BerandaUlumul QuranBagaimana Al-Quran Diturunkan? Simak Penjelasannya

Bagaimana Al-Quran Diturunkan? Simak Penjelasannya

Tafsiralquran.id – Diturunkannya Alquran oleh Allah swt kepada Nabi Muhammad saw. adalah bentuk mukjizat terbesar bagi Rasul saw dan umat Islam. Kita tahu bahwa Alquran diturunkan secara mutawatir melalui malaikat Jibril, membacanya bernilai ibadah, dimulai dari surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas.

Lalu pertanyaannya, bagaimana proses kronologi Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad saw? Berikut penjelasannya.

Dalam Alquran, setidaknya tiga ayat ini cukup merepresentasikan turunnya Alquran, yakni:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ ….. (البقرة: ١۸٥ )

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ (القدر: ١ )

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ (الدخان:٣)

Menurut Manna’ al-Qattan dalam Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an, ketiga ayat ini tidaklah bertentangan. Sekalipun secara dzahirnya seakan-akan bertentangan. Sebab, ketiga ayat di atas seakan mengisyaratkan bahwa Alquran diturunkan sekaligus di malam yang diberkahi, yakni malam lailatul qadr. Yang dalam realitanya, Alquran turun kepada Nabi Muhammad saw. selama kurang lebih 23 tahun.

Maka, dalam menyikapi ketiga ayat di atas, pendapat ulama terbagi menjadi 2 aliran, yakni, pertama pendapat dari Ibnu ‘Abbas dan segenap ulama serta yang dijadikan pegangan oleh umunya ulama. Bahwa maksud dari ketiga ayat di atas adalah turunnya Alquran secara sekaligus ke baitul ‘izzah di langit dunia, agar malaikat mengagungkannya. Kemudian, Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril secara berangsur-angsur sesuai dengan peristiwa yang terjadi.

Pendapat ini didasarkan pada riwayat-riwayat yang shahih dari Ibnu ‘Abbas. Yakni, (a) riwayat Ibnu ‘Abbas yang menjelaskan bahwa, “Alquran diturunkan sekaligus ke langit dunia pada malam lailatul qadr. Kemudian, setelah itu Alquran diturunkan selama dua puluh tahun”, dan dibacakan surat al-Furqan ayat 33 dan al-Isra’ ayat 106. (b) Ibnu ‘Abbas berkata, “Alquran itu dipisahkan dari adz-dzikr, lalu diletakkan di baitul ‘izzah di langit dunia. Maka, Jibril mulai menurunkannya kepada Nabi Muhammad Saw.”

Dan, (c) Ibnu ‘Abbas juga berkata, “Allah menurunkan Alquran sekaligus ke langit dunia, tempat turunnya berangsur-angsur. Lalu, Allah menurunkannya kepada Nabi Muhammad Saw. bagian demi bagian”. Serta, (d) Ibnu ‘Abbas juga mengatakan bahwa, “Alquran diturunkan sekaligus pada malam lailatul qadr di bulan Ramadhan ke langit dunia, kemudian Alaquran diturunkan secara berangsur-angsur”.

Aliran kedua, yakni sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh asy-Sya’bi. Asy-Sya’bi atau ‘Amir bin Syarahil adalah seorang tabi’in yang wafat tahun 109 H, ahli hadis dan salah seorang guru dari Imama Abu Hanifah.

Asy-Sya’bi menjelaskan bahwa ketiga ayat di atas merupakan permulaan turunnya Alquran kepada Nabi Muhammad Saw, yang dimulai di malam lailatul qadr di bulan Ramadhan. Selanjutnya, diturunkan kepada Nabi Saw. secara bertahap sesuai dengan kajadian dan peristiwa, selama kurang lebih 23 tahun.

Kedua aliran ini, menurut al-Qattan tidak bertentangan. Selain itu, juga ada pendapat dari hasil ijtihad sebagian mufassir, namun tidak ada dalil pendukungnya. Menurut mereka, Alquran diturunkan selama 23 malam lailatul qadr. Ada yang menyebutnya 20 atau 25 malam lailatul qadr, hal ini sesuai dengan perbedaan pendapat berapa lama Nabi Saw. tinggal di Mekkah.

Pada setiap malamnya, di malam-malam lailatul qadr itu, ada yang ditentukan oleh Allah untuk diturunkan pada setiap tahunnya. Dan, jumlah wahyu yang diturunkan ke langit dunia  di malam lailatul qadr, untuk masa satu tahun penuh itu kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Saw. sepanjang tahun.

Di akhir penjelasan ini, al-Qattan memberikan penegasan, bahwa pendapat yang paling kuat dalam persoalan ini adalah Alquran diturunkan sebanyak dua kali, yakni diturunkan sekaligus pada malam lailatul qadr ke baitul ‘izzah di langit dunia. Lalu, dari langit dunia ke bumi, kepada Nabi Muhammad saw. melalui perantara malaikat Jibril secara berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun.[]

Miatul Qudsia
Miatul Qudsia
Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Alquran dan Tafsir UIN Sunan Ampel Surabaya, pegiat literasi di CRIS (Center for Research and Islamic Studies) Foundation
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...