebutkan Al-Quran dengan tujuan utama untuk menyentuh ranah psikologis pembaca, yaitu peringatan dan pelajaran. Dalam konteks artikel ini, urgensi sejarah menurut Al-Quran adalah pembelajaran dan refleksi (Al-Qur’an Bukan Kitab Sejarah: 102-103).

Berkenaan dengan urgensi sejarah/kisah umat terdahulu, Allah berfirman:

لَقَدْ كَانَ فِيْ قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۗ مَا كَانَ حَدِيْثًا يُّفْتَرٰى وَلٰكِنْ تَصْدِيْقَ الَّذِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيْلَ كُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ ࣖ ١١١

Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Al-Qur’an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yusuf [12]: 111)

Menurut imam al-Qurthubi, ayat ini mengatakan bahwa di dalam kisah nabi Yusuf dan keluarganya serta kisah-kisah umat terdahulu terdapat hikmah dan pelajaran bagi orang-orang yang berakal, maksudnya bagi mereka yang men-tadabburi kisah tersebut. Ayat ini juga mengindikasikan bahwa kisah-kisah dalam Al-Qur’an tidaklah diada-adakan, tetapi merupakan kisah yang benar dan sesuai dengan kisah-kisah yang dimuat dalam kitab suci agama samawi lainnya (Tafsir al-Qurthubi [9]: 277).


Baca Juga: Ini Dua Potensi yang Dimiliki Manusia dalam Al-Quran


Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa kisah-kisah Al-Qur’an memuat banyak nilai pelajaran bagi umat Islam. Nilai-nilai ini disampaikan melalui kisah sejarah agar dapat memberi kesan yang lebih mendalam dibandingkan hanya disampaikan melalui perintah ataupun larangan. Selain itu, melalui kisah pembaca Al-Qur’an juga diajak untuk berimajinasi tentang realitas kisah tersebut, sehingga nilai-nilai pengajaran lebih hidup dan mudah dihayati.

Dalam konteks yang lain, sejarah itu penting karena dapat memberi pelajaran dan peringatan kepada umat Islam tentang apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya dihindari. Ketika membaca tentang kisah azab Allah terhadap suatu kaum, hendaknya seorang muslim memperhatikan hal apa yang mengakibatkan azab tersebut ataupun sebaliknya. Setelah mengetahuinya, ia juga harus merefleksikan keadaan mereka dengan keadaan dirinya sendiri.

Melalui perenungan dan refleksi diri dengan sejarah umat terdahulu, seorang muslim dapat menimbang apa dan bagaimana ia harus berbuat dalam hidupnya, baik itu pada aspek sosial-keagamaan (saleh ritual dan saleh sosial) maupun aspek-aspek kehidupan yang lain. Dengan demikian, kisah-kisah Al-Qur’an secara tidak langsung menjadi barometer kehidupan selain hukum-hukum syariat.

Dalam konteks yang lebih luas, sejarah itu penting bagi manusia sebagai bahan, pembelajaran, pertimbangan keputusan dan sarana prediksi peristiwa di masa yang akan datang. Misalnya, kondisi pandemi Covid-19 saat ini (2020) akan menjadi sejarah kelam bagi manusia. Jika berbagai permasalahan kompleks di dalamnya ditelaah, dipahami dan direfleksikan oleh manusia di masa depan, maka pandemi-pandemi lain dapat dicegah atau minimal diatasi dengan cara yang lebih baik. Apakah sejarah itu penting? Wallahu a’lam

Muhammad Rafi
Muhammad Rafi
Penyuluh Agama Islam Kemenag kotabaru, bisa disapa di ig @rafim_13
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU