Salah satu penyakit yang menghantui manusia modern adalah penyakit stroke. Ia menjadi penyebab kematian tertinggi dan penyebab kecacatan ketiga di dunia. Sedangkan di Indonesia, stroke tercatat menjadi penyakit penyebab tertinggi pada kategori penyakit tidak menular dengan angka 21,1 persen. Hal ini membuat Indonesia menjadi negara dengan penderita stroke terbanyak di Asia.
Penyakit stroke biasanya terjadi akibat adanya gangguan atau kerusakan pembuluh otak secara mendadak. Ini bisa terjadi karena adanya penyumbatan pembuluh darah oleh plak maupun lemak darah. Penyebab lainnya adalah akibat tekanan darah yang terlalu tinggi. Faktor-faktor tersebut biasanya dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat, seperti mengkonsumsi makanan berkolestrol, minuman beralkohol, pola makan tidak teratur, stress dan lain-lain.
Selama ini, penyakit stroke dipercaya masyarakat tidak bisa disembuhkan dan dicegah. Padahal menurut mayoritas dokter, penyakit ini dapat dicegah dan disembuhkan. Hanya saja, lebih mudah untuk mencegah daripada menyembuhkannya, karena hal itu terkait seberapa parah kondisi pasien yang mengalami stroke. Pencegahan tersebut dapat dilakukan melalui gaya hidup sehat.
Sebenarnya, selain pencegahan melalui pola hidup sehat dan pengobatan medis, penyakit stroke juga dapat diatasi dengan pengobatan alternatif, yaitu rukyah atau bacaan Al-Quran. Imam al-Ghazali menyebutkan dalam kitab adz-Dzahabul Ibris bahwa ayat Al-Quran dapat digunakan untuk sarana pengobatan setengah anggota tubuh yang mati atau dalam dunia kedokteran biasa disebut hemiparesis.
Baca Juga: Al-Quran Sebagai Obat, Bagaimana Memahaminya?
Ayat Al-Qur’an untuk terapi pengobatan penyakit stroke adalah QS. Al-Hasyr [59] ayat 22-24 yang berbunyi:
هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِۚ هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ ٢٢ هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚ اَلْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلٰمُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيْزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُۗ سُبْحٰنَ اللّٰهِ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ ٢٣ هُوَ اللّٰهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰىۗ يُسَبِّحُ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ ࣖ ٢٤
“Dialah Allah tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Dialah Allah tidak ada tuhan selain Dia. Maharaja, Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera, Yang Menjaga Keamanan, Pemelihara Keselamatan, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan, Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.”
Lalu baca QS. al-Isra’ [17] ayat 82:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا ٨٢
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian.”
Amaliyah ini didapatkan al-Ghazali dari Syekh Ibnu Qutaibah. Beliau bercerita: “Suatu ketika aku berangkat haji dengan sekelompok orang. Di antara orang-orang itu, ada seseorang yang sedang mengalami mati separuh anggota badannya. Ketika melaksanakan tawaf, aku melihat ia sudah sembuh dari penyakitnya tersebut.”
Kemudian aku bertanya kepadanya karena penasaran, “Semoga Allah Swt merahmatimu, bagaimana caranya penyakitmu bisa hilang? Bagaimana bisa engkau terbebas dari mati separuh itu?” Pada saat itu, Ibnu Qutaibah sangat penasaran bagaimana orang tersebut bisa terlepas dari penyakit hemiparesis yang terkenal hampir mustahil untuk disembuhkan.
Ia menjawab, “Aku mendatangi sumur zamzam, aku mengambil air darinya dan aku masukan ke dalam sebuah wadah yang telah aku sediakan. Kemudian aku menulis dalam sebuah lembaran firman Allah Swt QS. Al-Hasyr [59] ayat 22-24 dan QS. al-Isra’ [17] ayat 82. Setelah itu, aku lantas berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Allah Swt.”
Aku berdoa, Duhai Allah, sungguh Nabi-Mu Muhammad shalalllahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Air zamzam tergantung dari niat orang yang meminumnya,” dan Al-Qur’an adalah kalam Engkau, sembuhkanlah aku dengan afiat-Mu. Tulisan ayat Al-Qur’an lalu aku lebur dalam air zamzam, kemudian aku meminumnya. Tak seberapa lama, dari tangan dan kakiku keluar keringat bercucuran, lalu penyakit mati separuhku pun sembuh.
Baca Juga: Inilah Tiga Keutamaan Surat Al Fatihah
Berdasarkan cerita tersebut, Imam al-Ghazali berkesimpulan bahwa QS. Al-Hasyr [59] ayat 22-24 dan QS. al-Isra’ [17] ayat 82 dapat digunakan sebagai sarana pengobatan penyakit mati sebelah atau yang lebih dikenal di masa modern sebagai penyakit stroke (hemiparesis). Amaliyah ini haruslah dilandasi dengan keimanan dan keyakinan yang kuat kepada Allah Swt.
Terakhir (sebagai catatan bagi pembaca), ayat Al-Qur’an tersebut hanya berfungsi sebagai washilah kesembuhan, sedangkan yang memberi kesembuhan itu sendiri adalah Allah Swt. Oleh karena itu, berdoalah dan mengharap kepada-Nya secara sungguh-sungguh tanpa keraguan. Adapun jikalau penyakit tidak sembuh pasca berdoa, maka bersabarlah dan terus berusaha, baik secara lahiriyah maupun batiniyah. Yakinlah bahwa Allah Maha Tahu dengan takdirmu. Wallahu a’lam