BerandaUlumul QuranAt-Tibyan Fi Adab Hamalat Al-Quran, Pengantar Petunjuk Adab Berinteraksi dengan Al-Quran

At-Tibyan Fi Adab Hamalat Al-Quran, Pengantar Petunjuk Adab Berinteraksi dengan Al-Quran

Mencari kitab yang membahas tentang hukum fikih serta tradisi di sekitar Al-Quran? Semisal, bagaimana hukum atau tradisi khataman Al-Quran? Atau hukum mengambil upah dari mengajar? Atau tradisi menangis tatkala membaca Al-Quran? Salah satu kitab yang cukup bagus dijadikan referensi adalah kitab At-Tibyan Fi Adab Hamalat Al-Quran. Tiga pertanyaan di atas diulas cukup ringkas dalam kitab tersebut. At-Tibyan juga mengulas banyak hal tentang hukum berbagai prilaku atau fakta tradisi ulama’ salaf berkaitan dengan Al-Qur’an.

Mengenal Sekilas Tentang Kitab At-Tibyan Fi Adab Hamalat Al-Quran

Sesuai dengann judul kitab, At-Tibyan Fi Adab Hamalat Al-Quran, bahasan yang diangkat lebih pada akhlak atau adab yang harus dijaga saat berinteraksi dengan Al-Qur’an. At-Tibyan tidak membahas perihal Asbabun Nuzul atau disiplin ilmu yang harus dikuasai seorang ahli tafsir. Ini dimaksudkan untuk menjembatani orang-orang yang berminat mengkaji Al-Quran, namun ia minim pengetahuan tentang ilmu-ilmu Al-Quran. Kitab ini lebih memberikan perhatian terhadap tema bagaimana seharusnya sikap seorang muslim terhadap kitab sucinya tersebut.

Kitab At-Tibyan dikarang oleh Imam Abi Zakariya Yahya ibn Syarafuddin An-Nawawi, atau Imam An-Nawawi dari Damaskus, bukan Imam Nawawi dari Banten, Jawa Barat. Imam An-Nawawi merupakan salah satu ulama yang karya-karyanya cukup sering dikaji di pesantren-pesantren di Indonesia. Beberapa judul karyanya yang tidak asing bagi pengkaji kitab kuning adalah: Al-Arba’in An-Nawawiyah, Al-Adzkar, Riyadus Shalihin, dan Minhajut Thalibin.

Baca Juga: Mengenal Kitab Fathul Khabir dan Ulumul Qurannya Karya Syekh Mahfudz At Tarmasi

Karya-karya Imam An-Nawawi cukup populer di Indonesia, sebab beberapa diantaranya cukup ringkas dalam bidang ilmunya dan mencakup intisari di bidang ilmu tersebut. Selain Itu, Kitab-kitab An-Nawawi dikenal terbilang cukup mudah untuk dipelajari, sebab memiliki sistematika pembahasan yang memudahkan pembacanya, dan ini pula yang ditampilkan dalam kitab At-Tibyan.

Karakteristik Serta Sistematika At-Tibyan Fi Adab Hamalat Al-Quran

Pengarang kitab At-Tibyan menyampaikan bahwa karyanya itu memang sengaja disusun secara ringkas. Ini dapat disimak dalam pendahuluannya. Berdasar pengakuan Imam An-Nawawi, di masanya ia menyaksikan banyak orang yang memiliki perhatian besar terhadap Al-Qur’an dan adab atau akhlak-akhlak yang penting dilakukan saat berinteraksi dengan Al-Qur’an. Sudah ada sebenarnya yang menyusun karya tentang adab terhadap Al-Qur’an. Sayangnya, karya-karya tersebut menurut Imam An-Nawawi, sulit untuk dihafal dan juga dipelajari. Oleh karena itu Imam An-Nawawi berinisiatif menyusun karya baru yang mudah dihafal dan dipelajari (At-Tibyan/7).

Untuk itu, At-Tibyan disusun Imam An-Nawawi dengan menyinggung banyak hal, tapi secara ringkas saja. Tidak panjang lebar serta mendetail. Meski ringkas, At-Tibyan tidak dibiarkan hanya berupa uraian hasil kesimpulan tanpa ada landasan Al-Quran serta hadis, atau rujukan komentar para ulama. Hanya saja, hadis-hadis yang dicantumkan disebutkan tanpa rangkaian panjang sanadnya, dan hanya disebutkan mukharrij-nya saja. At-Tibyan menjadi semakin mudah dipelajari sebab An-Nawawi di akhir kitab tersebut, mengulas berbagai istilah-istilah yang dipakai dalam At-Tibyan. Ulasan ini mencakup cara baca serta pengertian.

Imam An-Nawawi berharap, dengan model At-Tibyan yang seperti ini, kitab ini menjadi mudah untuk dihafal, dipelajari dan dapat dengan mudah tersebar di antara para pembacanya. Menghafal kitab memang menjadi tradisi penting di zaman An-Nawawi. Beliau bahkan pernah menganjurkan bagi pelajar pemula, untuk menghafal satu kitab matan di setiap fan ilmu untuk memudahkannya mempelajari ilmu-ilmu keislaman ke depannya (al-Majmu’/1/38).

Baca Juga: Inilah Kelebihan dan Kekurangan Belajar Al-Quran Melalui Tulisan Latin

Imam An-Nawawi mencantumkan 10 bab dalam At-Tibyan. Yaitu: 1) Sekilas tentang keutamaan membaca dan menghafal Al-Qur’an; 2) Keunggulan membaca Al-Quran dan pembaca Al-Quran dibanding selain keduanya; 3) Memuliakan ahli Al-Quran dan larangan menghina mereka; 4) Adab pengajar dan pelajar Al-Quran; 5) Adab penghafal Al-Quran dan pahalanya; 6) Adab membaca Al-Quran; 7) Mengenai adab khalayak umum terhadap Al-Quran; 8) Ayat serta surat yang disunnahkan dibaca di waktu atau keadaan tertentu; 9) Mengenai menulis Al-Quran dan memuliakan mushaf; 10) Bab khusus mengulas istilah-istilah dalam kitab At-Tibyan (At-Tibyan/9).

Di bawah bab-bab di atas, Imam An-Nawawi mencantumkan banyak fasal atau pembahasan kecil dan terpisah, kurang lebih 25 fasal di setiap babnya. Oleh sebab terbilang tidak tebalnya kitab ini serta banyaknya pembahasan, maka banyak fasal yang hanya memuat 3-4 paragraf saja ketika menjelaskan hal yang dibahas. Model seperti ini yang akhirnya membuat kitab tersebut amat ringkas. Kitab ini dirasa cukup representatif sebagai pengantar untuk mempelajari lebih lanjut dalam kitab-kitab yang lebih besar dan lebih panjang penjelasannya.

Wallahu A’lam

Muhammad Nasif
Muhammad Nasif
Alumnus Pon. Pes. Lirboyo dan Jurusan Tafsir Hadis UIN Sunan Kalijaga tahun 2016. Menulis buku-buku keislaman, terjemah, artikel tentang pesantren dan Islam, serta Cerpen.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...