Diskusi tentang seluk-beluk manusia tidak akan pernah habis. Salah satunya pembahasan tentang kondisi psikologis manusia. Sebagian besar perilaku dan cara manusia bereaksi akan suatu hal dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Pengalaman yang diberikan oleh keluarga dan orangtua dalam mengasuh anak menjadi faktor terbesar perilaku terbentuk serta mempengaruhi inner child seseorang.
Pengertian Inner Child
Inner child merupakan kumpulan kejadian yang dialami oleh individu semasa kecil (Stephen A Diamond, Essential Secrets of Psychotherapy: The Inner Child, 2008). Pengalaman tersebut menjadi bagian dari seseorang yang berdampak hingga masa dewasa. Beberapa pengalaman negatif yang dapat menyebabkan inner child yang terluka adalah pengabaian dari orang terdekat, kekerasan secara fisik maupun emosional.
Baca juga: Mental Illness dalam Kajian Semantik Alquran
Inner child yang terluka mempengaruhi perilaku, emosi seperti takut, cara merespon atau berinteraksi, serta kesusahan dalam menjalani suatu hubungan. Permasalahan tersebut tentunya merugikan diri sendiri maupun orang lain. Karenanya diperlukan penyembuhan terhadap inner child yang terluka.
Alquran sebagai penyembuh
Alquran menawarkan berbagai solusi terhadap permasalahan manusia, salah satunya sebagai sarana untuk self-healing atau penyembuhan diri. Penyembuhan penyakit dapat dilakukan dengan Alquran karena spiritualitas seseorang terbangun melalui pembacaan firman-firman Allah Swt. (Mas’udi & Istikomah, Terapi Qur’ani Bagi Penyembuhan Gangguan Kejiwaan, 141). Konsep self healing yang ditawarkan oleh Alquran di antaranya:
-
Mengingat Allah
Sebagaimana yang tercantum dalam Alquran, Surah ar-Ra’d (13): 28
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
Salah satu cara untuk mendapatkan ketenangan hati dan menyembuhkan luka batin adalah dengan berdzikir untuk mengingat Allah.
Dalam dunia Psikoterapi Islam, kegiatan berdzikir sendiri biasa dijadikan terapi penyembuhan. Menurut Ibn al-Qayyim, ayat Alquran atau doa yang digunakan untuk terapi memiliki efek yang menyembuhkan. Hanya saja, untuk bisa mencapai kesembuhan tersebut diperlukan sikap penerimaan terhadap pengobatan yang dilakukan (Achmad Zuhdi, Terapi Qur’ani, 184).
Baca juga: Keseimbangan Perspektif Al-Qur’an Sebagai Terapi Self-Healing
Ibn al-Qayyim juga menyatakan bahwa penyakit hati seperti kesusahan dan kegelisahan dapat disembuhkan dengan bacaan Alquran dan kalimat-kalimat thayyibah. Sebagaimana sabda Nabi saw.:
“Maukah kalian aku kabari tentang sesuatu, yang apabila ada seseorang di antara kamu mengalami kesedihan atau suatu cobaan dunia lalu membaca doa ini pasti Allah akan melapangkannya? Ya. Nabi Saw bersabda, yaitu doanya Dhu al-Nun: “Tidak ada Tuhan kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.” (Achmad Zuhdi, Terapi Qur’ani, 208)
-
Memaafkan
Memaafkan orang-orang yang pernah melukai diri kita di masa lampau sangat berpengaruh pada kesehatan mental kita, khususnya dalam proses penyembuhan terhadap inner child. Memaafkan akan melepaskan beban emosional yang mengendap di hati. Seperti yang tercantum dalam Alquran Surah Ali Imran (3): 134
الَّذِيۡنَ يُنۡفِقُوۡنَ فِى السَّرَّآءِ وَالضَّرَّآءِ وَالۡكٰظِمِيۡنَ الۡغَيۡظَ وَالۡعَافِيۡنَ عَنِ النَّاسِؕ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الۡمُحۡسِنِيۡنَۚ
(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.
Menurut Shihab, terdapat tiga jenjang sikap manusia dalam menghadapi kesalahan orang lain (Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Jilid 3, 221). Yaitu yang mampu menahan amarah, meskipun perasaan masih bergejolak, dan berpikir untuk membalas, namun mampu menahan dan tidak menuruti kata hati maupun pikiran.
Tingkat selanjutnya yaitu memaafkan. Kata al-‘afina berasal dari kata al-‘afw yang biasa diterjemahkan sebagai kata maaf. Kata ini bermakna antara lain menghapus. Memaafkan orang lain berarti menghapus bekas luka hati akibat kesalahan orang lain terhadap diri. Seakan menganggap tidak ada suatu kesalahan. Pada tingkatan ini, seseorang berpotensi untuk tidak memiliki hubungan dengan orang yang melakukan kesalahan.
Tingkatan terakhir merupakan tingkatan yang disukai Allah Swt., yaitu mereka yang menahan amarah, memaafkan, dan berbuat baik terhadap mereka yang melakukan kesalahan.
-
Menerima Takdir
Dengan menerima takdir rasa penyesalan dan marah akan berkurang. Menerima takdir berarti menerima apa saja yang pernah kita alami di masa lalu merupakan keputusan Allah Swt. Cara tersebut dapat mempengaruhi proses penyembuhan inner child dengan lebih baik. Allah Swt. berfirman dalam Surah at-Taghabun (64) :11
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ وَمَن يُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُۥ ۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Dari ayat tersebut, kita dapat melihat bahwa dengan mengimani takdir ada di tangan Allah Swt maka hati akan merasa tenang terhadap apapun yang menimpa. Baik itu kesenangan maupun kesedihan (Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Jilid 14, 274)
Disamping itu, kita juga harus memperbaiki diri, memberikan rasa aman dan nyaman terhadap diri. Di dalam al-Qur’an juga tercantum ayat yang memberikan kenyamanan dan ketenangan hati, khususnya bagi yang mengalami inner child. Di antaranya:
a. Ayat terkait penerimaan dan nilai diri (Surah at-Tin (95): 4) (Moch. Bashori Alwi, Tafsir Surat al-Tin dalam Tafsir Tahrir wa al-Tanwir Perspektif Maqasid al-Qur’an, 322)
b. Ayat tentang kesepian dan ditinggalkan (Surah ad-Dhuha (95): 3-5) (Muhammad Andri Setiawan & Karyono Ibnu Ahmad, Keterampilan Resiliensi dalam Surah Ad Dhuha, 42-45)
Baca juga: Stay Positive: Semua yang Datang dari Allah Adalah Baik
Dari pemamparan di atas, dapat kita pahami bahwa penting untuk mengobati hati yang terluka karena pengalaman yang tidak menyenangkan di masa kecil. Karenanya, melalui Alquran kita dapat mengetahui obat untuk menyembuhkan diri. Dengan mengingat Allah Swt, memaafkan orang yang pernah menyakiti, menerima takdir dari Allah Swt akan sangat berpengaruh pada proses penyembuhan inner child.