BerandaKhazanah Al-QuranBaca Ayat Ini Untuk Menjaga Hafalan Al-Quran dan Semua Ilmu Pengetahuan

Baca Ayat Ini Untuk Menjaga Hafalan Al-Quran dan Semua Ilmu Pengetahuan

Berbagai cara telah dilakukan oleh umat Islam untuk menjaga keotentikan Al-Quran. Sejak pewahyuan–yakni zaman nabi Muhammad Saw–Al-Quran telah dibaca dan dihafal oleh mayoritas masyarakat Islam, terutama sahabat-sahabat Rasulullah Saw. Hasilnya, sebagian besar dari mereka memiliki hafalan Al-Quran yang lengkap. Mereka inilah yang kemudian disebut sebagai huffazhul Qur’an.

Pasca Rasulullah wafat (632 M), Abu bakar yang menjadi khalifah dihadapkan dengan peristiwa-peristiwa besar berkenaan kemurtadan sebagian orang Arab yang berujung pada peperangan, yakni perang Yamamah. Perang ini terjadi pada tahun 12 H melibatkan sejumlah sahabat yang hafal Al-Quran dan 70 orang dari huffazhul Qur’an tersebut gugur di jalan Allah.

Melihat kejadian ini, Umar bin Khattab merasa khawatir. Ia kemudian menghadap Abu bakar dan mengusulkan agar Al-Quran dikumpulkan dan dibukukan sebab peperangan Yamamah telah menewaskan banyak sahabat yang Hafal Al-Quran. Ia takut jika kompilasi tidak dilakukan, maka Al-Quran akan hilang seiring hilangnya hafalan Al-Quran yang ada pada sahabat nabi Saw.

Kompilasi Al-Quran pun dilaksanakan dan penulisan Al-Quran selanjutnya terus berkembang hingga saat ini. Selain menjaga Al-Quran melalui tulisan, umat Islam juga menjaganya melalui hafalan. Tercatat semenjak masa Rasulullah Saw hingga abad 21, tradisi menghafal Al-Quran senantiasa eksis dan tersebar di berbagai penjuru Dunia. Bagi huffazhul Qur’an, menghafal bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga merupakan sebuah tugas suci.

Baca Juga: Pengumpulan Al-Quran dan Kisah Diskusi Alot Abu Bakar, Umar bin Khattab 

Para penghafal Al-Quran menggunakan berbagai metode untuk menyelesaikan hafalan Al-Quran mereka. Biasanya hal tersebut dilakukan melalui pembacaan berulang-ulang terhadap Al-Quran. Ada yang menamatkan Al-Quran dalam seminggu, ada yang menamatkan dalam 2 minggu, dan ada pula yang menamatkannya dalam jangka waktu sebulan.

Doa Agar Hafalan Al-Quran Terjaga

Selain berusaha dengan giat menghafal Al-Quran melalui pembacaan berulang-ulang, para penghafal Al-Quran (huffazhul Qur’an) juga melakukan tirakat-tirakat yang dianggap mampu untuk membantu menghafal atau menjaga hafalan Al-Quran. Karena bagi mereka menghafal Al-Quran tidak cukup hanya melalui usaha, tetapi juga melalui pertolongan Allah Swt.

Salah satu doa yang bisa diamalkan untuk menjaga hafalan Al-Quran adalah QS. Al-Fatihah [1]: 1, QS. Ar-Rahman [55]: 1-6, QS. Al-Qiyamah [75]: 16-19, dan QS. Al-Buruj [85]: 21-22. Menurut Imam al-Ghazali dalam adz-Dzahabul Ibris, jika semua ayat tersebut dibaca dan dituliskan dalam sebuah wadah air untuk minum, maka itu dapat membantu menjaga hafalan dan semua ilmu pengetahuan.

Amaliyah ini al-Ghazali kutip dari Hisyam bin Al-Kalbi (w. 202 H) yang berkata, “Aku memiliki seorang putra yang belajar menghafal Al-Quran. Setiap kali ia membaca dan menghafalnya ia lupa. Lantas, pada suatu malam saya bermimpi seseorang berkata, tulislahh di dalam wadah yang bersih bacaan,

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ١  الرَّحْمٰنُۙ ١ عَلَّمَ الْقُرْاٰنَۗ ٢ خَلَقَ الْاِنْسَانَۙ ٣ عَلَّمَهُ الْبَيَانَ ٤ اَلشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍۙ ٥ وَّالنَّجْمُ وَالشَّجَرُ يَسْجُدَانِ ٦لَا تُحَرِّكْ بِهٖ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهٖۗ ١٦ اِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهٗ وَقُرْاٰنَهٗ ۚ ١٧ فَاِذَا قَرَأْنٰهُ فَاتَّبِعْ قُرْاٰنَهٗ ۚ ١٨ ثُمَّ اِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهٗ ۗ ١٩بَلْ هُوَ قُرْاٰنٌ مَّجِيْدٌۙ ٢١ فِيْ لَوْحٍ مَّحْفُوْظٍ ࣖ ٢٢

Artinya:

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.” (QS. Al-Fatihah [1]: 1)

“(Allah) Yang Maha Pengasih, Yang telah mengajarkan Al-Quran. Dia menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara. Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan, dan tetumbuhan dan pepohonan, keduanya tunduk (kepada-Nya).” (QS. Ar-Rahman [55]: 1-6)

“Jangan engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk membaca Al-Quran) karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan membacakannya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.  Kemudian sesungguhnya Kami yang akan menjelaskannya.” (QS. Al-Qiyamah [75]: 16-19)

“Bahkan (yang didustakan itu) ialah Al-Quran yang mulia, yang (tersimpan) dalam (tempat) yang terjaga (Lauh Mahfuzh).” (QS. Al-Buruj [85]: 21-22)

Lalu tuangkan air zamzam ke dalam wadah tersebut kemudian minumkanlah kepada anakmu, maka in sya Allah dia akan hafal Al-Quran dan ilmu pengetahuan yang lain.” Hisyam bin Al-Kalbi melakukan sebagaimana yang diperintahkan dan tak lama kemudian anaknya mampu menjadi salah satu huffazhul Qur’an.

Baca Juga: Mana yang Lebih Utama, Membaca Al-Quran dengan Hafalan atau dengan Melihat Mushaf?

Bagi siapa yang ingin menghafal Al-Quran dan menjaga hafalannya tersebut dapat melakukan amaliyah di atas dengan catatan bahwa ia juga berusaha sungguh-sungguh menghafal dan menjaga hafalannya melalui pembacaan berulang-ulang terhadap Al-Quran Al-Karim. Doa ini hanya berfungsi sebagai sarana pembantu, bukan sarana utama. Allahumarhamna bil Qur’an, aamiin.

Muhammad Rafi
Muhammad Rafi
Penyuluh Agama Islam Kemenag kotabaru, bisa disapa di ig @rafim_13
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...